Senin, 06 Agustus 2012

Rembang & PATI - INFOKU 35


SMK Umar Fatah Terima ISO 9001
Punjulharjo Akan Dijadikan Kampung Bahasa
INFOKU,REMBANG- Setelah sukses mengait hati para lulusan SMP di Kabupaten Rembang, SMK Umar Fatah akhirnya menerima Sertifikat ISO 9001 tahun 2008 terkait menejemen mutu. Hal ini secara otomatis memberikan prestasi tersendiri bagi sekolah yang baru berdiri semenjak tahun 2005.
Kepala SMK Umar Fatah, Nur Rohman dalam sambutannya mengatakan, penerimaan ISO ini akan menjadi pemicu untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas. Apalagi, saat ini, SMK yang digawangi dengan membuka jurusan Rekayasa Perangkat Lunak pada pendiriannya, bertekad untuk menjadi sekolah yang berkualitas dibidang IT.
”Hal ini diperkuat dengan kemampuan para siswa sendiri yang saat ini sudah mampu membuat software sendiri dengan kualitas yang tidak diragukan lagi,” tegasnya Rabu (18/7).
Menurutnya, saat ini lulusan SMK yang dibinanya tahun ini diburu oleh beberapa perusahaan ternama. Bahkan perusahaan lokal hingga nasional juga meminta kerjasama terkait tenaga kerja lulusan SMK Umar Fatah .
”Sayangnya, saat ini karena keterbatasan dan banyaknya permintaan, belum semuanya terpenuhi,” katanya.
Dia menyebutkan, saat ini selain perangkat lunak, pihak sekolah juga sudah membuka jurusan khusus, yakni Multi Media yang berorentasi pada pengembangan dan pemaksimalan IPTEK. Hasilnya, dari pendaftaran siswa baru yang dilakukan, sebanyak 445 mendaftarkan diri untuk menjadi siswa SMK Umar Fatah.
”Akan tetapi, dari keseluruhan pendaftar kami hanya menerima 220 siswa saja,” tegasnya.
Dia menambahkan, dalam kesempatan ini, pihak sekolah juga melaunching program bilingual penggunaan bahasa inggris guna meningkatkan mutu siswa. Hal ini mengingat akan permintaan kerjasama yang saat ini berasal dari perusahaan nasional yang sudah bekerjasama dengan perusahaan asing.
”Bahkan, target kami dua tahun saja, kami akan bisa mengubah desa punjolharjo sebagai Desa Bahasa Inggris seperti di Pare, Kediri,” ujarnya.
Dilain hal Sukmahadi, Dirut SGS (perwakilan ISO) menegaskan, sertifikat ISO ini dikeluarkan oleh pihak pemerintah inggris. Untuk masanya akan selalu mengalami pengecekan selama lima tahun sekali.
”Untuk itu, kami meminta pihak SMK untuk tetap bisa mempertahankan” paparnya.
Sementara itu, kepala dinas pendidikan, Dandung Dwi Sucahyo yang merupakan perwakilan Bupati Rembang, mengharapkan untuk tetap hati-hati dengan program yang dilakukan. Terutama dalam mempertahankan ISO tersebut.
”Sejauh ini, sekolah yang memegang ISO baru lima ini, yakni, SMA 1 Rembang, SMKN 1 Rembang, SMP 1 Lasem, SMP 2 Rembang dan Umar Fatah. Padahal Umar Fatah termasuk sekolah yang baru berdiri,” ucapnya.
Bahkan, lanjutnya, terkait target yang diucapkan kepala sekolah tadi semoga juga tidak terburu-buru. Meskipun saat ini target ISO yang dijanjikan kemarin bisa terwujud lebih cepat.
Ya, saya terkadang bingung dengan janji Kepala Umar Fatah, dulu saya di janjikan enam bulan ISO diterima. Nyatanya tiga bulan terwujud. Bahkan, sekarang berjanji dua tahun membuat desa punjolharjo untuk menjadi kampung bahasa, mungkin hanya butuh satu tahun,” imbuhnya yang disambut tepuk tangan para tamu undangan.(Sugiarti)

