Pedesaan akan dibangung PLTS
INFOKU, BLORA-
Tahun ini direncanakan dibangun lima jaringan listrik baru, Untuk mengurangi
jumlah dusun yang belum berlistrik,.
Hanya,
dari lima rencana itu, baru dua yang sudah dipastikan dibangun. Dua jaringan
tersebut menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
"Anggarannya
dari pemerintah pusat dan dianggarkan dalam APBN," ujar Kepala Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Blora, Setyo Edy Sabtu lalu.
Dia
mengatakan dua dusun yang menerima jaringan PLTS itu adalah Dukuh Klapanan
Desa/Kecamatan Tunjungan dan Dukuh/Desa Nglebak Kecamatan Kradenan.
"Informasi
yang kami terima, saat ini sedang proses lelang untuk memilih kontraktor yang
akan membangun," katanya.
Sementara
rencana pembangunan jaringan listrik lainnya adalah dengan menggunakan dana
dari APBD kabupaten.
Selain
itu, lanjut mantan Staf ahli Bupati itu, juga diusulkan pembangunan jaringan
listrik kepada PLN.
Hanya,
yang ini juga belum ada kepastian, sehingga, baru dua dukuh itu yang sudah
pasti dibangun jaringan listriknya tahun ini.
"Semoga
saja semua usulan kami disetujui, sehingga bisa mengurangi jumlah dukun yang
belum berlistrik," tandasnya.
Sebanyak
40 dukuh tersebar di 15 dari 16 kecamatan sampai saat ini belum dialiri
listrik.
Warga
di dukuh tersebut harus ‘nyalur’ dari dukuh lain dengan jarak yang cukup jauh
jika ingin menikmati listrik.
Cepu
adalah satu-satunya kecamatan yang bebas dari dukuh belum berlistrik.(Endah)
Blora Belum Bebas Kusta
INFOKU, BLORA-
Pencarian penderita baru penyakit kusta di kalangan siswa di Blora membuahkan
hasil. Dinas Kesehatan (Dinkes) menemukan salah seorang siswa sekolah dasar
(SD) di Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo mengidap penyakit yang menyerang
kulit tersebut.
"Nama
siswa itu tak usah disebutkan saja, karena dia masih anak-anak. Namun yang
pasti dia adalah anak dari warga Klopoduwur," ujar Kepala Dinkes, Henny
Indriyanti, melalui Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman (P2PLP), Lilik Hernanto, Minggu lalu..
Tidak
diketahui pasti mengapa siswa tersebut mengidap penyakit kusta. Hanya Lilik
memperkirakan penyakit tersebut ditularkan dari orang lain yang selama ini
kerap berhubungan kontak badan dengan si anak.
"Kami tegaskan penyakit kusta bukan
penyakit turunan dari orang tua, tapi penyakit yang menular," katanya.
Lebih
lanjut Lilik mengemukakan setiap tahun pihaknya menyiapkan sejumlah cara untuk
menemukan penderita baru penyakit kusta. Tujuannya agar penderita segera
diobati dan akhirnya terbebas dari penyakit kusta.
Cara
tersebut diantaranya adalah survei cepat RVS dan school survey atau pencarian
penderita di sekolah-sekolah.
Selain
itu pemeriksaan kontak yakni pemeriksaan terhadap anggota keluarga yang di
dalam rumahnya terdapat penderita kusta. "Kami akan berupaya menemukan
kasus penyakit kusta sejak dini," tandasnya.
Dengan
penemuan secara dini tersebut akan memudahkan penangangan bagi para
penderitanya. Menurut Lilik, dengan pengobatan teratur penderita kusta bisa
disembuhkan.
Tingkat
kesembuhannya mencapai 90 persen. Justru, kata Lilik, jika terlambat diobati,
penderita kusta akan mengalami cacat permanen.
"Kalau
sudah terlambat diobati, penyakit kusta tetap bisa disembuhkan. Namun bagian
tubuh yang terserang kusta, misalnya di tangan, akan tetap cacat,"
tandasnya. (Endah/AM)
klik gambar-->baca model TABLOID