Kamis, 26 Mei 2011

INFOKU edisi 10 - REDAKSI


Maturnuwun Mas Wid……………..(Alm H Basuki Widodo)
Akhirnya PI Blok Cepu ‘Netes’
Pilihan Petinggi Pemkab Blora yakni Bupati dan DPRD Blora saat mengambil Participating Inters (PI) Blok cepu akhir tahun 2005, merupakan momentum dan sejarah Blora. Khusiusnya bagi rakyat Blora guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera di kemudian hari.
Apalagi saat itu, peluang ini dimungkinkan karena UU 22 tahun 2001 UU tentang Migas dan PP-35 tahun 2005 beserta peraturan perubahanya.
Pemkab Blora menyikapi dengan mendirikanya PT Blora Patra Hulu (PT BPH) lewat Perda no 11 tahun 2005 dilanjutkan dengan melantik jajaran pengurusnya.
Wacana yang berkembang waktu itu, berawal dari Presiden RI melempar pernyataan pembagian kue yakni 10 % PI, untuk daerah Penghasil Minyak pada Blok Cepu.
Dan akhirnya keempat daerah bergerak bersama dan sepakat untuk mengambil PI Blok Cepu dengan cara mendirikan BUMD di masing-masing daerah.
Keempat daerah tersebut yakni Propinsi Jateng, Propinsi Jatim, Kabupaten Blora dan Kabupaten Bojonegoro.
Saat itu juga semua daerah terbentur pada permasalahan permodalah, maka mereka, termasuk didalamnya Blora berusaha mengundang investor. Namun demikian ada satu daerah di Blok Cepu yang terpaksa mengeluarkan dana APBDnya sebesar Rp. 100 milyar untuk keikutsertaannya.
Bagaimana BLORA
Untuk Pemkab Blora untuk mengeluarkan dana untuk PI Blok Cepu sebesar Rp. 500 juta.  Pendanaannya Bupati saat itu Alm H Basuki Widodo menentukan sikap   dan kebijakan hanya untuk kebutuhan Cash Out. Artinya pemenuhan semua saham-saham pada PT BPH ditanggung secara keseluruhan oleh Investor.
Untuk itulah Bupati alm H Basuki Widodo, dengan perimbangan demi pembangunan masa depan, perlu ditunjuk investor yang benar-benar mau menutup keseluruhan dana terkait PI tersebut.
Atas dasar saran konsultan yang dipilih Bupati maka tak lama kemudian pemkab Blora mengadakan lelang yang dinakan Beauty Contest.
Waktu itu dibentuklah tim kecil semacan Steping Commite guna mengawal pelaksanaan Beauty Contest dengan ujung tombak PT BPH. Setelah semua rencana matang maka dilaksanakannya proses beauty contest yang pelaksanaannya seperti lelang barang dan jasa.
Seingat penulis yang mengikuti proses penjelasan pelelangan tersebut, ada 13 investor yang  berasal dari Medan, Jakarta, Surabaya dan Makasar. Namun saat terjadi penawaran, hanya 3 investor besar yang mengajukan penawaranya.
Setelah dihitung berdasar scor yang telah disepakati saat penjelasan pelelangan, terpilihlan PT ABSJ Surabaya.
Menurut penulis ada empat Kunci kesuksesan Pemkab Blora dalam menggelar Beauty Contest tersebut yakni :
1.            Adanya kekompakan semua pihak dengan tujuan tunggal, bersatu padu demi kesejahteraan masyarakat Blora mendatang
2.            Adanya sasaran yang jelas dan tegas walau sebagian besar dari panitia bukan orang Migas.
3.            Adanya koordinasi yang konsisten tanpa mengenal siang atau malam.
4.            Menyisihkan kepentingan pribadi, bekerja untuk kepentingan rakyat.
Lima tahun telah berlalu, dan saat itu banyak peserta lelang, pejabat dan masyarakat Blora sanksi dan berpendapat bahwa beauty contest yang digagas pada era alm Basuki Widodo, hanyalah mimpi.
Tapi saat ini yang semula dianggap mimpi, justru mulai tampak menjadi kenyataan. Dari PI ini pada tahun 2010 telah menambah pundi PAD  sebesar krang lebih  Rp.56 Juta dan 2011 akan menyumbang sebesar  kurang lebih Rp. 300 juta terbesar kedua setelah BPR BKK.
Sehingga sesuai kontrak awal saat beauty contest yang pembagiaannya sebelum BEP yakni  BPH 33,80 % dan ABSJ 66, 80 % sedang Setelah BEP kebalikanya.
Maka seiring peningkatan produksi minyak di Blok Cepu, serta dimungkinkan BEP diakhir tahun 2014 maka Blora akan menerima PI  bermilyar-milyar rupiah. Sehingga apa yang menjadi misi visi bupati makin mudah dicapai, diera kepemimpinan adikmu (Bupati Djoko Nugroho).
Mungkin di benak  pak Kokok (panggilan akrab Bupati Djoko Nugroho-red) terucap ‘’Maturnuwun mas Wid, atas kebijakanmu diwaktu lalu, akan makin mudah mewujudkan visi dan misi-ku menuju masyarakt Blora yang sejahtera’’
(Penulis : Drs. Ec Agung Budi Rustanto- Pimpinan Redaksi tabloid INFOKU)

