INFOKU, NGAWEN- Kurang lebih 38 sumur minyak tua yang terletak di lapangan Tungkul dan Trembul, Ngawen, Blora dalam waktu dekat akan segera dieksplorasi. Diharapkan eksplorasi itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar sumur.
Dua lembaga akan menangani pengelolaan sumur minyak tua tersebut, yakni PT Sarana Patra Jateng (BUMD milik Pemerintah Propinsi Jawa Tengah) dengan PT Blora Patra Energi (BUMD milik Pemerintah Kabupaten Blora).
Adapun dasar pengelolaannya adalah izin dari PT Pertamina tanggal 3 November 2010. "Prinsipnya, secepatnya kami segera beroperasi karena izin juga sudah ada," tandas Direktur PT Sarana Patra Jateng Bambang A Mulyadi minggu lalu.
Sesuai dengan kehendak Bupati Blora Djoko Nugroho, dalam operasional itu pengelola akan mengakomodasi masyarakat setempat, terutama masyarakat yang selama ini telah mengusahakan sumur minyak tua.
"Kami memang akan lebih banyak mempergunakan tenaga kerja asli Blora, baik tenaga lapangan maupun pengawas," jelas Bambang.
Banyak pihak menyambut gembira eksplorasi sumur-sumur tua yang sebenarnya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Blora ini. Minimal dengan dikelola secara resmi, diharapkan BUMD yang dapat mengayomi para penambang yang notabene warga setempat, bagaimana menambang minyak sumur tua sesuai dengan prosedur dari pemerintah dan PT Pertamina.
Menurut Bambang, lembaganya juga akan berupaya menyalurkan hasil produksi kepada PT Pertamina dan memberikan imbalan jasa produksi kepada masyarakat setempat yang melaksanakan pengusahaan minyak. Hal itu tentu sesuai dengan harga yang ditetapkan.
Terkait dengan akan dikelolanya sumur-sumur minyak tua di Ngawen itu, Bupati Djoko Nugroho berharap masyarakat tidak melakukan pengusahaan pertambangan secara individu dan sporadis. Justru mereka diminta untuk bersama-sama membentuk koperasi sehingga bisa bekerjasama dengan lembaga resmi yang mengelola.(Endah)
Klik Gambar ====baca Model TABLOID
Pelunasan Lahan Giyanti Diperkirakan Awal Maret
INFOKU, SAMBONG- Koordinator Land Team Mobile Cepu Limited Bambang Sugeng menyebutkan bila pembayaran penuh untuk area eksplorasi Blok Cepu di desa Giyanti kecamatan Sambong diperkirakan awal Maret tahun 2011.
Saat dihubungi via ponselnya pada hari Rabu (16/02), Bambang mengatakan bila pihaknya bisa memastikan bila awal Maret 2011 dilaksanakan pembayaran penuh, tapi belum bisa memastikan tanggalnya. “Yang jelas, diusahakan secepatnya,” kata Bambang.
Sebelumnya, pihak Land Team MCL telah memberikan uang muka secara massal kepada 15 pemilik tanah pada bulan puasa lalu.
Tepatnya tanggal 2 September 2010. Pada hari-hari berikutnya, Land Team memberikan uang panjar kepada land owner lain hingga genap menjadi 24 orang land owner area eksplorasi Blok Cepu lapangan Giyanti.
Besaran DP bagi setiap land owner rata-rata Rp 5.000.000,-. Melihat dari klausul perjanjian yang ada, DP sebesar itu akan dianggap hangus bila dalam waktu selama 6 bulan setelah pemberian DP itu tidak dilakukan pelunasan.
Pengukuran Lahan Sudah Selesai
Setelah diberikan DP, diadakan pengukuran lahan. Pengukuran lahan dikerjakan oleh sebuah tim bentukan MCL dari Universitas Diponegoro Semarang. Menurut tim pengukur lahan, saat ini pengukuran lahan milik mereka yang telah di-DP sudah selesai semua.
Tinggal menunggu legalitas dari Badan Pertanahan Negara. Semua biaya pengukuran dan penerbitan sertifikat tanah dibiayai oleh MCL. Namun hingga pertengahan februai 2011 ini, belum ada satupun sertifikat tanah dari BPN yang sudah turun.
Land Team MCL menjamin bahwa sertifikat tanah dari BPN ini masih atas nama land owner. Setelah sertifikat tanah turun, maka transaksi jual beli yang sesungguhnya dilaksanakan. Land owner melepas hak kepemilikan tanahnya, MCL membayar harga sesuai dengan harga yang telah disepakati. Bila DP belum hangus, land owner dibayar senilai kesepakatan harga dikurangi DP.
Tapi bila DP sudah hangus, maka pemilik lahan akan dibayar senilai kesepakatan harga. Setiap pembayaran baik DP maupun pelunasan dilakukan bukan secara tunai melainkan menggunakan cek.
Setelah itu baru bisa dicairkan di bank yang telah ditunjuk pihak MCL.
Salah seorang pemilik tanah Sartono mengatakan bila dirinya merasa beruntung lahannya dibeli oleh MCL.
Menurutnya, andaikan saja tidak ada proyek negara seperti eksplorasi Blok Cepu ini, harga tanahnya tak akan setinggi harga beli MCL. Sartono mengharap wacana pelunasan awal Maret ini benar-benar terealisasi. Rencananya, dana hasil penjualan lahan dari MCL nanti akan digunakan untuk membeli lahan di desa lain.
Sartono menyadari bila dirinya tak akan membeli lahan baru di desa Giyanti sendiri. Sejak munculnya rencana eksplorasi Blok Cepu di Giyanti, harga tanah di desa Giyanti melambung tinggi, apalagi di dukuh Trisinan.
Maka dia merencanakan akan membeli lahan di desa lain saja. Jarak antara lahan baru dengan rumahnya nanti tidak menjadi persoalan. Itu dikarenakan sekarang hampir setiap keluarga mempunyai kendaraan, keluarganya sendiri mempunyai 2 buah sepeda motor. “Keadaan jalan-jalanpun sekarang sudah baik, sudah bisa dilewati sepeda motor. Jadi amat berbeda ketika dibandingkan dengan jaman dahulu,” katanya.(Heri)