Senin, 10 Januari 2011

INFOKU edisi 4 - C E P U



Pesta kembang api acara puncak sambut tahun 2011
INFOKU, CEPU- Cuaca Cepu yang biasanya hujan setiap hari, ternyata cerah pada malam Tahun Baru 2011, Jumat (31/12). Sejak sore masyarakat Cepu sudah mulai mempersiapkan pergantian tahun yang kali ini sangat istimewa.
Kecamatan Cepu menggelar barongan Krido Mudho dari Karangboyo, tembang kenangan dan acara puncak pesta kembang api. Bupati Blora Djoko Nugroho juga tampak hadir di pendopo kecamatan bersama keluarga.
Camat Cepu, Purwadi Setiono, dalam sambutannya mengaku acara yang digelar ini termasuk dadakan, sebelumnya hanya pesta kembang api saja yang akan diadakan dalam menyambut pergantian tahun 2010 ke tahun 2011.
“Mohon maaf bila acaranya mungkin kurang sempurna karena acara barongan dan tembang kenangan kami adakan secara dadakan, namun karena bantuan dan dukungan berbagai pihak acara ini akhirnya dapat terlaksana,” katanya.
Camat yang murah senyum ini juga menyampaikan berbagai harapan di tahun baru 2011, dia ingin masyarakat Cepu lebih makmur, sehat dan lebih baik dari tahun yang lalu.
Sementara itu Bupati Blora yang asli Cepu menyampaikan pujian kepada seni barong yang ditampilkan dan berharap barongan dari Cepu dapat menang pada festifal barongan yang akan diadakan pertengahan Januari nanti.
“Jika seni barong dari Cepu ini nanti menang, hadiahnya akan saya dobeli,” ujarnya, disambut tepuk tangan penonton. Bupati yang baru beberapa bulan dilantik ini juga mendoakan masyarakat Blora lebih maju, makmur, sehat dan sukses pada tahun yang akan datang.
Di luar kecamatan, sepanjng jalan protocol, ribuan motor memenuhi jalur jalan. Di pinggir-pinggir jalan bergerombol masyarakat yang menanti datangnya tahun 2011. Ribuan orang keluar rumah memadati taman dan jalan disekitarnya.
Menjelang pukul 12.00 WIB pawai sepeda motor memekakkan telinga bersamaan dengan suara terompet yang ditiup bersamaan. Tepat jam 00 kembang api bertaburan diangkasa, langit Kota Minyak pun terang benderang oleh warna merah, kuning, hijau, ungu dan perpaduan warna yang mempesona.
Kehebohan dan suka cita menandai berlalunya tahun 2010 dan menyambut kedatangan tahun baru 2011 dengan harapan-harapan baru yang lebih baik dari tahun sebelumnya. (Agustina)


Terminal Cepu Mulai Tertata
INFOKU, CEPU- Kondisi terminal cepu usai perbaikan tahap pertama sudah Nampak seperti tertata rapi.
Pembangunan kembali terminal yang paling padat di kabupaten Blora ini, diutarget pemkab Blora sebayak tiga kali tahun Anggaran.
Pada tahun lalu (2010-red) dengan anggaran dari APBD Blora kurang mencukupi maka yang digunakan membangun adalah anggaran dari propinsi sebesar Rp.1,1 milyar.
Hal itu diungkapkapkan Plt kadinas Perhubungan Blora, Bondan Sukarno. “Kami harap tahun ini (2011-red) ada kucuran dana dari Propinsi untuk melanjutkan pembangunan terminal cepu ini,” katanya.
Dia juga menjelaskan pembangunan prioritas adalah terminal keberangkatan dan terminal kedatangan.
“Dan yang juga tak lupa tentunya loket peron, karena loket ini merupakan salah satu sumber PAD,” ungkap Bondan.
Menurut Bondan yang pernah menjabat kepala DPU Blora, pembangunan terminal cepu keseluruhan diperkirakan menelan biaya Rp.4,5 milyar. “targetnya tiga tahun, dan tahun ini kita ajukan anggaran Rp.1,5 milyar sedang sisanya tahun depan,” jelas Bondan.(Agustina)

 klik Gambar ===> baca model TABLOID

Flaring Gas Bukan Kegiatan Produksi Sumur Minyak Tua
INFOKU, CEPU- Pengelolaan gas di sumur di Desa Semanggi Kecamatan Jepon  ternyata bukan sebuah produksi.
 Menurut Humas PT Pertamina EP Region Jawa Field Cepu Taufik Riyadi, yang dilakukan adalah memanfaatkan flaring gas.  Flaring gas merupakan gas yang keluar dari sumur yang tidak dimanfaatkan.
Gas yang dimanfaatkan itu, 0,5 MMSCFD yang di banyak sumur minyak di Pertamina dibakar.  Pemanfaatan dilakukan oleh PT Titis Sampurna sebagai bentuk CNG (Compressed Natural Gas).  "Memang diangkut dengan menggunakan truk," ujar Taufik akhir bulan Desember lalu.
Dia menjelaskan, kegiatan itu juga dilakukan secara legal, karena PT Titis Sampurna mempunyai kontrak BP Migas, sehingga kontrak itu menjadi payung hukum dalam kegiatan pemanfaatan gas tersebut.
Lanjut Taufik, kegiatan memanfaatkan flaring gas ini merupakan wujud kepedulian Pertamina EP untuk mengurangi resiko pencemaran apabila gas tersebut dibakar atau tidak dimanfaatkan.
 "Jadi lebih aman kalau dimanfaatkan seperti itu.  Soal bagi hasilnya bisa ditanyakan ke Departemen Keuangan pusat," tambahnya.
Perusahaan tempatnya bekerja, kata Taufik, tidak ada untungnya menyembunyikan informasi sehubungan dengan hasil komersial flaring gas tersebut.  Selain itu, Pertamina tetap berkomitmen untuk memberikan dana Corporation Social Responsibility (CSR) atau dana untuk pengembangan masyarakat selama kegiatan dan peruntukannya juga jelas dan pasti.
"Hanya kami tidak memberikan dalam bentuk cash," tandasnya.
Diberitahukan sebelumnya, produksi gas di sumur Desa Semanggi Kecamatan Jepon dipertanyakan kontribusinya untuk Pemkab.  Sebab, sekian lama gas diproduksi, namun kontribusi belum ada.
Setiap hari gas dari sumur itu diangkut dengan truk kontainer untuk dijual di perusahaan yang membeli gas itu.  Hal itu membuat jalan yang dilalui truk kontainer tersebut sering rusak.
Sampai saat ini dana bagi hasil (DBH) gas yang diterima Blora baru mencapai Rp57,7 juta, sesuai data dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah/DPPKAD. (Agustina)