Rabu, 25 Juli 2012

REMBANG & PATI - infoku 34


Sekolah Tanpa MCK Buang Hajatpun Lari Ke Sawah
INFOKU, REMBANG- Anggaran dunia pedidikan yang ada,  ternyata belum bisa menyentuh infrastruktur sekolah secara menyeluruh, seperti halnya terlihat  di salah satu  SDN 2 Lodan wetan kecamatan Sarang kabupaten Rembang. 
Sekolah  tersebut hanya memiliki empat ruang, tiga ruang kegiatan  belajar murid,  satu ruang Tata Usaha sekaligus digunakan sebagai kantor guru.
Kurangnya ruang  terpaksa satu ruang belajarpun dibagi dua kelas. Tak hanya itu, akses ruas jalan desa menuju sekolahpun kondisinya sebagian remuk, terlihat banyak lubang dan batu kerikil yang berserakan.
Dari pantauan wartawan di lokasi, pemandangan kurang sedap dan terkesan aneh saat pelajaran di satu ruangan di gunakan dua kelas, di pisah dengan penyekat terbuat dari triplek dengan ketinggian kurang lebih  satu setengah meter.
Sehingga dengan keadaan ini  mempengaruhi proses belajar mengajar dan membuat murid kurang konsentrasi. Sangat di sayangkan pula, sekolah yang mempunyai jumlah 61 murid di tahun ini, dengan satu Kepala Sekolah (PNS), 3 Guru Kelas (PNS) dan Satu Guru Penjaskes (PNS) serta 3 GTT dan 1 PTT ini, tanpa adanya fasilitas tempat Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di sekolah.
“Proses pembelajaran memang terganggu, untuk mencukupi  ruang kelas, dengan terpaksa satu ruang dibagi dua kelas menjadi satu, dengan harapan proses belajar tetap berlangsung.
Karena semangat para siswa yang ada,  untuk belajar cukup tinggi,” ujar Ketua Komite SDN 2 Wasiran, saat di temui di desanya, Jumat(22/6) pagi.
Lebih lanjut, Wasiran  mengungkapkan, mereka sangat mengharapkan adanya penambahan ruang kelas untuk belajar belajar dari Pemerintah, agar setelah adanya penambahan ruang kelas, satu ruang bisa digunakan untuk satu ruang satu kelas.
Dia menyebut, sarana prasarana di SD Negeri 2 Lodan wetan sangatlah minim di bandingkan SD Negeri yang ada di wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sarang lainnya.
 Termasuk fasilitas seperti lapangan untuk olah raga, sampai sat ini juga tidak ada, sehingga proses belajar siswa terganngu. Tidak hanya itu, MCK di sekolah juga belum ada.
“Pemerintah melalui dinas terkait seharusnya segera menambah ruang kelas baru, agar proses belajar dan mengajar yang ada tidak saling terganggu.
Selain itu kondisi yang ada, satu ruang kelas di gunakan dua kelas yang berbeda, sehingga tidak  dapat dipakai sebagaimana mestinya dengan nyaman,” kata ketua Komite Sekolah yang juga menjabat Kepala Dusun  setempat.
Menanggapi kondisi yang ada, Kepala Sekolah SD Negeri 2 Lodanwetan Warsilo S.Pd saat di konfirmasi di ruang kerjanya  membenarkan adanya kegiatan pembelajaran di satu ruang telah di gunakan  dua kelas untuk belajar murid dengan cara di pisah dari bahan triplek.
Menurutnya, yang paling mendesak lagi, MCK perlu di bangun. Kenyataan, di sekolah belum memiliki MCK, sehingga banyak yang mengeluhkan.
Selain itu, dia berharap adanya perpustakaan di sekolahnya, karena kondisi lokasi SD Negeri 2 Lodan wetan jauh dari perkotaan.
“ Semoga yang terjadi ada jalan keluar dan ada tanggapan. Karena sarana dan prasarana sangatlah penting. Kami berharap adanya anggaran untuk penambahan ruang kelas dan tempat Mandi, Cuci dan Kakus, agar anak- anak bisa merasa nyaman dan tenang dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
Kenyataan yang ada, jika para siswa- siswi mau pipis saja harus lari ke tempat sumur umum milik warga, bahkan sangatlah  kasihan jika para siswa- siswi mengaku sakit perut, mau buang hajat saja harus berlarian di tengah sawah, “ ungkap Warsilo dengan penuh harapan.(Sugiarti)
 klik gambar >>> baca model TABLOID