Senin, 23 Mei 2011

INFOKU edisi 10 - hal 8 - ANEKA


Bupati Tekankan Pabrik Gula Blora Tetap Berdiri
INFOKU BLORA- wacana yang beredar di Blora tentang akan dipindahkanya Pabrik Gula ke Purwodadi , terjawab sudah.
Bupati Blora Djoko Nugroho saat jumpa Pers di ruang pertemuan Sekda  memastikan bahwa PT Gendis Multi Manis sebagai pengelola pabik gula di Blora tetap akan membangun pabriknya di Bentolo Todanan Blora.
“Sesuai dengan arahan bapak Gubenur bahwa pabrik Gula tetap berdiri di Blora, untuk itu petani yang tenah menanam tebu jangan ragu agar tetap menanam di sawahnya,”  jelas.
Memang dari pantau Infoku dibeberapa desa yang petaninya sudah menanam tebu timbul keresahan terkait tanamannya.
Mereka banyak yang menayakan kepastian berdirinya pabrik gula di Blora, sehingga beberapa petani yang akan menanam Tebu mulai bimbang dan Ragu.
Untuk itulah Bupati meminta jajaran terkait maupun PT GMM agar lebih gencar mensosialisasikan program yang akan dilaksanakan, khususnya daerah yang cocok untuk tanaman tebu ini.
“Sosialisasi ke desa dan langsung mengumpulkan warga di tiap kelurahan, lebih efektif dari pada yang lain,” tandas Djoko Nugroho.(Agung)
 


Dekan MM USM buka Pelatihan Karyawan BPR BKK
INFOKU, BLORA- Pelatihan dibidang menejemen pada persaingan Global saat ini sangatlah perlu. Apalagi di era persaingan bebas dan keterbukaan masyarakan bias menilai lembaga per-Bank-an mana yang laya untuk investasi.
Hal itu diungkapkan Dekan MM Universitas Semarang (USM) Dr.Ir Hj Kesi Wijayanti MM, saat membuka program pelatihan bagi para pegawai dilingkungan BPR BKK Blora, yang diselenggarakan di aula BPR BKK Jepon Jumat 13/5) lalu.  
Menurut Kesi panggilan akrab mantan fist lady Blora ini saat ditemui usai membuka pelatihan ini, mengatakan penggunakan computer sangatlah penting bagi para karyawan yang bergerak di perbankan.
Apalagi Bank Indonesia (BI) kini mewajibkan semua Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melaporkan Teknologi Sistem Informasi (TSI) yang dipakai.
Hal ini didasarkan pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No 27/164/KEP/DIR Tentang Penggunaan Sistem Teknologi oleh Bank tertanggal 31 Maret 1995.
“Pengetahuan tentang TSI sangat penting bagi BPR untuk mencegah kemungkinan timbulnya risiko karena pelaksanaan TSI,” katanya.
Untuk itulah Langkah-langkah pengamanan perlu diupayakan dan manajemen bank juga harus bertanggungjawab untuk menetapkan kebijaksanaan pengawasan, pengamanan TSI dengan memperhatikan akurasi, kebenaran, ketepatan waktu, dan kerahasiaan informasi," jelas Kesi.
Lebih lanjut Wakil Indonesia di International Conference on Management Perspectif (ICMP) India beberapa waktu lalu ini, menandaskan penggunaan TSI merupakan salah satu sarana dan strategi yang biasa digunakan oleh bank-bank perkreditan rakyat. Yakni untuk meningkatkan daya saingnya dalam industri perbankan, serta untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional bank.
Dia juga menambahkan pemanfaatan TSI memiliki risiko yang tidak kecil. ''Risiko ini muncul akibat perencanaan yang kurang baik, karena proses pengembangan yang kurang cermat, atau bisa juga muncul pada waktu pengoperasian," ujarnya.
Untuk itu, katanya, pihak manajemen bank perlu mengimbangi kehadiran TSI dengan sistem kontrol dan pengamanan yang memadai. ''Sistem kontrol dan pengamanan yang ada, tentu dengan tetap menjaga kerahasiaan bank," tambah Kesi Wijayanti. (Agung)