 
Diduga ada Candi di Situs Kayen
INFOKU, PATI - Tim Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta yang meneliti dengan penggalian (research excavation) tahap kedua di Situs Kayen, Pati semakin memastikan struktur dua bangunan yang diteliti adalah candi.
Bangunan itu terdiri atas candi induk dan candi perwara (pengawal), dahulu merupakan tempat pemujaan umat Hindu pada masa Mataram Kuno sekitar abad ke-9 hingga ke-10.
Ketua Tim Penelitian Candi Kayen 2012 Balar Dra T M Rita Istari mengemukakan, dugaan bangunan itu merupakan candi sebagai tempat pemujaan mendapat dukungan dari temuan sejumlah arca.
Di antaranya arca Siwa dan Durga yang ditemukan masyarakat setempat.
''Itu semua temuan lepas dan dari cerita masyarakat. Kalau memang itu benar, bisa dipastikan candi ini sebagai tempat pemujaan," ujar dia di sela-sela ekskavasi di Candi Kayen Dusun Buloh, Desa/Kecamatan Kayen, Rabu (19/7).
Temuan candi tersebut juga mengisyaratkan adanya bangunan terkait yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut. Karena itu, bila ada penelitian lanjutan maka difokuskan pada ekskavasi lokasi di sekitarnya.
"Dalam kawasan Situs Kayen diduga masih ada sejumlah bangunan kuno, selain dua bangunan candi yang ditemukan ini. Namun, itu perlu pembuktian melalui penelitian lagi," ujarnya.
Penelitian tersebut dilakukan timnya selama sepekan, yakni sejak Sabtu (14/7) hingga Jumat (20/7). Dalam kesempatan itu, pihaknya juga didampingi petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah.  
''Masyarakat sini (Kayen) juga menceritakan, di lokasi sekitar 200 meter dari lokasi candi terdapat semacam bangunan yang diduga pagar candi.
Tetapi, setelah saya lihat lebih jeli kemungkinan bukan pagar melainkan ada struktur bangunan dari bata juga," papar dia.
Menurutnya, dari penuturan orang-orang tua setempat, dahulu kawasan dekat candi merupakan pusat keramaian seperti pasar. Untuk itu perlu pembuktian dengan research excavation di lokasi dekat candi itu.
Tidak itu saja, dugaan terdapat permukiman di sekitar candi yang kini tinggal tersisa bangunan kakinya saja, pun muncul belakangan ini. Indikasi tersebut diketahui dari banyak temuan fragmen berupa pecahan keramik, gerabah, uang kepeng (China) di sekitar Makam Ki Gede Miyono.
Lokasi itu berada sekitar 200 meter bagian timur candi. Makam peninggalan masa lampau yang terdapat dua pohon jati kembar besar itu oleh warga setempat dikeramatkan. Sebab, Ki Gede Miyono adalah cikal bakal masyarakat Kayen.
"Selain ada pasar, diperkirakan di sekitar lokasi makam dahulu merupakan permukiman. Karena banyak temuan benda-benda masa lampau oleh masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, untuk lebih memastikan usia material batu bata dan bangunan candi, pihaknya bakal menindaklanjuti dengan pengujian karbon (carbon dating).
Rita memperkirakan, keberadaan Candi Kayen sangat langka dan sezaman dengan candi-candi bermaterial serupa yang ditemukan di sejumlah daerah di Jateng, seperti Candi Samberan dan Banon di dekat Candi Borobudur.
Setelah menyelesaikan ekskavasi tahap kedua, Rita belum bisa memastikan akan ada penelitian berikutnya. Itu semua diserahkan kepada instansinya.
"Kami berharap ada perhatian dari Pemkab untuk turut menjaga dan menjadikan kawasan Situs Kayen lebih menarik untuk dikunjungi. Ini nilai lebih dari Pati, karena Candi Kayen berstruktur batu bata ditemukan bagian kakinya secara utuh. Tidak seperti candi-candi serupa lainnya yang hanya tersisa fondasinya," paparnya. (Imam)
 klik gambar>>>baca model TABLOID