Sekolah
Tanpa MCK Buang Hajatpun Lari Ke Sawah
INFOKU, REMBANG- Anggaran dunia pedidikan yang
ada, ternyata belum bisa menyentuh
infrastruktur sekolah secara menyeluruh, seperti halnya terlihat di salah
satu SDN 2 Lodan wetan kecamatan Sarang kabupaten Rembang.
Sekolah tersebut hanya
memiliki empat ruang, tiga ruang kegiatan belajar murid, satu ruang Tata Usaha sekaligus digunakan sebagai
kantor guru.
Kurangnya ruang terpaksa satu
ruang belajarpun dibagi dua kelas. Tak hanya itu, akses ruas jalan desa menuju
sekolahpun kondisinya sebagian remuk, terlihat banyak lubang dan batu kerikil
yang berserakan.
Dari pantauan wartawan di lokasi,
pemandangan kurang sedap dan terkesan aneh saat pelajaran di satu ruangan di
gunakan dua kelas, di pisah dengan penyekat terbuat dari triplek dengan
ketinggian kurang lebih satu setengah meter.
Sehingga dengan keadaan ini mempengaruhi proses belajar mengajar dan
membuat murid kurang konsentrasi. Sangat di sayangkan pula, sekolah yang
mempunyai jumlah 61 murid di tahun ini, dengan satu Kepala Sekolah (PNS), 3
Guru Kelas (PNS) dan Satu Guru Penjaskes (PNS) serta 3 GTT dan 1 PTT ini, tanpa
adanya fasilitas tempat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di sekolah.
“Proses pembelajaran memang
terganggu, untuk mencukupi ruang kelas, dengan terpaksa satu ruang dibagi
dua kelas menjadi satu, dengan harapan proses belajar tetap berlangsung.
Karena semangat para siswa yang
ada, untuk belajar cukup tinggi,” ujar Ketua Komite SDN 2 Wasiran, saat
di temui di desanya, Jumat(22/6) pagi.
Lebih lanjut, Wasiran
mengungkapkan, mereka sangat mengharapkan adanya penambahan ruang kelas untuk
belajar belajar dari Pemerintah, agar setelah adanya penambahan ruang kelas,
satu ruang bisa digunakan untuk satu ruang satu kelas.
Dia menyebut, sarana prasarana di SD
Negeri 2 Lodan wetan sangatlah minim di bandingkan SD Negeri yang ada di
wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sarang lainnya.
Termasuk fasilitas seperti lapangan untuk olah
raga, sampai sat ini juga tidak ada, sehingga proses belajar siswa terganngu.
Tidak hanya itu, MCK di sekolah juga belum ada.
“Pemerintah melalui dinas terkait
seharusnya segera menambah ruang kelas baru, agar proses belajar dan mengajar
yang ada tidak saling terganggu.
Selain itu kondisi yang ada, satu
ruang kelas di gunakan dua kelas yang berbeda, sehingga tidak dapat
dipakai sebagaimana mestinya dengan nyaman,” kata ketua Komite Sekolah yang
juga menjabat Kepala Dusun setempat.
Menanggapi kondisi yang ada, Kepala
Sekolah SD Negeri 2 Lodanwetan Warsilo S.Pd saat di konfirmasi di ruang
kerjanya membenarkan adanya kegiatan pembelajaran di satu ruang telah di
gunakan dua kelas untuk belajar murid dengan cara di pisah dari bahan
triplek.
Menurutnya, yang paling mendesak
lagi, MCK perlu di bangun. Kenyataan, di sekolah belum memiliki MCK, sehingga
banyak yang mengeluhkan.
Selain itu, dia berharap adanya
perpustakaan di sekolahnya, karena kondisi lokasi SD Negeri 2 Lodan wetan jauh
dari perkotaan.
“ Semoga yang terjadi ada jalan
keluar dan ada tanggapan. Karena sarana dan prasarana sangatlah penting. Kami
berharap adanya anggaran untuk penambahan ruang kelas dan tempat Mandi, Cuci
dan Kakus, agar anak- anak bisa merasa nyaman dan tenang dalam mengikuti
pembelajaran di sekolah.
Kenyataan yang ada, jika para siswa-
siswi mau pipis saja harus lari ke tempat sumur umum milik warga, bahkan
sangatlah kasihan jika para siswa- siswi mengaku sakit perut, mau buang
hajat saja harus berlarian di tengah sawah, “ ungkap Warsilo dengan penuh
harapan.(Sugiarti)
klik gambar >>> baca model TABLOID