SMK Umar Fatah Terima ISO 9001
Punjulharjo
Akan Dijadikan Kampung Bahasa
INFOKU,REMBANG- Setelah sukses mengait hati para lulusan SMP di Kabupaten Rembang, SMK Umar
Fatah akhirnya menerima Sertifikat ISO 9001 tahun 2008 terkait menejemen mutu.
Hal ini secara otomatis memberikan prestasi tersendiri bagi sekolah yang baru
berdiri semenjak tahun 2005.
Kepala SMK Umar Fatah, Nur Rohman dalam sambutannya mengatakan, penerimaan
ISO ini akan menjadi pemicu untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas. Apalagi, saat ini, SMK yang digawangi dengan
membuka jurusan Rekayasa Perangkat Lunak pada pendiriannya, bertekad untuk
menjadi sekolah yang berkualitas dibidang IT.
”Hal ini diperkuat dengan kemampuan para siswa sendiri yang saat ini sudah
mampu membuat software sendiri dengan kualitas yang tidak diragukan
lagi,” tegasnya Rabu (18/7).
Menurutnya, saat ini lulusan SMK yang dibinanya tahun ini diburu oleh
beberapa perusahaan ternama. Bahkan perusahaan lokal hingga nasional juga
meminta kerjasama terkait tenaga kerja lulusan SMK Umar Fatah .
”Sayangnya, saat ini karena keterbatasan dan banyaknya permintaan, belum
semuanya terpenuhi,” katanya.
Dia menyebutkan, saat ini selain perangkat lunak, pihak sekolah juga sudah
membuka jurusan khusus, yakni Multi Media yang berorentasi pada pengembangan
dan pemaksimalan IPTEK. Hasilnya, dari pendaftaran siswa baru yang dilakukan,
sebanyak 445 mendaftarkan diri untuk menjadi siswa SMK Umar Fatah.
”Akan tetapi, dari keseluruhan pendaftar kami hanya menerima 220 siswa
saja,” tegasnya.
Dia menambahkan, dalam kesempatan ini, pihak sekolah juga melaunching
program bilingual penggunaan bahasa inggris guna meningkatkan mutu siswa. Hal
ini mengingat akan permintaan kerjasama yang saat ini berasal dari perusahaan
nasional yang sudah bekerjasama dengan perusahaan asing.
”Bahkan, target kami dua tahun saja, kami akan bisa mengubah desa punjolharjo
sebagai Desa Bahasa Inggris seperti di Pare, Kediri,” ujarnya.
Dilain hal Sukmahadi, Dirut SGS (perwakilan ISO) menegaskan, sertifikat ISO
ini dikeluarkan oleh pihak pemerintah inggris. Untuk masanya akan selalu
mengalami pengecekan selama lima tahun sekali.
”Untuk itu, kami meminta pihak SMK untuk tetap bisa mempertahankan”
paparnya.
Sementara itu, kepala dinas pendidikan, Dandung Dwi Sucahyo yang merupakan
perwakilan Bupati Rembang, mengharapkan untuk tetap hati-hati dengan program
yang dilakukan. Terutama dalam mempertahankan ISO tersebut.
”Sejauh ini, sekolah yang memegang ISO baru lima ini, yakni, SMA 1 Rembang,
SMKN 1 Rembang, SMP 1 Lasem, SMP 2 Rembang dan Umar Fatah. Padahal Umar Fatah
termasuk sekolah yang baru berdiri,” ucapnya.
Bahkan, lanjutnya, terkait target yang diucapkan kepala sekolah tadi semoga
juga tidak terburu-buru. Meskipun saat ini target ISO yang dijanjikan kemarin
bisa terwujud lebih cepat.
”Ya, saya terkadang bingung dengan janji Kepala Umar Fatah, dulu
saya di janjikan enam bulan ISO diterima. Nyatanya tiga bulan terwujud. Bahkan,
sekarang berjanji dua tahun membuat desa punjolharjo untuk menjadi kampung
bahasa, mungkin hanya butuh satu tahun,” imbuhnya yang disambut tepuk tangan
para tamu undangan.(Sugiarti)
Diduga ada Candi di Situs Kayen
INFOKU, PATI - Tim Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta yang meneliti
dengan penggalian (research excavation) tahap kedua di Situs Kayen, Pati
semakin memastikan struktur dua bangunan yang diteliti adalah candi.
