Jumat, 27 Januari 2012

CEPU - INFOKU edisi 23

PT Pertamina Ingkar Janji
INFOKU, CEPU- Pipa Gas Milik PT Pertamina Ep Ragional Field Cepu , yang ada di Kecamatan Sambong, 5 bulan yang lalu  mengalami kebocoran pada sambungan pipa dan setelah diperbaiki,rercananya mau ditaman ke dalam tanah.
Hal ini dilakukan agar lebih rapi serta masyarakat sambong tidak kuatir lagi  kalau bocor lagi.
Tetapi sejauh ini setelah ditunggu oleh masyarakat Sambong tidak ada realisasi.
Pipa Gas yang panjangnya hampir  kurang lebihnya  500 meter  ini, dari mulai Perempatan Kecamatan sambong  sampai  depan kecamatan sambong, masih terlihat diatas tanah.
Justru di atas saluran air drenase, sehingga Pemerintah kecamatan  Sambong merasa kecewa.
Pasalnya  sejauh ini juga  Sering Kali  berupaya menanyakan perihal terkait tentang Penanaman pipa gas, kepada PT. Pertamina , tetapi tidak ada jawaban apapun dari pihak PT pertamina,  
Dari pengamatan, Wartawan Infoku, sendiri,” memang kondisi pipa ini berada diatas tanah dipinggir jalan kecamatan Sambong  dgn posisinya pipa berada di atas tanah.
 Posisi letaknya pipa gas milik PT Pertamina tidak teratur serta sangat mengganggu beberapa sektor  jalan .
Sampai berita ini diturunkan , pihak pertamina sama ekali tidak ada kepeduliaan akan janjinya kepada mayarakat Sambong.
Sementara itu, Camat Sambong, Dwi  Bambang P. ketika dikonfirmasi o,  melalui  Budiono  Kasi Pemerdayaaan dan pengendaliaan Pembangunan bahwa pihaknya sudah  sering kali mengajukan permohonan kepada pihak  PT pertamina/
 “Baik melalui telp ataupun via surat Sudah kami lakukan namun pihak Pertamina tidak menggubrisnya,” katanya.
Dia hanya bisa berharap  setelah 5 bulan pipa tidak juga ditaman, semoga tidak muncul kebocoran gas tersebut.
PT pertamina tidak konsekwen terhadap masayrakat sambong   akan janji yang diampaikan 5 bulan yang lalu, saya menilai  Pt pertamina  Ingkar Janji,”  Imbuhnya. (Lukman)

