Kamis, 12 Juli 2012

INFO PARLEMEN - infoku 33


Anggota Banggar Nilai Penyerapan Dana APBD Rendah
INFOKU, BLORA- Penyerapan anggaran APBD 2012 Blora hingga saat ini masih rendah. Hal itu membuat Badan Anggaran (Banggar) DPRD gerah.
Salah seorang anggota Banggar, Seno Margo Utomo, mengemukakan pihaknya akan memanggil tim percepatan pembangunan daerah. Tak hanya itu, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) juga akan diajak urun rembug.
"Penyerapan anggaran tidak bisa dianggap remeh. Harus disikapi sehingga penyerapan anggaran lebih baik lagi, karena hal itu terkait dengan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan yang dananya telah dianggarkan dalam APBD," ujar Seno Margo Utomo, Sabtu (16/6). 
Berdasarkan data yang dia miliki, Seno Margo Utomo, menyebut dari total belanja dalam APBD sebesar Rp 1 triliun lebih, penyerapan anggarannya baru mencapai Rp 279 miliar (22,8 %). Dari jumlah itu hanya Rp 5 miliar saja yang merupakan belanja pembangunan.
Sedangkan selebihnya adalah belanja rutin seperti untuk pembayaran gaji pegawai dan operasional administrasi pemerintahan.
"Semestinya pada bulan-bulan ini penyerapan anggaran sudah cukup tinggi karena sudah pertengahan tahun. Tapi mengapa masih rendah. Itu yang harus dijawab," tandas Seno.
Di tahun-tahun sebelumnya sejumlah proyek pembangunan yang dananya telah dianggarkan dalam APBD ternyata tidak bisa dilaksanakan dengan berbagai alasan. Seperti keterbatasan waktu maupun sebab lainnya.
Akibatnya sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) Blora mencapai miliaran rupiah. Bahkan pada 2011 Silpa Blora mencapai lebih dari Rp 100 miliar. DPRD berupaya menghapus anggapan proyek tidak bisa dilakukan karena keterbatasan waktu yakni dengan lebih mempercepat penetapan APBD.
Bupati Blora, Djoko Nugroho, memastikan tak lama lagi proyek-proyek pembangunan sudah akan dimulai.
Hal itu seiring telah rampungnya sebagian besar perencanaan proyek. Dia menyatakan pada bulan Juni-Juli, lelang proyek sudah dimulai. 
Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Blora, Sudharmo, selaku ketua tim percepatan pembangunan mengemukakan beberapa kali tim menggelar rapat untuk merealisasikan percepatan pembangunan di Blora.
Menurutnya tim mendorong setiap SKPD agar segera melaksanakan proyek-proyek yang dananya telah dianggarkan dalam APBD.
(Endah/AM)

 
DPRD Desak Agar Investor Lokal Diprioritaskan
INFOKU, BLORA- Komisi B DPRD Blora mendesak Pemkab lebih memprioritaskan pengusaha lokal dalam pengelolaan sumur minyak tua. Sebab hal itu dinyakini akan lebih memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Blora dibanding mendatang investor dari luar daerah.
"Kami yakin banyak pengusaha Blora yang mampu dan mau turut serta dalam pengelolaan sumur minyak tua," ujar Wakil Ketua Komisi B DPRD Blora, Legyono, Sabtu (9/6).
Menurutnya Komisi B telah melakukan pembicaraan dengan PT Blora Patra Energi (BPE) selaku BUMD Pemkab yang mempunyai kewenangan pengelolaan sumur minyak tua di Blora.
Pasalnya selama ini investor yang digandeng PT BPE dalam pengelolaan sumur tua berasal dari luar Blora.
Menurut Legyono, banyak investor dari luar maupun dari Blora yang mempunyai minat turut serta dalam pengelolaan sumur tua.
Mereka pun siap mengucurkan dana yang dimilikinya untuk memproduksi minyak dari sumur peninggalan Belanda tersebut.
Hanya saja Legyono menekankan pengusaha lokal Blora harus mendapat prioritas pertama dilibatkan dalam pengelolaan sumur tua.
Sumur minyak tua yang ada di Blora diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan. Saat ini yang telah diupayakan dikelola baru sekitar 36 oleh PT BPE, 24 sumur oleh KUD Wargo Tani Makmur Kecamatan Jiken dan 38 sumur oleh BUMD Jateng dan  282 sumur tua yang pernah dikelola Koperasi Pertamina Kokapraya.
Direktur Utama (Dirut) PT BPE, Christian Prasetya, sepakat dengan tuntutan dilibatkannya pengusaha lokal dalam pengelolaan sumur tua. "Kami setuju dengan hal itu," tegasnya.
Dia mengungkapkan, selama ini pihaknya menggunakan dua model pengelolaan sumur tua. Yakni dengan melibatkan penambang lokal atau masyarakat desa di lokasi sumur tua. Selain itu juga dengan menggandeng investor.
"Silakan pengusaha lokal Blora turut serta. Tapi risikonya juga ditanggung sendiri. Karena tidak semua sumur tua itu masih ada minyaknya," katanya.
(Endah/AM
 klik gambar>>> baca model TABLOID