Lowongan 1006 Guru
SD
INFOKU, BLORA- Nampaknya Dindikpora dan BKD Blora harus
bekerja keras dalam menyiapkan generasi muda di kabupaten Blora.
Mengingat banyaknya kekosongan
tenaga pendidik khususnya Guru SD yang cukup spektakuler.
Angka 1006 orang kekurangan guru Sekolah
Dasar (SD), mungkin masuk kategori tinggi ditingkat Tawa Tengah.
Padahal beberapa waktu lalu banyak
SD di Blora telah di marger, yang semula 2 SD dijadikan satu sekolah.
Sementara Pemkab Blora tidak
diperbolehkan mengangkat Guru CPNS lagi, karena dibatasi oleh Surat Menpan
tentang Moratorium CPNS.
“Pada moratorium tersebut tertulis
sampai dengan akhir 2012,” kata Pramono Asisten III Setda Blora.
Dari pantau Infoku di Lapangan
jumlah kekurangan guru SD tersebut sebagian diisi para Guru Tidak Tetap (GTT).
Mereka para GTT SD saat ini dibiayai
dari BOS, walau kadang honor yang mereka terima tidak cukup untuk penjalanan
selama dirinya mengajar.
“Sebagai GTT saya syukuri saja, bisa
mengamalkan ilmu yang telah saya dapat dan ikut mensukseskan program pemerintah
wajib belajar. Sambil mengabdi sebagai guru e . e . e . e . e , sewaktu-waktu
ada pengangkatan bisa katut diangkat CPNS (Ikut diangkat CPNS-red) mas,” kata seorang GTT di Ngawen
yang enggan disebut namanya.
Memang dari data didapat infoku
dilapangan, sebagaian besar GTT yang mengabdi berharap agar dalam pengangkatan
CPNS nantinya, diprioritaskan pengabdian terlama dan pertimbangan lokasi tempat
mengabdi sebagai yang utama.
Sementara Kadisdikpora Blora Adi
Purwanto ketika dikonfirmasi terhadap kekosongan guru SD ini mengatakan akan
memaksimalkan guruy yang ada.
“Pengangkan CPNS Guru SD terkendala
aturan maka kami akan memaksimalkan potensi Guru PNS yang telah ada,” Kata Adi.
Ketika ditanya apakah Pemkab Blora
dalam hal ini Dindikpora sudah mengusulkan penambahan Guru CPNS ke Pusat,
dirinya mengatakan sesuai prosedur setiap tahunnya melaporkannya.
“Sesuai mekanisme setiap tahunya
kami melaporkan ke pusat semua kegiatan pendidikan di Blora, termasuk juga
kekurangan CPNS Guru,” kata Adi yang juga mantan Asisten I Setda Blora.
125
Kepala Sekolah
Permasalahan lain yang saat ini dihadapi
Dinas Pendidikan Blora, juga masih banyaknya Kepala sekolah yang belum diisi
walau tahun ajaran baru sudah mulai.
“Padahal sekolah ibarat sebuah kapal
tanpa nahkoda, hanya dikemudikan pembantu nahkoda dan kapal sudah meninggalkan
pantai,” Kata Ateng Mantan Guru SMP 5 Blora yang saat ini sebagai Pimpinan LSM
Wong Cilik.
Artinya lanjut Ateng, Walau sekolah
telah dirangkap kepala sekolah lain maka pengambilan keputasan tidak maksimal.
Secara logika tentunya mereka lebih
mengutamakan sekolah yang dia ditetapkan secara difinitif sebagai kepala
sekolah.
“Ya tadi saya bilang Bagaimana
mungkin 1 Nahkoda menjalankan 2 Kapal bisa maksimal, walau mungkin di jaman
ini, 1 kapalnya dijalankan pakai remote,” ucap ateng dengan sindirannya.
Untuk itulah mengisi formasi ratusan
Kasek yang masih kosong maka dia menyarankan agar Pemkab Blora bekerjasama
dengan lembaga yang berkompenten menangani tentang pendidikan khususnya guru.
Sementara beberapa Anggota DPRD
Blora member saran kepada Bupati agar segera mengisi kekosongan semua jabatan
yang kosong, baik di bidang Pemerintahan maupun Pendidikan.