Bangunan itu terdiri atas candi induk dan candi
perwara (pengawal), dahulu merupakan tempat pemujaan umat Hindu pada masa
Mataram Kuno sekitar abad ke-9 hingga ke-10.
Ketua Tim Penelitian Candi Kayen 2012 Balar Dra T M
Rita Istari mengemukakan, dugaan bangunan itu merupakan candi sebagai tempat
pemujaan mendapat dukungan dari temuan sejumlah arca.
Di antaranya arca Siwa dan Durga yang ditemukan
masyarakat setempat.
''Itu
semua temuan lepas dan dari cerita masyarakat. Kalau memang itu benar, bisa
dipastikan candi ini sebagai tempat pemujaan," ujar dia di sela-sela
ekskavasi di Candi Kayen Dusun Buloh, Desa/Kecamatan Kayen, Rabu (19/7).
Temuan candi tersebut juga mengisyaratkan adanya
bangunan terkait yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut. Karena itu, bila
ada penelitian lanjutan maka difokuskan pada ekskavasi lokasi di sekitarnya.
"Dalam kawasan Situs Kayen diduga masih ada
sejumlah bangunan kuno, selain dua bangunan candi yang ditemukan ini. Namun,
itu perlu pembuktian melalui penelitian lagi," ujarnya.
Penelitian tersebut dilakukan timnya selama sepekan, yakni
sejak Sabtu (14/7) hingga Jumat (20/7). Dalam kesempatan itu, pihaknya juga
didampingi petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah.
''Masyarakat sini (Kayen) juga menceritakan, di lokasi
sekitar 200 meter dari lokasi candi terdapat semacam bangunan yang diduga pagar
candi.
Tetapi, setelah saya lihat lebih jeli kemungkinan
bukan pagar melainkan ada struktur bangunan dari bata juga," papar dia.
Menurutnya, dari penuturan orang-orang tua setempat,
dahulu kawasan dekat candi merupakan pusat keramaian seperti pasar. Untuk itu
perlu pembuktian dengan research excavation di lokasi dekat candi itu.
Tidak itu saja, dugaan terdapat permukiman di sekitar
candi yang kini tinggal tersisa bangunan kakinya saja, pun muncul belakangan
ini. Indikasi tersebut diketahui dari banyak temuan fragmen berupa pecahan
keramik, gerabah, uang kepeng (China) di sekitar Makam Ki Gede Miyono.
Lokasi itu berada sekitar 200 meter bagian timur
candi. Makam peninggalan masa lampau yang terdapat dua pohon jati kembar besar
itu oleh warga setempat dikeramatkan. Sebab, Ki Gede Miyono adalah cikal bakal
masyarakat Kayen.
"Selain ada pasar, diperkirakan di sekitar lokasi
makam dahulu merupakan permukiman. Karena banyak temuan benda-benda masa lampau
oleh masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, untuk lebih memastikan usia material
batu bata dan bangunan candi, pihaknya bakal menindaklanjuti dengan pengujian
karbon (carbon dating).
Rita memperkirakan, keberadaan Candi Kayen sangat
langka dan sezaman dengan candi-candi bermaterial serupa yang ditemukan di
sejumlah daerah di Jateng, seperti Candi Samberan dan Banon di dekat Candi
Borobudur.
Setelah menyelesaikan ekskavasi tahap kedua, Rita
belum bisa memastikan akan ada penelitian berikutnya. Itu semua diserahkan kepada
instansinya.
"Kami berharap ada perhatian dari Pemkab untuk
turut menjaga dan menjadikan kawasan Situs Kayen lebih menarik untuk
dikunjungi. Ini nilai lebih dari Pati, karena Candi Kayen berstruktur batu bata
ditemukan bagian kakinya secara utuh. Tidak seperti candi-candi serupa lainnya
yang hanya tersisa fondasinya," paparnya. (Imam)
klik gambar>>>baca model TABLOID