Jumat, 20 April 2012

INFOKU PEMERINTAH edisi 28


 
Blora Batasi Tempat Karaoke
INFOKU, BLORA – Beberapa kabupaten disekitar Blora saat ini mulai marak mengadakan penutupan tempat karaoke.
Penutupan ataupun penertiban operasional tempat karaoke oleh Pemkab setempat tersebut seiring desakan sejumlah elemen masyarakat.
Pasalnya ditengarai tempat karaoke kerap dijadikan ajang prostitusi maupun peredaran minuman keras secara ilegal.
Sejumlah pebisnis karaoke termasuk para pemandu karaoke (PK) berupaya mencari tempat yang aman, agar tetap bisa beroperasi.
Salah satu lokasi yang dituju adalah Blora. Pasalnya selain jumlah tempat karaoke di Blora beberapa tahun terakhir terbilang masih minim, Pemkab maupun masyarakat Blora selama ini jarang mempersoalkan kehadiran tempat karaoke.
Hanya saja belakangan ini seiring makin tumbuh suburnya tempat karaoke di Blora, sejumlah elemen masyarakat termasuk DPRD dan Pemkab bersikap.
Bupati Blora Djoko Nugroho pun memberikan keputusan tegas. Dia tak akan memberikan izin pendirian cafe dan karaoke baru di kabupaten yang dipimpinnnya.
"Kami tak ingin Blora dijadikan tempat pelarian. Izin pembangunan cafe dan karaoke baru kami stop," ujar Djoko Nugroho, Sabtu (31/3).
Pernyataan penghentian izin tersebut berulang kali dikemukakan bupati saat kegiatan resmi di Pemkab maupun DPRD.
Terakhir, bupati kelahiran Cepu itu menegaskan pernyataan tersebut dalam rapat paripurna DPRD yang beragendakan jawaban bupati atas pemandangan umum fraksi terkait RAPBD, Jumat (30/3).
Djoko Nugroho yang juga mengungkapkan belum lama ini dirinya menerima sms dari sejumlah warga.
Sms tersebut berisi pengaduan atas beroperasinya karaoke di Desa Seso Kecamatan Jepon. Padalah di depan karaoke tersebut terdapat musholla dan taman pendidikan Alqur’an.
"Saya cek langsung di lokasi, dan ternyata memang benar. Yang saya heran justru kades Seso menandatangi persetujuan keberadaan karaoke tersebut," tandasnya.(Agung/AM)

Petani Diminta Atur Pola Tanam
INFOKU, BLORA- Para petani diminta untuk tidak buru-buru menanami sawah tadah hujan dengan tanaman padi.
Pasalnya hujan yang saat ini mulai turun tidak menentu dikhawatirkan bakal menjadikan pasokan air irigasi pertanian kurang mencukupi, hingga menyebabkan tanaman padi akan mengalami puso.
Namun untuk Blora, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan (Dispertanbunnakikan) Blora, Sutikno Slamet, optimis kebutuhan air untuk musim tanam padi kedua tahun ini mencukupi.
"Sebagian besar petani sudah menanam padi sejak beberapa pekan lalu. Sehingga relatif aman. Kebutuhan air, misalnya dari air hujan, mencukupi hingga masa panen," ujar Sutikno Slamet, Jumat lalu.
Sebagaimana diketahui, sebagian besar lahan pertanian di Blora adalah sawah tadah hujan. Sehingga kebutuhan air sangat mengandalkan turunnnya hujan.
Kondisi tersebut menjadikan petani cukup berpengalaman menyiasati keterbatasan air.
Hanya saja iklim yang kerap tidak menentu menjadikan petani bingung menentukan sikap untuk memulai masa tanam, terutama saat peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Terkait iklim yang tidak menentu tersebut, Sutikno Slamet mengemukakan Gubernur Jateng H Bibit Waluyo dalam kunjungan kerjanya di Blora belum lama ini, mengingatkan kepada para petani untuk pintar mengatur pola tanam, terutama menjelang berakhirnya musim hujan.
"Semoga hujannya tetap berlangsung hingga April. Kalau itu terjadi, kemungkinan tanaman padi akan aman.
Tapi kalau hujannya hanya sampai akhir Maret ini, petani harus bisa menyikapinya. Jangan sampai ada padi yang puso gara-gara kekurangan air," tandas Sutikno mengutip pernyataan gubernur.(Endah/AM)
 klik gambar===>baca model TABLOID