Pendidikan
Blora Menurun Siapa Yang Salah
INFOKU, BLORA- Nampaknya Dindikpora Blora harus
berbenah, mengingat tahun ini terjadi penurunan prestasi dibidang pendidikan
Blora secara menyeluruh.
Penurunan Pretasi yang dimaksud
adalah Prosentase tingkat kelulusan Siswa SMP/MTs/SMPLB yakni 98,6 % dibanding
tahun lalu yang mencapai 99,1%.
Sebagaimana diketahui Jumlah siswa
sekolah SMP/MTs/SMPLB di Kabupaten Blora yang tidak lulus mencapai 172 siswa
dari 12.578 siswa yang mengikuti ujian nasional (UN) tahun 2012.
Dari jumlah itu 110 siswa
diantaranya adalah dengan status sekolah negeri. Sedangkan untuk sekolah
Swasta ada 12 siswa dan untuk MTs sebanyak 50 siswa.
“Siswa yang tidak lulus jumlahnya ada 172
siswa, atau mencapai 98,64 persen,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(Disdikpora) Blora, Adi Purwanto melalui Kabid Pendidikan Dasar Wardoyo, Sabtu
(2/6).
Menurut Wardoyo, jumlah yang tidak
lulus pada tahun ini memang lebih banyak dari tahun lalu yang hanya 115 orang.
“Melihat hal itu maka, kepala
Sekolah yang siswanya tidak lulus akan dikumpulkan untuk dilakukan evaluasi
bersama,” jelasnya.
Terpisah Ateng Sutarno LSM Wong
Cilik saat ditemui mengatakan kenaikan jumlah siswa yang tidak lulus, adanya
berbagai dugaan awal.
Menurut Ateng yang juga mantan guru
SMPN 5 Blora ini dugaan atau penyebab kurang siapnya para guru, terhadap penerapan
Visi dan Misi Bupati Blora terhadap sekolah gratis.
“Sepertinya mereka kurang semangat
dalam mengajar murid disekolah,” kata Ateng.
Saat ditanya faktor apa yang
menyebabkannya, dia menduga faktor pendapat diluar gaji para guru hilang.
“Sejak adanya Permendiknas dan
ditindaklanjuti Perbup, tentang ditiadakanya Sumbangan Siswa Didik atau yang
lebih dikenal Uang Gedung dihapuskan, Praktis uang di komite sekolah kosong.
Sehingga mereka yang biasa dapat uang tambahan mengajar atau uang jabatan
menjadi tidak ada,” jelas Ateng.
Data yang diperoleh infoku sebelum
adanya Permendiknas maupun Perbup memang adanya tarikan uang komite sekolah,
pada tiap pemerimaan siswa didik baru.
Sehingga sekolah mempunyai uang
Komite Sekolah yang cukup banyak, dan dapat digunakan untuk pembiayaan proses
kegiatan belajar dan mengajar.
Disamping uang Komite Sekolah
digunakan untuk gaji GTT, juga ada uang tambahan jam mengajar bagi para guru,
tunjangan kasek, tunjangan Wakasek, Tunjangan Wali kelas, tunjangan guru
ekstrakurikuler.
Sementara terpisah Bupati Blora Djoko
Nugroho sangat menyayangkan bila penurunan prestasi para siswa Blora,
disebabkan oleh guru yang mempunyai mental seperti itu.
“Saya kira Pemerintah telah
memberikan perhatian kesejahteraan yang baik bagi para guru begitu juga bagi
sarana dan prasarana, apa yang kurang,” kata Kokok panggilan akrab Bupati Blora
ke 27 ini.
Menururutnya Kesejahteraan yang
dimaksud adalah Sertifikasi para guru, Insentif GTT dari APBN maupun APBD
Propinsi bahkan APBD Kabupaten.
“Harusnya mereka lebih disiplin dan
bersemangat dalam bekerja, dan mempunyai strategi yang jitu dalam mengajar
sehingga akan menghasilkan kwalitas anak didik yang baik,” tandas Bupati saat
Jumpa Pers Jumat (8/6) .
Djoko Nugroho juga menambahkan
disamping peran guru disekolah peran orang tua dirumah perlu ditingkatkan dalam
mengawasi dan membimbing putra-putrinya. (Agung)
Adi
Purwanto (Kadindikpora)
Insentifkan
Pembinaan Para Guru
INFOKU,
BLORA- Untuk mengatisipasi penurunan semangat mengajar para guru menjadi
perhatian yang serius dari Adi Purwanto selaku kadisdipora Blora.
“Memang perlu perhatian serius untuk
menghadapi para guru yang semangat dalam mengajar siswanya,” katanya.
Artinya lembaganya harus lebih aktif
dan rajin melakukan pembinaan bagi para pendidik.
Hal ini dimaksud untuk menggugah
kesadaran para guru tentang penting mendidik siswa secara serius.
Disisi lain Adi juga menambahkan
untuk meningkatkan prestasi yang harus lebih baik dari tahun sebelumnya perlu
persiapan yang lebih matang dalam menghadapi ujian ditahun mendatang.
“Sekolah hendaknya lebih
memperhatikan para siswanya dalam menerima pelajaran yang diajarkan para guru,”
tegasnya.(Agung)
Ateng Sutarno (Mantan
Guru SMPN 5 Blora)
RSBI
Bukan Jaminan Lebih Baik
INFOKU,
BLORA- Disisi lain dari kelulusan menurut Ateng perlu dikaji lagi tentang
apakah layak RSBI tetap dipertahankan keberadaannya di Blora.
Alasan dia mengatakan itu disebabkan
rata-rata NEM siswanya, boleh dikata dibawah dari Sekolah Umum.
“Saya setuju, banyak orang yang
mengatakan Sekolah RSBI Bukan Jaminan lebih baik dari Sekolah lain pada
umumnya,” kata Ateng.
Bahkan di Olimpiade Saint SMP
baru-baru ini persaingan RSBI dengan SSN sangat ketat sekali bahkan sekolah
pinggiran yang sebelumnya tidak diperhitungkan justru menyodok diatas.
Untuk itulah dia berharap agar tahun
depan sekolah yang berstatus RSBI wajib lebih baik dari tahun ini.
“Janganlah kepercayaan orang tua
siswa pada sekolah RSBI, dengan biaya yang dikeluarkanya lebih banyak di
banding sekolah lain, sia-sia adanya,” tandas Ateng.(Agung)
klik gambar>>>baca model TABLOID