INFOKU edisi 10 - KECAMATAN


Tambang Cadas Longsor, 3 Tewas

INFOKU, TODANAN- Hujan lebat memakan korban. Kecamatan Todanan Blora, tiga penambang batu cadas tewas setelah tertimbun tebing galian yang longsor.
Petugas sempat kesulitan mengevakuasi korban dari longsoran karena hujan lebat dan banyaknya material yang mengubur korban.
Sami, keluarga salah satu korban, histeris dan hendak membangunkan Latif (35) yang telah terbujur kaku. Latif merupakan salah satu dari tiga penambang batu yang tewas akibat tebing longsor di Desa Dlingo, Todanan, Blora,pekan lalu.
Korban lainnya, Ahmad Yasid (35) dan Muslih (46), warga Kajengan Todanan, juga tewas setelah tebing cadas setinggi 5 meter mendadak longsor menimpa mereka.
Sebelumnya ada lima orang yang sedang menambang batu cadas dan hendak memasukkannya ke truk. Bersamaan dengan itu, hujan deras melanda dan menggerus tebing.
Ironisnya, ketika mengetahui kejadian tersebut pengemudi truk dan dua orang lainnya malah melarikan diri.
Ketiga korban langsung dimakamkan Senin malam di pemakaman setempat.
Sementara itu, Kapolsek Todanan AKP Daryoto mengatakan, pihaknya kesulitan menertibkan pertambangan tersebut. Warga terus menambang batu cadas meski kondisi lahan galian sangat membahayakan.(Dian)


KA Anjlok di Persimpangan Rel
INFOKU, RANDUBLATUNG- Sebuah kereta api anjlok di persimpangan rel Stasiun Randu-Blatung, Kabupaten Blora, Rabu (4/5).
Tidak ada korban jiwa. Akibatnya Keberangkatan kereta di stasiun itu tertunda selama empat jam lebih.
KA Rajawali jurusan Semarang-Surabaya anjlok saat melintasi persilangan rel. Gerbong di belakang lokomotif terperosok lepas dari rel. Ratusan penumpang menyelamatkan diri turun dari kereta api.
Warga sekitar berkerumun dan membantu evakuasi gerbong.Anjloknya kereta api menyebabkan perjalanan menuju Surabaya tertunda selama empat jam lebih. Perjalanan baru bisa dilanjutkan setelah pihak PT KA menerjunkan lokomotif pengganti.
Lokomotif dan gerbong berhasil dipindahkan ke jalur 2 pada Kamis (5/5) dini hari, sementara penumpang yang sempat telantar terpaksa melanjutkan perjalanan tanpa penerangan dan pendingin ruangan. (Larso)

