INFOKU,REMBANG- Ratusan anak-anak binaan beberapa
panti asuhan ngabuburit di tempat rekreasi DABTRPK Rembang. Mereka
menikmati aneka wahana permainan yang sengaja digratiskan oleh penyelenggara
kegiatan.
Terlihat pemandangan penuh haru
manakala anak-anak yang sebagian besar berkondisi yatim piatu terlihat penuh
suka cita menikmati aneka wahana permainan di tempat wisata.
Setelah bermain hampir satu
setengah jam lamanya, mereka dikumpulkan untuk mendengarkan wejangan dari
Bupati Rembang H Moch Salim dan Wakil Bupati H Abdul Hafidz.
Kepada
anak-anak panti, dua pimpinan daerah di Rembang menyampaikan pesan supaya tidak
merasa rendah diri terhadap status dan kondisinya, karena derajat manusia
hakikatnya sama di depan Allah.
Selanjutnya
diberi motivasi untuk meneladani Nabi Muhammad SAW yang juga seorang yatim
piatu namun derajatnya ditinggikan oleh Allah menjadi pimpinan agung umat
manusia sepanjang zaman.
Sebelum
tiba waktu berbuka puasa Bupati, Wakil Bupati dan Ketua DPRD Rembang memberikan
tali asih dan bingkisan hadiah lebaran secara simbolis kepada perwakilan anak
asuh panti asuhan. Saat waktu berbuka, semua menikmati takjil yang disediakan
oleh panitia dilanjutkan sholat maghrib dan kemudian makan bersama.
Charis
Kurniawan selaku ketua panitia kegiatan saat ditemui menjelaskan, ngabuburit
anak-anak panti asuhan di tempat wisata tahun ini merupakan pelaksanaan kali
kedua dan menjadi agenda kegiatan tetap saat bulan ramadhan selama H Moch Salim
menjabat Bupati Rembang. Menjadi gawe bareng antara pemkab, pengelola tempat wisata
dan maxi communication salah satu event organizer setempat.
Lanjut Charis, untuk kali kedua
ini melibatkan 352 anak asal 7 panti asuhan dari panti asuhan yang berada di
Kecamatan Rembang dan Lasem. Momen ngabuburit dan buka puasa bersama oleh
panitia diberi motto kegiatan indahnya berbagi dan kebersamaan dalam bulan
suci.
Maknanya kata Charis, untuk
berbagi merupakan kepedulian sosial antara pemkab dan pengelola tempat wisata
serta rekan-rekan dari maxi atas anak-anak panti asuhan yang ada di Rembang yang
belum tentu sekali dalam setahun dapat berkunjung dan bermain di DABTRPK. Pada
Sabtu sore mereka dihadirkan untuk menikmati semua wahana permainan secara
gratis.(Sugiarti)
Caption Foto :
Bupati Rembang
Moch SALIM Serahkan Tali Asih
|
Terpaksa Pasrah Karena Keterbatasan Ekonomi
INFOKU,REMBANG- Kamis pagi,(2/8)ada sebuah pemandangan sangat memilukan
saat wartawan melintas dissebuah desa yang ada diujung timur wilayah perbatasan
mellihat aktifitas di salah satu bangunan yang berukuran kurang lebih 80
an meter persegi sudah nampak sibuk dengan berbagai aktifitas.
Hanya saja, terlihat seorang perempuan paruh baya yang
sedang menyapu menggunakan tangan kiri sambil terseok-seok dengan luka
yang menyelimuti sebagian wajah dan tangan.
Tak luput dari pandangan, setumpuk
jajanan kecil untuk taraf anak sekolah dasar terlihat samar-samar di sudut
ruangan. Dengan kerendahan hati dan terasa menahan rasa sakit, perempuan paruh
baya yang diketahui bernama Muawanah, 38, wraga Baturno RT 5/RW II kecamatan
sarang saat awak media mencoba mendekati wanita dan mencoba mencari tahu apa
sebab kepastian yang diderita wanita paruh baya tersebut mulai angkat
bicara.
”Sebenarnya luka ini saya derita
semenjak tujuh bulan lalu saat mencoba memasak air untuk merebus jagung sebagai
santapan keluarga,” katanya.
Kejadian
tepatnya hari jumat tanggal 27 januari 2012 lalu, bermula dari keinginan untuk
menyiapkan santapan makanan untuk keluarga. Karena terbentur faktor ekonomi,
dirinya yang menggunakan kayu bakar mencoba untuk menghidupkan api.
Setelah
api hidup dan mendidihkan air, kata Muawanah, tiba-tiba saja penyakit syaraf
yang dideritanya kambuh. Tubuhnya tiba-tiba lemas tak berdaya dan langsung
pingsan saaat mengangkat tungku berisikan air. Bahkan untuk berdiri saja
terasa lemas.
”Saat
itu, tidak tahu bagaimana tiba-tiba terjatuh. Sebagian badan juga terkena air mendidih dan api yang
langsung menyambar,” tandasnya.
Karena
tidak bisa berteriak minta tolong, pihaknyapun tidak sadarkan diri. Hingga
akhirnya ketika sudah tersadar dirinya sudah berada di Rumah Sakit Umum (RSU)
Rembang.
”Saat
itu, saya tidak bisa menggerakkan bibir saya, untuk bicara saja susah,” ujar
ibu tiga anak tersebut.
Tak
hanya sampai disitu, sebagian wajah bagian bawah, mulai dari bibir hingga dagu
juga menempel erat dengan bagian dada atas. Kulit yang melepuh karena suhu
panas membuat dagunya menempek, lengan kanan juga menempel dengan tubuh hingga
tak bisa digerakkan.
”Saat
itu, dokter menyarankan untuk operasi, setelah operasi dilakukan sudah tidak
punya biaya lagi, karena uang tabungan untuk sekolah anak terkuras untuk
pengobatan,” imbuhnya.
Dia
menyebutkan, walaupun dirinya memegang jamkesmas, pihaknya tetap terkendala
dengan keuangan yang terus menerus dikeluarkan. Terlebih untuk transportasi yang digunakan untuk sampai
ke RSUD Rembang.
”Maklum mas suami hanya seorang
penjual jajan untuk anak sekolah. Jadi mau tidak mau saya menerima, Apalagi
untuk makan saja susah,” tandasnya.
Muawanah menambahkan, seiring
berjalannya waktu, luka bakar yang diterimanya kian lama semakin parah. Hal ini
diperkuat dengan rasa gatal yang diderita semakin terasa. Namun, untuk tidak
membuat beban, dirinya terpaksa menahan rasa sakit dari sang suami dan ketiga
anaknya.(Sugiarti)
klik gambar>>>baca model TABLOID