Rabu, 05 September 2012

CEPU dan Sekitar - edisi 37


Krisis Air Bersih Meluas
INFOKU, RANDUBLATUNG- Kekeringan yang melanda Blora dengan ditandai sulitnya warga mendapatkan air bersih mulai meluas. Tidak hanya desa dan kelurahan di kawasan perkotaan dan kecamatan.
Desa yang letaknya di kawasan hutan jati pun kini juga kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk meringankan beban warga desa hutan tersebut, Perhutani Randublatung turun tangan. Yakni dengan memberikan bantuan air bersih sebanyak 68 tangki (@5.000 liter).
"Bantuan kami berikan untuk warga di delapan desa," ujar Administratur Perhutani KPH Randublatung, Blora, Herdian Suhartono, Jumat (24/8).
Ditambahkan bahwa untuk pelaksanaan dropping ini pihaknya setiap hari memberangkatkan empat rit mobil tangki berkapasitas 5.000 liter air yang diambil dari sumber mata air sekitar Randublatung.
"Mengingat luasnya wilayah desa hutan yang mengalami kesulitan air bersih tersebut, pelaksanaan pembagian dilakukan secara bertahap dan  melihat kondisi seberapa sulit masyarakat untuk mencari air bersih," tandasnya.
Kondisi di lapangan sebenarnya menunjukkan bahwa masih ada beberapa titik mata air yang ada dan debitnya masih cukup untuk konsumsi masyarakat.
 Namun yang dirasakan saat ini adalah jauhnya jarak tempuh dari desa masing-masing karena kebanyakan mata air tersebut berada di dalam kawasan hutan dan butuh waktu serta tenaga dan biaya ekstra untuk memenuhi kebutuhan air tersebut.
"Saat ini masyarakat di desa kami hanya mengandalkan sumber mata air yang ada di tengah hutan jati, karena mata air tersebut masih mampu untuk mencukupi kebutuhan kami, namun jarak tempuh sangat jauh, sekitar empat hingga lima kilometer," ujar Taryono, warga Desa Singget.
Dia menyatakan, dengan adanya pembagian air dari Perhutani warga merasa  tertolong karena pasokan air tersebut bisa dipergunakan untuk tiga hari ke depan. "Dengan begitu masyarakat bisa memanfaatkan waktunya untuk bekerja di ladang  masing-masing," kata Sumi, warga lainnya.(Lukman)
 klik gambar>>>baca model TABLOID