Selasa, 17 Mei 2011

INFOKU edisi 9 - POLITIK & HUKUM



Polres Bekuk Pencuri Pipa Milik Pertamina
INFOKU, JIKEN- Berkat kesigapan petugas gabungan dari Satreskrim Polres Blora dan Polsek Jiken, seorang pencuri pipa milik Pertamina EP Field Cepu lokasi produksi minyak di Desa Nglobo, Kecamatan Jiken, dibekuk.
Seorang tersangka lainnya hingga kini masih buron, sebab saat hendak ditangkap dia berhasil melarikan diri.  Kapolres Blora AKBP Nurkholis SIK MSi melalui Kasatreskrim AKP Guntur Saputro menyatakan akan terus menyelidiki lebih lanjut terkait seringnya  terjadi pencurian pipa milik PT Pertamina di Kecamatan Jiken.
Tersangka yang dibekuk itu adalah Sugiono (39), warga Dusun Kalitengah, Desa/Kecamatan Jiken.  Dalam pemeriksaan sementara dia mengaku melakukan pencurian pada hari Selasa (13/4) pukul 23.30.
Keterangan yang berhasil dihimpun menyebutkan, pencurian yang dilakukan oleh Sugiono bersama seorang temannya itu diketahui pada Rabu (14/4) pukul 08.00.  Waktu itu petugas keamanan PT Pertamina saat patroli rutin mengetahui pipa milik perusahaan tempat dia bekerja itu hilang dua batang.  Satu batang berdiameter 3 inchi  dengan panjang 6 meter.  Saat itu juga petugas tersebut melapor ke Mapolsek Jiken.
Dibantu anggota Satreskrim Polres Blora, anggota Reskrim Jiken akhirnya berhasil menemukan jejak pencuri pipa.  Tanpa kesulitan petugas membekuk tersangka Sugiyono, berikut barang bukti berupa pipa-pipa milik Pertamina yang sudah dipotong-potong satu meteran.
Saat diperiksa, tersangka mengaku beraksi bersama seorang temannya, Listiyono, yang juga warga Jiken.  Hingga berita ini ditulis Listiyono masih dalam pencarian.  Dimungkinkan dia sudah lari ke luar kota.
Secara terpisah Kepala Keamanan PT Pertamina EP Field Cepu Mayor Slamet Riyanto ketika diminta konfirmasi menjelaskan, pelaku pencurian akan diproses secara hukum.  Hal itu dimaksudkan agar pelaku merasa jera sekaligus untuk pembinaan kepada masyarakat agar ikut serta membantu mengamankan aset negara.(Larso)


Tunggu Hasil Lab untuk Pastikan Tanah Aman
INFOKU BLORA- Walau Rehabilitasi lahan di bekas tumpahan minyak akibat pipa minyak milik PT Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dipotong pencuri sudah selesai dan warga pemilik lahan yang tercemar sudah diberi kompensasi, nampaknya masih belum cukup.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Blora masih belum mengambil sikap dan menunggu hasil uji lab yang dilakukannya.  "Uji lab kami lakukan dengan menggandeng lembaga independen," ujar Kabid Pencemaran dan Sengketa Lingkungan BLH Blora, Djoko Budiyono, dalam keterangan Persnya.
BLH Blora menggunakan jasa PT Sys Lab Bogor.  Sampel tanah yang diambil dari lokasi tumpahan minyak sudah dikirim dan masih menunggu hasilnya.  Djoko memperkirakan Senin depan hasil lab tersebut sudah jadi.  Beberapa kali dia menghubungi pihak Sys Lab, namun mendapat jawaban kalau hasilnya belum keluar.  "Nanti akan kami sampaikan hasilnya seperti apa," jelasnya.
Djoko juga mengungkapkan sejak tumpahan terjadi, pihaknya beberapa kali memantau dan mengawasi langsung pelaksanaan rehabilitasi yang dilakukan PT Pertamina.
Kunjungan akan kembali dilakukan paling lambat Senin pekan depan.  Sebab lembaganya juga ingin memastikan kalau tanah pertanian milik warga itu aman dan bisa ditanami lagi setelah terkena tumpahan minyak sekitar tiga barel.  "Untuk memastikan, harus ada data ilmiah, salah satunya hasil uji lab tersebut," kata dia.
Sementara itu, hasil uji lab yang dilakukan PT Pertamina sudah jadi.  Hal itu juga diinformasikan oleh Djoko Budiyono.
Dia menjelaskan, hasil uji lab PT Pertamina itu dilakukan oleh labnya sendiri.  Berdasarkan hasil uji lab Pertamina itu, kata dia,  tanah bekas tumpahan minyak itu tidak ada masalah atau aman untuk ditanami lagi.  "Menurut hasil uji lab Pertamina, tanahnya aman.  Tapi itu kata Pertamina, kalau hasil BLH belum," tegasnya.(Agung)

