Selasa, 17 Juli 2012

TOPIK UTAMA - INFOKU 33


Mutasi atau Efisensi
INFOKU, BLORA- Lebih dari dua puluh lima pejabat eselon III – IV dan V dilingkungan Pemkab Blora yang lowong mendapat perhatian masyarakat luas.
Baik mulai dari anggota DPRD, Tokoh Masyarakat sampai para LSM.
Kekosongan ini menurut mereka secara tak langsung dapat mengganggu roda pemerintahan Blora.
Menurut mereka Kekosongan jabatan yang berlangsung berlarut-larut dan tidak kunjung diisi, dinilai mengganggu kinerja pelayanan masyarakat, terutama bidang pelayanan masyarakat.
Bahkan Gubenur Jateng Bibit Waluyo beberapa waktu lalu juga pernah mengatakan tentang mutasi dan jabatan kosong.
“Mutasi ada sesuatu hal yang biasa. Makanya kalau ada posisi jabatan yang kosong, Pemerintah segera melantik pejabat untuk mengisinya. Tidak harus menunggu banyak jabatan yang kosong baru digelar pelantikan,” katanya.
Dengan banyaknya jabatan yang kosong di Blora, mau tidak mau Bupati segera mungkin memutasi dan mempromosikan personilnya untuk mengisi jabatan yang kosong itu.
Secara umum pengertian Mutasi adalah usaha menempatkan pegawai pada pekerjaan dan jabatan yang sesuai kecakapan dan kemampuannya.
Banyak kalangan yang menginginkan mutasi dan Promosi pegawai berdasar kemempuan kerja, Senioritas, rasa tanggung jawab.
Agar mutasi yang dilaksanakan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi maka perlu adanya evaluasi pada setiap pegawai secara obyektif.
Terlepas dari kepentingan politik,  mutasi sangatlah penting sebagai jenjang karir pegawai yang sebagian besar mereka dambakan.
Disisi lain kekosongan jabatan atau  terkatung-katungnya pelantikan pejabat struktural menimbulkan beragam opini salah satunya dikait- kaitkan dengan suksesi.
Tak hanya itu penundaan itu menimbulkan adanya opini ada hal-hal politis mempengaruhi tertundanya pelantikan pejabat struktural dilingkup kabuten Blora.
“Sudah bukan rahasia lagi, penunjukan pejabat pada mutasi kental sekali dengan politis, tertuma di pusat” kata Kentut Prasetyo ketua Aliansi Rakyat Anti Korupsi Blora.
Untuk itulah banyak pegawai di lingkup Blora menginginkan mutasi dan promosi pejabat eselon kali ini, bener-benar berdasarkan kreteria yang sudah ada dalam aturan kepegawaian.
“Kami yakin dengan ketentuan itu, dukungan pada bupati dan loyalitas para pegawai makin tinggi,” ungkap beberapa pegawai yang enggan disebut namanya.
Namun beberapa kalangan ada yang menganggap kebijakan Bupati Blora untuk belum mengisi jabatan yang kosong adalah efisisiensi anggaran.
“Mungkin pertimbangan bupati adalah efisiensi anggaran dalam arti tunjangan jabatan bisa dialokasikan untuk kekegiatan lainnya,” kata banyak sumber yang tidak disebut namanya.
Dari data yang didapat INFOKU dua jabatan yang ramai dibicarakan adalah Sekretaris BAPPEDA dan Kabid Pendidikan Menengah Dindikpora.
Sementara terpisah Bupati Djoko Nugroho beberapa waktu lalu mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan melakukan mutasi.
Insyaallah dalam waktu dekat,” ungkapnya singkat.(Agung)

Topik samping
Sugeng Hariyanto (Anggota DPRD Blora)
Mungkin Bupati Capek Melantik Pejabat
INFOKU, BLORA- Cukup anaeh dan nyleneh apa yang diungkapkan Sugeng Hariyanto anggota DPRD Blora saat dimintai tanggapannya terkait Jabatan yang kosong dan Mutasi.
Entah itu sindiran ataukah pendapatnya yang pasti itu keluar dari penyataanya saat dikonfirmasi infoku.
Memang sejak Bupati Djoko Nugroho, kurang lebih dia telah melantik pejabat lebih dari 7 kali dengan personil yang dilantik sudah ratusan jumlahnya.
Bupati sudah capek melakukan mutasi atau merotasi pegawai sejak dia dilantik dulu, sehingga jabatan yang kosong gak perlu diisi sampai akhir jabatanya,” kata Sugeng.(Agung)


Ateng Sutarno (LSM Wong Cilik)
Strategi Gubenur Bibit Waluyo Cocok untuk Blora
BLORA, INFOKU- Pengisian jabatan pada seorang pejabat yang pensiun, hendaknya meniru apa yang diterapkan gubenur Jateng Bibit Waluyo.
Hal itu diungkapkan Ateng Sutarno LSM Wong Cilik saat dimintai harapanya terkait pengisian pejabat oleh Bupati untuk masa mendatang.
Menurutnya mengapa dirinya menyarankan Bupati Blora, agar meniru apa yang dilakukan Gubenur Jateng, adalah menganut asas Profesionalisme yakni cepat dan tepat agar program tidak tertunda.
“Anda tentunya telah membaca di media bahwa setiap pejabat Propinsi yang Pensiun, maka Gubenur kurang dari 1 bulan pasti melantik pejabat baru yang menggantikanya,” kata Ateng.
Dia juga menekankan Kebijakan gubenur tersebut akan memudahkan Baperjakat dalam bekerja.
“Bila banyak jabatan yang dikosongkan,  makin banyak pekerjaan yang tertunda maka para pejabat Baperjakat yang memberikan pertimbangan pada Gubenur akan bertambah pekerjaannya,” tegas Ateng.(Agung


Kenthut Prasetyo (ARAK)
Kebijakan Pejabat PLT Belum Maksimal
INFOKU, BLORA- Banyaknya jabatan yang dirangkap atau lebih dikenal dengan sebutan PLT secara tak langsung berpengaruh pada kerja mereka.
“Jabatan PLT mengakibatkan kebijakan yang diambil tidak maksimal karena alasan bukan merupakan pejabat definitif yang kebijakanya masih dibatasi aturan,” kata Kenthut
Artinya kebijakan mutasi harus diprioritaskan untuk melengkapi jabatan struktural yang saat ini dalam kondisi kosong dan hanya digantikan PLT.
Untuk itulah dirinya berharap agar sesegera mungkin mengisi jabatan tersebut, sehingga nantinya ada kepastian bagi jenjang para pegawai.
“Kami yakin Bupati telah menyiapkan penjabat yang siap mengemban tugas untuk melaksanakan visi dan misinya secara sepenuh hati,” tegas Kenthut.(Agung)
 klik gambar>>>baca model TABLOID