Dampak Kebakaran Pasar, Pedagang Terpaksa Jualan Dirumah
INFOKU, REMBANG- Sambil menunggu realisasi pembangunan Los pasar Rembang yang terbakan, sejumlah pedagang korban kebakaran Pasar Kota Rembang memilih memindahkan barang dagangannya di rumah.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Rembang, Abdul Aziz Karlin Zaim mengatakan, pilihan itu diambil sejumlah pedagang karena pembangunan kembali los pasar oleh pemkab setempat belum juga dilakukan. Selain itu, jumlah lapak darurat di sekitar pasar juga terbatas.
“Daripada harus bersitegang dengan pedagang lainnya, pedagang yang memiliki rumah tak jauh dari Pasar Kota Rembang memilih menggelar dagangan di rumahnya masing-masing,” katanya, Selasa (20/9).
Ia menambahkan, berjualan di rumah sendiri menjadi pilihan agar keamanan barang dagangannya lebih terjamin. Meski “memindahkan” kios ke rumah, lanjut dia, pedagang mengaku tetap dicari pelanggannya.
Wakil Bupati Rembang Abdul Hafidz, mengatakan, desain los darurat pasar untuk menampung para pedagang korban kebakaran pasar kota itu telah rampung, sehingga pembangunannya akan segera dilakukan.
Seperti diberitakan, Kebakaran hebat di pasar Kota Rembang Rabu (7/9), telah meludeskan sekitar 50 persen lebih bangunan pasar. Sebanyak dua los besar untuk kios, enam los besar untuk lapak dan sepuluh los kecil untuk lapak ludes terbakar.
Total sebanyak 93 kios dan 478 lapak milik pedagang yang kini rata dengan tanah.
Hampir dua minggu setelah kejadian itu, petugas kini masih berupaya membersihkan puing sisa kebakaran pasar terbesar di Kabupaten Rembang itu. Selain memindahkan ke rumah, sebagian pedagang mulai melirik ruko atau pertokoan baru yang banyak didirikan di pinggir jalan di Kota Rembang.
( Arti)
Terkait PILKADA Pati
KDW Provinsi Jateng Gelar Seminar
INFOKU, SEMARANG Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Provinsi Jateng menggelar Seminar Nasional dengan tema "Pilkada Pati, Mengapa Jadi Begini?" di Hotel Dafam Semarang, Selasa (20/9).
Tampil sebagai pembicara dalam seminar itu perwakilan KPU Pusat I Gusti Putu Artha, pengamat politik yang sekaligus juga staf pengajar Undip Muchamad Yulianto, dan Asisten I Sekda Pemprov Jateng Siswo Laksono, serta perwakilan dari Depdagri Dodi Riyadmadji. Seminar dimoderatori oleh Amir Machmud dari Suara Merdeka.
Seminar yang dimulai pukul 8.30 sampai 13.00 WIB ini diikuti oleh perwakilan DPC partai politik, wartawan dan warga Pati.
I Gusti Putu Artha mengatakan, pihaknya berharap pemerintah Pati segera mengetuk anggaran APBD untuk mengadakan Pilkada putaran kedua. Dana itu diharapkan segera ada untuk memulai verifikasi calon.
Ia menambahkan, pengunduran diri pasangan yang telah memenuhi syarat kini tidak bisa lagi dilakukan. Sedangkan satu pasangan calon yang telah didiskualikasi adalah Sunarwi-Tedjo Pranomo.
Dari studi kasus Pilkada di Pati, pihaknya menyoroti keputusan MK yang menyetujui pergantian salah satu pasangan terdiskualifikasi, sehingga harus dilakukan putaran kedua.
Sementara itu Muchamad Yulianto mengatakan, fenomena sosial politik di Pati terkait pilkada dikarenakan tingginya hasrat politik para tokoh. Ia mencontohkan, terdapat calon yang maju untuk ketiga kalinya dengan pergantian pasangan secara instan.
Selain itu, ia menambahkan, sebagian besar calon juga masih berpikiran pragmatis-praktis. Dari survei LPSI Desember 2010, diperoleh fakta bahwa mereka yang menyebut "pemberian" dalam politik sebagai hal yang wajar masih banyak, yaitu sebesar 75,3 persen.
"Bahkan banyak fakta di lapangan, kekuatan kepala desa atau perangkat dan botoh (mesin-red) politik yang ikut mendominasi pergerakan dukungan /eleksibilitas para calon," katanya.
Dia juga mengamati implikasi MK yang akan membuat regulasi baru terkait tahapan pemilukada Pati. Ia berpendapat, jika regulasi baru itu tidak segera ditetapkan, maka akan menimbulkan kejengahan publik terhadap politik.
(Imam )
klik gambar ===> baca model TABLOID