INFOKU edisi 9 - TOPIK


Topik
RSBI tidak Sejalan Visi dan Misi Bupati Blora
INFOKU, BLORA- Nampaknya pengenalan jurnalistik perlu dikenal dilingkungan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional khususnya di SMPN 2 Blora.
Hal itu tampak dari Jumlah ratusan SMS yang masuk ke HP Redaksi dan HP tokoh pendidik dilingkungan Blora Kota. Dengan kata-kata yang bernada keresahan status sekolah, yang dimungkinkan akan dikembalikan statusnya dari RSBI menjadi Reguler.
Hal ini diungkapkan tokoh masyarakat yang juga pendidik yang HPnya (085740549…..) kebanjiran ratusan  SMS tadi. “Jelas ini diskenario oknum guru SMPN 2 yang ketakutan status RSBInya terancam di likwidasi. Ini cara salah dalam mengartikan berita yang sama sekali tidak menyebut sekolah tertentu,” katanya.
Lanjutnya, SMS yang super banyak tersebut dapat diartikan juga sesuatu cara yang salah dari seorang pendidik dalam mendidik seorang murid. Atau dengan kata lain mendidik murid menjadi peneror.
“Yang jelas melihat kata-kata yang dikirim menyebut SMPN 2 Blora adalah dibuat seorang guru. Kalau memang tanpa sepengetahuan Kepala Sekolah, tolong Guru tersebut diambil Sanksi karena sudah mendidik siswa sebagai peneror,” tandasnya.
Sementara 4 LSM terkemuka di Blora kota ARAK (Aliansi Rakyat Anti Korupsi), BCC, Wong Cilik dan LSM Jati Bumi,  ketika dimintai tanggapanya mengenai SMPN 2 Blora ini, serempak menyebut Kurang Transparan dalam pengelolaan RSBI.
“Artinya ada yang disembunyikan dalam pengelolaan anggaran sekolah itu, karena dimungkinkan ada dugaan penyimpangan dalam pengelolaan anggaranya,” kata Amin Faried pimpinan BCC.
Disamping itu Amin juga mengatakan RSBI di Blora ada 3 sekolah, mengapa berita yang tidak memunculkan nama sekolah tertentu, justru yang kebakaran jenggot adalah SMPN 2 Blora.
“Inilah yang wajib dijadikan pegangan Disdikpora Blora untuk pengusutan lebih lanjut ada apa dibalik pengelolaan Blora, Syukur-syukur aparat yang berwenang juga ikut dalam pemeriksaan,” jelasnya
Bahkan menurut Amin Faried yang juga ketua Forum Transparansi Blora (FTB) sangat menyayangkan adanya SMS yang masuk keredaksi atau orang lain yang jumlahnya ratusan. “ini sudah dikatakan upaya teror dan dapat dikategorikan tindak kriminal dan bila perlu agar dilaporkan polisi,” jelasnya.
Terpisah Ateng Sutarno Komandan LSM wong Cilik ini mengatakan RSBI di Blora sudah tidak sejalan dengan Visi dan Misi Bupati dibidang pendidikan yakni Sekolah Gratis.
Untuk itu keberadaan RSBI di Blora perlu mendapat pantauan Bupati dan menjadi bahan penilaian DPRD  khususnya di SMPN 2 Blora ini.
“Bila di SMPN 2 Blora diduga ada penyimpangan pengelolaan DAK, BOS atau Blokgrand, perlu diambil tindakan tegas oleh penyidik,” kata Ateng yang juga mantan guru SMPN 5 Blora ini.
Pernyataannya ini dengan pertimbangan bahwa 20% dana APBN terserap dibidang pendidikan, baik melalu DAK, BOS dan Blokgrand, bila tidak dipantau secara serius dana tersebut akan sia-sia.
Disamping itu dia meminta Disdikpora mengkoreksi ulang apakah status guru di SMPN 2 Blora, pada pendidikan S2 nya, apakah sudah benar sesuai persyaratan RSBI. Yakni guru RSBI adalah lulusan magister (S-2) dari Perguruan Tinggi (PT) berakreditasi A.
“Coba Disdikpora sebagai institusi yang berwenang dibidang pendidikan dicek guru S2 di SMPN 2 Blora apakah mereka lulusan Perguruan tinggi berakreditasi A, Karena jumlah PT di jateng dapat dihitung dengan jari,” tandas Ateng.
Terkait tentang transparansi di RSBI Blora dirinya sebagai salah satu LSM di Blora juga menyayangkan hanya sebatas kedalam saja.
Artinya sosialisasi sebatas orangtua murid, komite dan disdik namun kemasyarakat Blora secara umum sangatlah kurang.
“Kalaupun sosialisasi melalui website, berapa orang yang tahu di banding sosialisasi melalui radio atau media cetak,” tandasnya.
Terpisah Kepala Sekolah SMPN 2 Blora, Purwadi, saat dikonfirmasi Infoku hanya mengatakan bahwa sekolahnya dikelola secara transparan dan dapat dipertanggung jawabkan.
“Kami mengelola sekolah secara trasparan dan dapat dipertanggung-jawabkan,” tegas Purwadi.
Sementara salah satu anggota komite SMP tersebut Djoko Prasetyo yang juga kepala kelurahan Kedung Jenar mengatakan Penegelolaan SMPN 2 Blora memang transparan. Namun sebatas ke dalam yakni kepada orang tua wali murid, Komite dan dinas terkait.
“Sedang sosialisasi secara transparan ke masyarakat luar sekolah tersebut belum dilakukan SMP ini,” Ungkapnya.
Dilain tempat Bupati Blora Djoko Nugroho ketika dikonfirmasi terkait RSBI dan Visi dan Misi-nya di bidang pendidikan yakni sekolah gratis, menegaskan saat ini sedang menggodok aturan terkait itu.
“Yang jelas untuk RSBI, Saya tetap akan menerbitkan keputusan baru, yang saat ini hampir selesai pembahasanya. Khusus masyarakat tak mampu jangan resah, nantinya anak anda bisa juga sekolah di RSBI,” kata Kokok panggilan akrab bupati Blora saat ditemui disela-sela peresmian Pabrik Gula GMM (18/4) di Todanan.(Larso/Agung)