Kadarisman Telah Berpulang
INFOKU, CEPU-Selasa (27/12) pukul 10.00 WIB telepon genggam saya berbunyi, saat itu saya berada di rumah sakit Bethesda Yogyakarta, suara Ketua PAC PDI Perjuangan Cepu, Soeyono terdengar dari ujung sana.
Dengan suara agak serak dia mengabarkan tentang telah meninggal dunia Bapak Kadarisman,Ayahanda Irma Isdiana, pengampu PAC PDI P Cepu, yang juga Kakak Bupati Blora Djoko Nugroho.
Mendengar hal itu timbul rasa sesal di hati karena sebelumnya bersama PAC Cepu, berencana akan menengok almarhum ke Semarang tetapi sebelum hal itu tercapai ternyata Kadarisman telah wafat. Banyak kenangan yang kemudian muncul tentang tokoh PDI yang perjuangannya banyak berpihak pada rakyat ini.
          Kiprahnya di dunia politik dimulai sejak usia sangat muda, hingga pada masa reformasi tampak gebrakan yang dilakukan bersama para militant PDI. Pada periode 2004-2009 Kadarisman sempat menjadi wakil rakyat mewakili Dapil 2. Kadarisman yang dikenal sangat social menggunakan kesempatan ini untuk membantu orang-orang yang membutuhkan berbagai bantuan, dan menampakkan kepeduliannya dibidang penghijauan.
          Jiwa sosialnya yang besar kadang tanpa perhitungan sehingga keluarganya sendiri dinomor duakan, dia cenderung membantu orang lain dibanding keluarga sendiri. Waktu yang diberikan untuk keluarga sangat sedikit lebih banyak berada diluar rumah bersama para konstituennya.
          Kesukaannya akan tanaman sangat besar, berapapun uang yang dikeluarkan untuk membeli tanaman, menanamnya hingga memeliharanya sudah tak terhitung. Pada suatu kesempatan, saya diajak memonitor para pegawainya yang sedang menanam bibit pohon asam di sepanjang By Pass. Bapak empat orang anak ini langsung turun memberi instruksi dan memperbaiki keranjang bambu yang dipakai melindungi bibit tanamannya sehingga tidak dimakan ternak atau terinjak.
          “Saya tidak merasakan buah dari tanaman yang saat ini saya tanam, tapi anak cucu saya kelak yang akan menikmatinya,” ujarnya saat itu. Tidak hanya menanam saja tetapi dia membayar orang yang setiap hari menyiram tanamannya yang menyebar di Jalan Pemuda, Jalan RSU, Jalan Diponegoro, By Pass dan jalan-jalan sekitar Tukbuntung.
          Benar saja yang dikatakan Kadarisman saat itu karena kini tanaman yang dulu ditanamnya kini sudah menghijaukan Kota Cepu. Meskipun banyak orang yang sinis padanya saat itu namun kenyataannya mereka ikut menikmati hasil karya Kadarisman. Kini setelah berpulang, kita masih bisa menikmati dan merasakan keteduhan dan keindahan penghijauan yang diwariskannya. Selamat jalan Bapak Kadarisman…(Agustina)

 
Saya Belum Percaya Bapak Telah Tiada” Irma Isdiana
INFOKU, CEPU- Wartawan Infoku yang menemani keluarga almarhum Kadarisman (63)bertahlil sejak hari ketiga hingga bari ketujuh wafatnya, Minggu (1/1) menyaksikan kepedihan yang tampak pada wajah keluarga yang ditinggalkan.
Setiap malam itu tak henti-hentinya pemuka agama yang memimpin doa, sebelum mengawali doa selalu mengingatkan besarnya jiwa social almarhum kepada masyarakat sekitar.
Salah seorang putrinya yang tinggal serumah dengan almarhum, Irma Isdiana berkali-kali membisikkan bahwa dia belum percaya ayahnya sudah tiada.
“Rasanya Bapak kok masih di sini, Mbak. Kalau ada acara kumpul-kumpul begini biasanya beliau yang jadi pengawas segala sesuatunya. Sudah pantas apa belum hidangan yang disajikan, kalau belum diperbaiki, kalau kurang ditambahi, jangan sampai tamu dikecewakan…” katanya sambil sesekali menyeka air matanya.
“Ingat nggak waktu kita bikin nasi bungkus untuk membantu korban banjir ? Bapak langsung turun mengawasi, kalau ada yang bungkusnya terlalu sedikit disuruh nambahi karena kasihan kalau sampai para korban banjir kelaparan,” tambahnya.
Infoku mengiyakan karena pada saat itu ikut membantu membungkusi nasi untuk para korban banjir.
Irma tampak sangat kehilangan ayahnya yang juga guru baginya di dunia politik yang baru saja digelutinya.
Bagi Irma yang masih sangat muda dan baru di dunia ini kepergian Kadarisman sangat membuatnya terpukul. Guru yang selalu membimbingnya itu telah meninggalkannya.
“Saya berusaha untuk ikhlas Mbak, maafkan Bapak saya bila punya kesalahan, tolong sampaikan maaf ini kepada yang lain, sehingga Bapak dapat menghadap Allah SWT dengan ringan dan diampuni dosa-dosanya…,” katanya berkali-kali.
uami dari Hj Sri Ismoyowati dan ayah dari Rahmat Yuniar Sukarno, Irma Isdiana, Indah Suryaningrum dan Retno Widiastuti ini memang telah berpulang ke Rahmatullah, semoga diampuni semua dosa dan diterima amalnya. (Agustina)
 klik gambar ====>baca model TABLOID