MUSIM
PANEN MUSIM MANGANAN
INFOKU,
CEPU-
Masa paceklik di Blora mulai berlalu,saat ini panen di setiap desa atau dukuhan
sedang marak di Blora, bahkan sampai dipelosok.
Kecamatan Cepu yang terdiri dari 17 desa dan kelurahan,juga sedang musim
panen, pada musim ini hampir setiap hari tertentu diadakan manganan atau sering
juga disebut bersih desa.
Salah
satu dukuhan di Kelurahan Tambakromo, Cepu, yakni dukuh Jambe mungkin termasuk
dukuh yang sangat erat memegang tradisi manganan ini. Dapat dipastikan setiap
habis panen pada hari Jumat Pon, Jambe mengadakan manganan besar-besaran.
Manganan di desa ini diikuti seluruh warga desa dan dihadiri warga dari
desa-desa lain sehingga suasananya sangat ramai dan meriah. Menurut Sarni (32)
salah seorang warga,manganan di desa Jambe sama ramainya dengan Hari Raya Idhul
Fitri.
“Warga
yang mengikuti manganan memasak berbagai macam makanan dan jajanan serta
memakai baju baru atau baju terbaik yang dimiliki,” ujarnya. Memang tampak
pakaian yang dipakai warga yang hadir di Sendang Gede (pusat manganan) berwarna
warni . Makanan berlimpah ruah ditata diatas daun jati,berjajar memenuhi tempat
manganan. Selain itu setiap manganan di dukuh Jambe selalu dimeriahkan dengan
acara wayang kulit.
Camat
Cepu, Purwadi Setiono yang hadir bersama isteri dengan tersenyum memasukkan
uang ratusan ribu ketika para pemuda mendekati sambil membawa wadah sedekah.
Dalam sambutannya Pung (panggilan akrab Purwadi) tak henti mengingatkan agar
warganya agar senantiasa bersyukur atas panen melimpah,kesehatan dan
keselamatan yang diterimanya.
“Sendang
Gede ini menghasilkan air yang mampu menghidupi masyarakat Jambe dan sekitarnya
sehingga dapat menikmati panen berlimpah, sumber air ini harus dijaga dan
dirawat agar dapat dinikmati anak cucu kelak,” pesannya. Dia juga wanti-wanti
agar tradisi manganan ini dilestarikan karena selain sebagai ajang silaturahmi
juga dapat mempersatukan seluruh warga masyarakat.
Dukuh
lain, Nglebok juga mengadakan manganan pada Jumat Kliwon, seminggu setelah
Jambe. Lurah Tambakromo Edy Purnomo yang selalu hadir mendampingi Camat Cepu,
mengaku bangga karena rakyatnya masih teguh memegang tradisi ini. “Meskipun
jaman sudah modern namun adat tradisional hendaknya tetap dijaga agar tidak
punah,” katanya. Lurah yang baru beberapa tahun memimpin Kelurahan Tambakromo
ini mengakui daerah yang dipimpinnya sangat minim sumber air namun dia yakin
jika Pemda mau membantu pengadaan air, maka rakyatnya tidak akan mengalami
kekurangan air jika musim kemarau. (Agustina)
klik gambar>>>baca model TABLOID