Topik Samping

Urip Daryanto (Ketua PWI Jateng II)
Sangat Perlu Guru RSBI Diklat Jurnalistik
INFOKU, BLORA- Seorang guru di RSBI harus paham tentang berita, sehingga dapat mengartikan dan memahami isi berita itu sendiri.
Artinya para guru RSBI tidak terpancing pemberitaan yang faktanya secara umum, atau bukan ditujukan kesekolahanya saja.
Hal itu diungkapkan ketua PWI Jateng II, Urip Daryanto saat ditemui Selasa (26/4) di sekretariat KONI.
Untuk itulah Dia berharap khususnya sekolah yang berstandar RSBI paling tidak segera menyelenggarakan Diklat tentang Jurnalistik.
Sehingga nantinya para guru tidak setengah-tengah memahami tentang pemberitaan sebuah media.
“Mereka akan tahu tentang jurnalistik dan perilaku jurnalisnya, sehingga tidak seolah-olah berita itu selalu diartikan buruk. Tapi sisi baiknya juga tahu, disamping juga tidak alergi terhadap kritik yang membangun,” jelas Urip.(Agung)
Foto Urip Daryanto   




Tejo Prabowo (Alumni SMPN 2 Blora/ LSM Jati Bumi)
RSBI Hanya Lips Service
Predikat RSBI hanya Lips Service doing tidak lebih dari sekedar kosmetik belaka ! Peningkatan kwalitas, Mutu, Prestasi dan kompentensinya public, tidak pernah mendapat pelaporan dampak dari perkembangan program tersebut. Sehingga perlu dikaji ulang dan dievaluasi terhadap menejemen pelaksanaan program tersebut. Selain itu perlu adanya transparansi dan akuntanbilitas penganggaran oleh SMP 2 Blora ke Publik.
Hal itu diungkapkan ketua LSM Jati Bumi Tejo Prabowo yang juga alumni SMPN 2 Blora, kepada INFOKU.
Untuk itulah Tejo yang saat ini masih menjabat Ketua Karang Taruna kabupaten Blora ini, menyarankan harusnya tidak hanya bicara masalah kurikulum, fasilitas dan biaya saja, namun lebih dari itu.
“Juga Menejemen penyelenggaraan, hasil perkembangan dan pelaporan program, output kwalitas dankompentensi SDM bagi siswa dan pendidik, transparansi dan akuntanbilitas pelaksanaan berikut prestasinya juga harus RSBI,” tegas Tejo Prabowo.(Agung)



