Rabu, 17 Oktober 2012

PEMKAB REMBANG - INFOKU 40



DIALOG KEBANGSAAN Hadirkan RYAMIZARD RYACUDU DALAM
INFOKU, REMBANG-  Bertempat di Aula lantai 3 kantor Pusat Koprasi Jasa Keuangan Syariah BMT BUS (Baitul Mal Wa Tanwil Bina Umat Sejahtera) Lasem, PKB PII ( Perhimpunan Pelajar Islam Indonesia ) dan Dewan Harian Cabang Kejuangan ’45  pada Sabtu  (29/9)  menggelar acara dialog kebangsaan .
Tema yang diangkat kali ini ''Memperkokoh Kekerabatan di Era Teknologi Informasi dan Globalisasi Ekonomi''.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Jendral (Purn) Ryamizard Ryacudu,.(Ketua pengurus pusat PKB PII/ Sutrisno Bachir , Agus Sugiyanto, Dosen Pasca Sarjana UNES/pengurus pusat PKB PII), Muspida Kab.Rembang Danramil jajaran Kodim 0720/Rembang. Peserta terdiri dari toga, tomas, toda, LSM, perwakilan mahasiswa dan pelajar SLTA.
Membangun Karakter Negara Pancasila pada intinya ada dua hal yang perlu   digaris bawahi tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila terwujud dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia, yaitu Negara Pancasila akan terwujud.
Hal ini dapat diwujudkan bila kebijakan negara (konstitusi, undang undang negara, peraturan-peraturan pemerintah, dan seterusnya) yang diterbitkan sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Praktik-praktik dan kebiasaan bertindak penyelenggara kekuasaan negara menjalankan dengan benar semua kebijakan negara yang sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila ’
Kalimat tersebut disampaikan Jendral (Purn) Ryamizard Ryacudu saat acara dialog.
Masih Kata Mantan Kasad Jendral (Purn) Ryamizard Ryacudu  Membangun karakter negara adalah bagian dari membangun diri kita sendiri, dan oleh karenanya membangun karakter negara adalah menjadi tugas kita semua, founding father negara kita telah dengan susah payah membidani lahirnya NKRI dan sekarang menjadi tugas kita untuk merawatnya.
Suatu bangsa akan menjadi besar dan kuat bukan oleh bangsa lain, demikian juga lemah dan hancurnya juga bukan oleh bangsa lain, melainkan oleh bangsa itu sendiri.”terangnya.
Ryamizard mencontohkan seorang kapten kapal, ketika melihat kapalnya berada dalam keadaan bahaya dan mulai tenggelam, yang harus dipikirkan lebih dahulu adalah keselamatan penumpang,, baru selanjutnya keselamatan kru, dan yang terakhir keselamatan diirinya.
Dan ketika kapal berada dalam keadaan sulit, seorang kapten tidak pernah menghitung-hitung untung rugi untuk keselamatan penumpang-penumpangnya. sebagai orang terakhir yang keluar dari kapal.
“Mungkin ia akan menghadapi bahaya yang lebih besar dari lainnya.,etos kerja seorang kapten seperti itulah yang seharusnya menjadi, etos kerja negara. Ketika negara harus mengambil keputusan dalam situasi sulit dan dilematis, mestinya prioritas (Pemerintah) tetap pada meringankan beban rakyat.nya “tegasnya.
Masih kata Ryamizard Pemerintah jangan hanya mencari jalan mudah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan negara dan memberikan bagian yang terberat kepada rakyatnya.
Jika semangat para penyelenggara Negara adalah semangat dan kebiasan memanfaatkan Negara sebagai alat untuk memperkaya diri dan memupuk kekuasan kelompoknya sendiri seperti yang sering dilangsir di sejumlah media  massa belakangan ini, jelas akan membuat rakyat menyangsikan kejujuran penyelenggara Negara.”terangnya.
Lebih lanjut Ryamizard mengatakan  Para penyelenggara negara saat ini, nampaknya tak sanggup lagi mengoperasikan mengimplementasikan Pancasila di dalam pembuatan maupun pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
Hal ini karena pembuatan kebijakan Negara sekarang ini lebih merujuk pada keinginan dan tekanan dana moneter internasional (IMF) serta negara-negara adidaya.
Tak hanya itu, pelaksanaan negara juga cenderung mengikuti kepentingan kelompok-kelompok dominan dalam kekuasaan Negara.”tuturnya .
“Untuk itu, agar kedaulatan Negara tidak semakin terancam, perlu dilakukan pengerahan kekuatan masyarakat untuk melakukan kontrol agar pembuatan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.” Tegasnya. ( Sugiarti)
lebih lengkap baca model TABLOID
klik GAMBAR