Kamis, 16 Agustus 2012

BLORA sekitar - INFOKU 35


Ramadhan ,Cafe dibatasi buka tiga jam.
INFOKU, BLORA- Kepolisian Resor (Polres) Blora menggelar kegiatan operasi penyakit masyarakat (Pekat),terhadap minuman keras (miras), pedagang seks Komersial (PSK), tindak kejahatan dan perjudian di semua wilayah kepolisian sektor (Polsek) menjelang awal Ramadhan 1433 H.
Operasi akan dilaksanakan 20 juli hingga 7 Agustus. Operasi pekat oleh Polres Blora adalah untuk menciptakan Ramadhan yang sejuk dan untuk menghormati umat muslim, yang sedang mnjalankan ibadah puasa.
 Kapolres mengatakan untuk operasi diwilayah perbatasan Jateng-Jatim sebagai bentuk antisipasi tindak kejahatan.
Kapolres Blora AKBP Kukuh Kalis Susilo juga mendesak kepada pemerintah kabupaten untuk membuat aturan dan edaran Penertiban belasan tempat hiburan. Sasaran operasi Pekat juga pada kafe dan karaoke ilegal.
“Untuk kafe boleh buka tiga jam, yakni mulai pukul 21.00 hingga 24.00 WIB, kata Kapolres saat Jumpa Pers Selasa 17/7. Bagi masyarakat yang merasa terganggu ibadah puasanya oleh faktor lain, diminta untuk diselesaikan dengan baik.(Endah)


Warga Blora Tolak Kehadiran MTA
INFOKU, BLORA- Ternyata masyarakat Blora menolak kehadiran Majelis Tafsir Alquran (MTA) didaerahnya.
Terbukti ketika MTA akan menggelar pengajian akbar di Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Sabtu (14/7) akhirnya gagal.
Pasalnya, panggung dan lokasi pengajian diserbu oleh puluhan warga yang menolak pelaksanaan kegiatan tersebut.
Bahkan warga merobohkan panggung dan merusak sekitar enam mobil yang diparkir di lokasi pengajian, Jumat (13/7) malam sekitar pukul 21.30.
Berdasarkan pantauan wartawan Infoku dilapangan, sebelum merusak dan merobohkan panggung, ratusan orang sudah mendatangi lokasi pengajian untuk menolak kegiatan itu.
Bebebrapa kali terjadi aksi saling dorong antara warga yang saat itu berjumlah kurang lebih 1.500 orang dan aparat dan satgas MTA.
Panitia pengajian memang mengerahkan ratusan satgas  untuk berjaga-jaga di sekitar lokasi, dengan membuat barikade barisan melingkari lokasi pengajian. Sementara warga terus berteriak dan merangsek ke depan dengan jumlah yang selalu bertambah hingga mencapai sekitar 2.500 orang.
Keributan terjadi pada malam hari  yang berujung pada robohnya panggung. Sejumlah mobil yang berada di lokasi kejadian menjadi amukan warga karena panitia tidak segera membubarkan kegiatan tersebut.
Selain mobil, beberapa sepeda motor juga tidak luput dari amukan warga yang sejak siang berada di lokasi.
''Kami hanya ingin pengajian dibubarkan saat ini juga. Kami yang punya tempat, harusnya mereka kulanuwun terlebih dahulu,'' ungkap Nyaman, seorang warga.
Setelah kejadian itu, ratusan Brimob yang didatangkan langsung dari Semarang langsung mengamankan lokasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun usaha itu gagal karena situasi malam itu sangat mencekam.
Ribuan warga yang berkumpul terus menerobos mendekati panggung yang masih berdiri. Satgas MTA juga siap siaga. Sehingga berkali-kali aparat Polres gabungan meminta warga tetap tenang.  agar tidak melakukan tindakan yang dipimpin langsung oleh Kabag Ops Polres Blora Kompol Djodi.
Suasana reda sebentar. Pada  pukul 22.30 terjadi keributan dan aksi saling pukul yang disertai warga menggulingkan mobil dan membakar atribut MTA yang berada di sekitar panggung.
Aksi keributan itu mengakibatkan dua satgas MTA terluka di bagian pipi sehingga mendapatkan perawatan dari tim medis Polres Blora.
Sementara warga terus marah dan membakar bendera-bendera MTA yang dipasang di pinggir lokasi. Tidak hanya itu, semua peralatan milik MTA tidak luput diambil untuk selanjutnya dibakar.
Kapolres Blora, AKBP Kukuh Kalis Susilo yang datang di lokasi meminta agar Satgas MTA dikumpulkan pascakeributan.
Setelah satgas dikumpulkan akhirnya keributan mulai mereda dan satgas kemudian ditarik dengan menggunakan mobil aparat Brimob yang ada sekitar sembilan mobil, menuju lokasi yang aman. (Endah)
 klik gambar >> baca model TABLOID