Kenthut Prasetya (Ketua Aliansi Rakyat Anti Korupsi Blora)
Diskriminasi Pendidikan
INFOKU, BLORA- “Kenyataan di Blora dengan adanya RSBI pada tahun keempat ini, sudah terjadi diskriminasi pendidikan,” kata ketua Aliansi Rakyat Anti Korupsi (ARAK) Blora, Kenthut Prasetyo.
Artinya untuk tingkat SMP dalam hal ini SMPN 2 Blora menurut dia, boleh dibilang hanya anak orang menengah keatas saja yang dapat mengenyam pendidikan di sekolah ini. “Kalau nggak percaya coba hitung berapa siswa tergolong miskin sekolah di situ, Bandingkan dengan jumlah keseluruhannya,” ungkanya.
Logikanya program wajib belajar 9 tahun yang ditayangkan pemerintah, sepertinya tidak berlaku di SMPN 2 Blora ini, lanjut Kenthut.
Sarjana Tehnik ini juga menegaskan, tingkat transparansi SMPN 2 Blora digolongkan sangat kurang. Misalnya bangunan saja berapa habisnya biaya, tidak diumumkan secara terbuka ke publik.
“Saya sanggup merinci biaya pembangunan gedung itu, bandingkan dengan RAB-nya. Dan Bila perlu kita kupas rinciannya pada edisi selanjutnya, semua pos anggaran di SMPN 2 Blora itu,” tandas Kenthut.(Agung)

