Rabu, 06 Juli 2011

INFOKU 12 - PEMERINTAHAN


Pendidikan Murah atau Gratis ?
INFOKU, CEPU- Saat ini saya prihatin terhadap hasil pendidikan, banyaknya tawuran pelajar, banyak pelajar tidak punya sopan-santun, tidak jujur, turunnya pelajar yang mampu mengemukakan pendapat dan mudah dihasut. Demikian dikatakan Slamet Pamudji, Kepala Disdikpora Blora dihadapan peserta sosialisasi Sekolah Murah dan Terjangkau yang diadakan LSM Benteng Merah Putih di pendopo Kecamatan Cepu, Sabtu (21/5).

            Menurut  pejabat yang akrab dipanggil Mumuk ini untuk memperingan beban orang tua murid dia akan membatasi pungutan-pungutan, sumbangan dana/pungutan tidak boleh dijadikan dasar untuk memasukkan siswa, tidak ada tawar menawar uang yang boleh tawar menawar nilai. Selain itu dilarang menambah kelas baru dan menerima siswa melebihi kuantitas kelas, hal ini untuk memeratakan siswa sehingga tidak terfokus pada sekolah tertentu saja.

            Selain Mumuk, Ketua Dewan Pendidikan Blora, Armas Djaya mengatakan pendidikan adalah bagaimana merubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi paham, dari bodoh menjadi pintar dari yang nakal menjadi berbudi pekerti. Pendidikan juga harus mampu mendorong seseorang pada semangat untuk berubah menjadi lebih baik, maju berakhlak, berakakter menuju kehidupan lebih mulia dan bermartabat.

            Mengenai pendidikan gratis terjadi perbedaan pemahaman gratis antara masyarakat dan pemerintah. Saat ini pemerintah baru menggratiskan pada tingkat SD-SMP untuk beaya tenaga pendidik/kependidikan bagi sekolah negeri dan dana BOS bagi sekolah negeri dan swasta. Sekolah swasta masih menghimpun dana untuk gaji guru dan karyawan, investasi dan peningkatan mutu. Sekolah Standar Nasional (SSN), Rencana Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) pemerintah membeeri kewenangan kepada sekolah dapat menarik dana dari siswa. Pendidikan gratis seharusnya diperuntukkan bagi yang benar-benar tidak mampu.

            Pendidikan murah dapat dilakukan dengan efisiensi biaya operasional sekolah, tidak melakukan praktek bisnis di sekolah, mendorong partisipasi masyarakat, stakehoulder dan dunia usaha untuk membantu. Penyelenggara pendidikan dapat melakukan usaha komersial yang sebagian keuntungannya untuk biaya pendidikan. Pendidikan yang penyelenggaraannya hanya dibebankan kepada orang tua siswa dapat dikategorikan jul beli ilmu atau bisnis pendidikan atau pendidikan tanpa misi. (Agustina)

 

Populasi Sapi di Blora Tertinggi
INFOKU, BLORA- Walau dalam pemerintahan khususnya penetapan APBD nya boleh dibilang terpuruk, namun masyarakatnya tetap berusaha memberikan terbaiknya bagi Blora. Hal ini terbukti  pada populasi ternak sapi di Kabupaten Blora tertinggi di Indonesia..
Bahkan menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Fenny Susanto, kemungkinan besar populasinya bisa menempati urutan ke-2 terbanyak se-Indonesia.
"Berdasarkan pendataan cepat sampai hari ini, populasi sapi di Kabupaten Blora telah mencapai 234.000 ekor. Jumlah tersebut dari 108.000 peternak (pemelihara)," katanya, Jumat (17/6).
Jumlah populasi sapi tersebut dipastikan akan terus naik, karena data yang masuk baru 94,24 persen. "Populasi sapi di Blora ini hanya di bawah Sumenep yang mencapai 253.000 ekor," tambahnya.
Pendataan populasi sapi ini dilakukan oleh BPS serentak se-Indonesia. Untuk Blora sendiri, jelas Kepala BPS yang sebelumnya bertugas di BPS Provinsi ini, dilakukan percepatan dengan target bisa selesai pada 20 Juni nanti. "Sebenarnya agendanya sampai 30 Juni, tetapi kita percepat sedikit."
Setelah proses pendataan di lapangan selesai, pihak BPS sendiri akan merekrut sekitar 25 tenaga mitra untuk membantu entry dokumen. "Entry dokumen nanti agendanya full 24 jam. Setelah selesai semua, kami akan segera melaporkan hasil dari pendataan ini kepada Bupati,'' kata Fenny.(Larso)



Ratusan Desa di Blora Terancam Kekeringan
INFOKU, BLORA-  tak kurang  197 Desa dari 295 Desa di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terancam kekeringan dan kekurangan air bersih.
Pemerintah kabupaten (Pemkab) Blora menyiapkan 700 tangki berkapasitas masing-masing 5.000 liter air bersih untuk membantu warga di desa-desa yang terancam kesulitan mendapatkan air bersih tersebut.
Dari pantauan Infoku di Blora Rabu (15/6), sebagian sumur mulai mengering hingga warga terpaksa mencari air ke beberapa desa lain yang masih terdapat air bersih untuk kebutuhan konsumsi.
Di antara warga bahkan telah mulai memanfaatkan air sungai yang disaring untuk memenuhi kebutuhan air bersih, meskipun ketersediaan air di sungai tersebut juga mulai berkurang.
"Kalau untuk mandi dan cuci warga memanfaatkan air sungai yang ada, tetapi untuk air bersih mencari ke daerah cukup jauh," kata Yanto warga Kamolan Blora.
Untuk warga yang mempunyai ekonomi baik, dapat menyediakan air bersih untuk konsumsi dengan cara membeli, baik dengan mendatangkan truk tangki maupun membeli jeriken Rp5.000 per jeriken ukuran 20 liter.
Tetapi bagi keluarga kurang mampu hanya mengandalkan sumur dan jika sudah kering terpaksa mencari hingga ke daerah lain.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Satpol PP Blora Kiswoyo mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada musim kemarau peemerintah kabupaten (Pemkab) Blora telah menyiapkan 700 truk tangki berkapasitas masing-masing 5.000 liter untuk membantu desa yang dilanda kekeringan.
Berdasarkan data yang ada, demikian Kiswoyo, dari 295 desa di Blora 197 desa diantaranya adalah daerah rawan kekeringan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih di ratusan desa tersebut, pemerintah perlu melakukanlangkah antisipasi dengan menyediakan air bersih.
"Biasanya kamarau cukup panjang, sehingga penyediaan air bersih tersebut sangat kurang, sehingga Pemkab Blora akan meminta bantuan ke pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Bakorlin I Pati," tambahnya. (Agung)
 klik gambar===> baca model TABLOID