Ramadhan ,Cafe
dibatasi buka tiga jam.
INFOKU, BLORA- Kepolisian Resor (Polres) Blora
menggelar kegiatan operasi penyakit masyarakat (Pekat),terhadap minuman keras
(miras), pedagang seks Komersial (PSK), tindak
kejahatan dan perjudian di semua wilayah kepolisian sektor (Polsek) menjelang
awal Ramadhan 1433 H.
Operasi akan dilaksanakan 20 juli
hingga 7 Agustus. Operasi pekat oleh Polres Blora adalah untuk menciptakan
Ramadhan yang sejuk dan untuk menghormati umat muslim, yang sedang mnjalankan
ibadah puasa.
Kapolres mengatakan untuk operasi diwilayah
perbatasan Jateng-Jatim sebagai bentuk antisipasi tindak kejahatan.
Kapolres Blora AKBP Kukuh Kalis Susilo
juga mendesak kepada pemerintah kabupaten untuk membuat aturan dan edaran
Penertiban belasan tempat hiburan. Sasaran operasi Pekat juga pada kafe dan
karaoke ilegal.
“Untuk kafe boleh buka tiga jam,
yakni mulai pukul 21.00 hingga 24.00 WIB, kata Kapolres saat Jumpa Pers Selasa
17/7. Bagi masyarakat yang merasa terganggu ibadah puasanya oleh faktor lain,
diminta untuk diselesaikan dengan baik.(Endah)
Warga Blora Tolak Kehadiran MTA
INFOKU, BLORA- Ternyata
masyarakat Blora menolak kehadiran Majelis Tafsir Alquran (MTA) didaerahnya.
Terbukti
ketika MTA akan menggelar pengajian akbar di Desa Kamolan, Kecamatan Blora,
Sabtu (14/7) akhirnya gagal.
Pasalnya,
panggung dan lokasi pengajian diserbu oleh puluhan warga yang menolak
pelaksanaan kegiatan tersebut.
Bahkan
warga merobohkan panggung dan merusak sekitar enam mobil yang diparkir di
lokasi pengajian, Jumat (13/7) malam sekitar pukul 21.30.
Berdasarkan
pantauan wartawan Infoku dilapangan, sebelum merusak dan merobohkan panggung,
ratusan orang sudah mendatangi lokasi pengajian untuk menolak kegiatan itu.
Bebebrapa
kali terjadi aksi saling dorong antara warga yang saat itu berjumlah kurang
lebih 1.500 orang dan aparat dan satgas MTA.
Panitia
pengajian memang mengerahkan ratusan satgas untuk berjaga-jaga di sekitar
lokasi, dengan membuat barikade barisan melingkari lokasi pengajian. Sementara
warga terus berteriak dan merangsek ke depan dengan jumlah yang selalu
bertambah hingga mencapai sekitar 2.500 orang.
Keributan
terjadi pada malam hari yang berujung pada robohnya panggung. Sejumlah
mobil yang berada di lokasi kejadian menjadi amukan warga karena panitia tidak
segera membubarkan kegiatan tersebut.
Selain
mobil, beberapa sepeda motor juga tidak luput dari amukan warga yang sejak
siang berada di lokasi.
''Kami
hanya ingin pengajian dibubarkan saat ini juga. Kami yang punya tempat,
harusnya mereka kulanuwun terlebih dahulu,'' ungkap Nyaman, seorang warga.
Setelah
kejadian itu, ratusan Brimob yang didatangkan langsung dari Semarang langsung
mengamankan lokasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun
usaha itu gagal karena situasi malam itu sangat mencekam.
Ribuan
warga yang berkumpul terus menerobos mendekati panggung yang masih berdiri.
Satgas MTA juga siap siaga. Sehingga berkali-kali aparat Polres gabungan
meminta warga tetap tenang. agar tidak melakukan tindakan yang dipimpin
langsung oleh Kabag Ops Polres Blora Kompol Djodi.
Suasana
reda sebentar. Pada pukul 22.30 terjadi keributan dan aksi saling pukul
yang disertai warga menggulingkan mobil dan membakar atribut MTA yang berada di
sekitar panggung.
Aksi
keributan itu mengakibatkan dua satgas MTA terluka di bagian pipi sehingga
mendapatkan perawatan dari tim medis Polres Blora.
Sementara
warga terus marah dan membakar bendera-bendera MTA yang dipasang di pinggir
lokasi. Tidak hanya itu, semua peralatan milik MTA tidak luput diambil untuk
selanjutnya dibakar.
Kapolres
Blora, AKBP Kukuh Kalis Susilo yang datang di lokasi meminta agar Satgas MTA
dikumpulkan pascakeributan.
Setelah
satgas dikumpulkan akhirnya keributan mulai mereda dan satgas kemudian ditarik
dengan menggunakan mobil aparat Brimob yang ada sekitar sembilan mobil, menuju
lokasi yang aman. (Endah)
klik gambar >> baca model TABLOID