Minggu, 15 Mei 2011

INFOKU edisi 9 - REDAKSI


Hadiah Buku untuk Anak Miskin Mungkin Bagian Visi dan Misi Bupati
Nampaknya mewujudkan pendidikan gratis dari SD sampai SLTA yang di usung sebagai Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Blora 2010 -2015 sulit terealisasi ditahun ini.
Namun demikian menurut penulis yang asli Blora ini saat berenung,  usai peringatan Hari Buku Sedunia yang jatuh tiap tanggal 23 April, selayaknya Bupati Blora melalui hadiah buku tulis bagi siswa miskin di wilayah kabupaten Blora sebagai wujud janjinya.
Mungkin sulit juga menjelaskan kriteria miskin ditengah masyarakat saat ini. Namun penilaian penulis adalah sangatlah sederhana, karena kriteria dapat dinilai tiap kecamatan tingkat kehidupan atau Perkapita penduduk didaerahnya.
Mungkin yang lebih mudah adalah menggunakan data Jamkesda atau Jamkesnas yang terbaru.
Mengapa penulis memilih buku tulis ? hal ini karena Buku Tulis merupakan kebutuhan pokok para siswa. Disamping itu fungsi utama buku tulis untuk menulis pelajaran bagi siswa, juga dapat menyimpan ilmu pengetahuan lainnya walau hanya ditulis dengan tangan. Sehingga dapat disimpulkan semua buku pelajaran, buku cerita yang dicetak saat ini berawal dari buku tulis.
Bila kita tengok sejarah kebelakang UNESCO menentukan Hari Buku Sedunia pada 23 April untuk menghormati penyair asal Inggris, William Shakespeare, yang meninggal pada tanggal tersebut.
Salah satu karyanya yang menembus zaman dan sering diperbincangkan adalah Romeo and Juliet. Naskah aslinyapun saat itu ditulis dengan tinta.
Semua tentu sepakat bahwa buku adalah sumber ilmu pengetahuan. Buku bahkan disebut sebagai jendela dunia. Masalahnya, mengapa kita sering mengeluh soal rendahnya minat baca masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan generasi muda? Kita tahu manfaat membaca tetapi mengapa tidak bergegas meraih sebuah buku dan mulai menikmati isinya?
Soal minat baca memang menjadi keprihatinan bersama karena dari sanalah muasalnya orang menyukai buku. Anthony Dio Martin mengatakan bahwa membaca adalah persoalan motif.
Dio Martin memberikan ilustrasi dengan skenario menarik, “Ada seseorang sedang menderita penyakit yang sebentar lagi akan merenggut nyawanya. Pada hari itu, ia menerima sebuah buku tebal yang diberikan oleh seseorang yang mengatakan bahwa kunci untuk menyelamatkan nyawanya ada di buku itu.
Saya berani bertaruh, kecuali orang itu sama sekali tidak peduli dengan nyawanya lagi, akan langsung membaca buku tersebut agar bisa menyelamatkan nyawanya.” Dio Martin benar dengan ilustrasi ini. Untuk membangkitkan minat baca, bangkitkan motifnya dulu.
Budaya buku
Jepang sering dijadikan contoh sebagai negara yang warganya yang gemar membaca karena anak-anak sejak usia dini (usia 2-3 tahun) sudah diperkenalkan dengan buku.
Namun, menurut hemat saya, usia terbaik untuk memperkenalkan buku pada anak adalah sejak dalam kandungan ibu. Mulailah membacakan buku cerita sambil mengelus perut tempat si jabang bayi dikandung. Bukankah suara ibu yang kali pertama dikenal oleh bayi ketika lahir?
Bayi berusia 5-6 bulan dalam kandungan sudah bisa mendengar dan pertama yang ia dengar tentu suara ibunya. Dan memang benar, bayi yang baru lahir yang belum bisa melihat akan bereaksi bila mendengar suara ibunya.
Ketika bayi kita belajar memegang, berikanlah buku. Di toko buku tersedia buku-buku mini dari kertas tebal sehingga tidak mudah robek oleh tangan anak. Tema binatang, alfabet, cerita tentang Winnie The Pooh dan masih banyak lagi buku-buku mini yang sesuai untuk anak Batita (bawah tiga tahun) dan Balita kita.
Ibu-ibu rumah tangga sering mengeluh soal harga buku yang mahal. Ini menjadi kendala. Namun, saya melihat banyak orangtua yang mampu membelikan aneka mainan yang harganya mahal untuk anak-anaknya.
Kenapa mainan, bukan buku? Mengapa hadiah ulang tahun untuk anak-anak bukan berupa buku? Pada hal orangtua sering kali mampu memberikan hadiah dengan harga puluhan ribu bahkan ratusan ribu rupiah.
Membangun budaya buku memang dimulai dengan mengadakan buku di rumah kita. Cobalah kita mengubah kebiasaan membelikan mainan, diganti dengan buku untuk anak-anak kita. Anak-anak kita akan menjadikan buku sebagai teman bermain. Buku menjadi sesuatu yang menyenangkan apalagi kalau kita selalu menemani mereka sambil membacakan cerita.
Lingkungan keluarga memang menjadi tempat utama dan terpenting untuk membangun budaya membaca. Kita suka menonton televisi karena di ruang keluarga tersedia televisi. Bagaimana televisi di rak diganti dengan buku-buku? Bila hanya itu adanya, mau tak mau tangan anak-anak kita akan meraih buku dan membaca. Sekali lagi, ini soal lingkungan. Apakah suasananya memang memungkinkan anak-anak kita menemukan buku dalam rumah?
Kalau orangtua suka membaca, besar kemungkinan anak-anak akan meniru. Anak-anak mudah untuk meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Sebab itu, bila ingin anak-anak kita gemar membaca, kita pun harus suka membaca.
Membaca dan Prestasi
Kebiasaan mendongeng dan membacakan buku cerita semakin menghilang sebagai kebiasaan keluarga. Bahkan anak-anak sering tertidur di depan televisi untuk menemani orangtua mereka yang masih menonton acara televisi. Tidak heran bila suara yang masuk dalam bawah sadar anak-anak kita adalah suara dari televisi. Bagaimana bila suara dari televisi adalah horor, amarah, kekerasan dan kebencian? Kita hanya menunggu waktu untuk memanen apa yang kita tanam pada bawah sadar anak-anak kita.
Buku dan budaya membaca dalam keluarga bisa kita bangun dan ciptakan. Buku dan membaca dalam keluarga harus dilakukan terus menerus agar menjadi kebiasaan. Kebiasaan itulah yang tumbuh menjadi budaya. Inilah awal bagi lahirnya budaya membaca. Anak-anak yang mengenal buku sejak dini, bahkan sejak dari kandungan ibu, terbuka kesempatan bagi mereka untuk bisa membaca lebih awal. Anak yang mampu membaca lebih dini sebelum masuk SD akan lebih mudah menyerap pelajaran di sekolah sehingga prestasi belajar anak menjadi lebih baik.
Sebuah survei dari International Educational Achievement (IEA), menempatkan kemampuan membaca anak-anak SD di Indonesia pada urutan ke-38 dari 39 negara yang diteliti. Rendahnya kemampuan membaca anak SD disebabkan tak adanya budaya membaca dalam keluarga. Orangtua sangat ingin agar anak-anak kita berprestasi di sekolah. Sebab itu, kita perlu menyiapkan buku-buku bacaan sesuai usia mereka di rumah. Demikian juga contoh dari orangtua dan lingkungan yang memungkinkan berkembangnya budaya membaca harus disiapkan. Sebagai orangtua, kita berkepentingan untuk mencetak generasi yang pandai, berilmu dan berakhlak mulia. Semuanya ada pada buku dan kuncinya adalah minat baca yang meluap-luap. – (Penulis: Drs Ec. Agung Budi Rustanto – Pimpinan Redaksi Tabloid INFOKU)