Segera Diisi
Banyaknya kekosongan kepala sekolah
dari SD sampai SMP yang kurang lebih 132 Sekolah di kabupaten Blora, ternyata
mendfapat perhatian yang serius oleh Bupati Blora Djoko Nugroho.
Kepedulian Bupati Blora ke 27 ini
terungkap saat ditemui Infoku beberapa waktu lalu dipendopo rumah dinasnya.
“Baik kepala sekolah SD maupun SMP
yang masih kosong akan segera diisi,” katanya.
Menurut bupati dalam pengisian
kepala sekolah yang kosong tersebut, melalui seleksi yang akan dilakukan oleh
lembaga yang berkompeten.
Saat ditanya kapan pelaksanaan tes
tersebut, Kokok (panggilan akrab bupati blora-red) mengatakan secara diplomatis.
“Insyaallah
dalam waktu dekat,” ungkapnya.(Agung)
Sugeng Hariyanto (Anggota DPRD Blora)
GTT Terlebih
Dulu
INFOKU, BLORA- Kepedulian para GTT juga ditunjukan
salah seorang Anggota DPRD Blora dari Komisi C yakni Sugeng Hariyanto.
Kepada Infoku dia mengatakan sebaiknya
Pemkab Blora menprioritaskan Para GTT yang telah mengabdi terlebih dahulu, bila
nantinya ada pengangkatan CPNS.
“Diutamakan GTT yang mengabdi dulu,
kalau tidak mencukupi baru diadakan seleksi umum,” katanya.
Menurut dia pengangkatan para GTT
nantinya harus melalui pertimbangan kriteria tertentu yang memenuhi asas
keadailan.
“GTT yang telah mengabdi lama
tentunya lebih diutamakan dari pada GTT yang baru mengabdi,” tandas Sugeng. (Agung)
Iffah
Hermawatri (Anggota DPRD Blora)
Penyerapan Anggaran
Rendah Karena Jabatan Kosong
INFOKU, BLORA,- Sampai tengah tahun ini Bupati
sudah mengisi banyak jabatan kosong di SKPD, mulai eselon IV hingga eselon II namun
tetap belum Optimal.
Hal ini dikarenakan jabatan yang
kosong saat ini sudah mencapai lebih dari 30 formasi disemua SKPDdan Rutasan
Kepala Sekolah yang masih belum diisi.
Dengan alasan itulah anggota DPRD
dari fraksi Demokrat Iffah Hermawatri mengganggap kekosongan jabatan penyebab
rendahnya penyerapan anggaran 2012 ini.
“Kekosongan jabatan sebaiknya segera
diisi semua , sehingga kinerja eksekutif dapat maksimal,” katanya.
Menurut Iffah penyerapan anggaran
pada akhir triwulan kedua yang sangat rendah dapat menyebabkan pekerjaan fisik
tahun 2012 akan tertunda.
Hal inilah yang nantinya akan
berpengaruh pada pelaksanaan visi dan misi Bupati Blora sulit tercapai.
“Optimal dan tidaknya kinerja
eksekutif, salah satunya barometernya dapat dilihat dari Penyerapan anggarantahun berjalan,”
tandas Iffah anggota Dewan yang berasal dari Cepu ini. (Agung)
Dwi
Astutik (Anggota DPRD Blora
GTT
Honornya Minim
INFOKU, BLORA- Pemkab Blora disarankan mengangkat
Para GTT terlebih dahulu bila ada pengangkatan CPNS, karena selama ini membantu
program Pemerintah.
Ini terungkap saat Infoku menemui
Dwi Astutik ketua Komisi B DPRD Blora diruang kerjanya Selasa (24/7).
“Mereka khususnya GTT SD merupakan
salah satu bagian dari ujung tombak pemerintah dalam mecerdaskan anak Bangsa,
Selayaknya diprioritaskan terlebih dahulu bila adan Pengangkatan CPNS,”
katanya.
Menurut Dwi Astutik, Walau dengan
honor yang minim mereka (para GTT) rela mengajar sekalipun ditempat yang
terpencil.
“Inilah yang harusnya menjadi
prioritas Pemerintah,” tegasnya (Agung)