Sabtu, 14 Mei 2011

INFOKU edisi 9 - PEMERINTAHAN



Pabrik Gula PT GMM Segera Hadir di Blora
INFOKU, BLORA- Pabrik gula baru dengan kapasitas awal produksi 4.000 ton tebu per hari akan segera hadir di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pabrik tersebut diperkirakan akan menampung lebih dari 15.000 tenaga kerja.
Pembangunan Pabrik Gula PT. Gendhis Multi Manis (PT. GMM) itu diawali dengan simbolis peletakan batu pertama oleh Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti dan Gubernur Jateng Bibit Waluyo, Senin (18/4/2011) kemarin.
Selain Wakil Menteri Pertanian dan Gubernur Jateng, juga dihadiri Ketua Dewan Pimpinan Nasional APTRI (Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia) Soemitro. Acara diramaikan oleh kehadiran Butet Kertaradjasa dan grup musik asal Jogja Sinten Remen.
Bupati Blora Djoko Nugroho menyebutkan, di wilayahnya terdapat lahan potensial untuk tebu rakyat di 16 kecamatan seluas 26.000 hektar. "Kami optimistis dengan pembangunan Pabrik Gula Gendhis Multi Manis di Blora," ujar Djoko.
Menurut Presiden Direktur PT. GMM Ir. Kamadjaya, untuk tahap awal pembangunan PG itu, pihaknya menginvestasikan Rp 1,8 miliar. "Kami menargetkan, pabrik gula ini sudah beroperasi pada Maret atau April 2013 mendatang, dan giling perdana sekitar Juli atau Agustus 2013," ujar Kamadjaya.
"Kami minta GMM memakai tebu petani Jateng, jangan pakai tebu petani dari Australia," ujarnya. Dua Pabrik Gula yang terevitalisasi, yaitu PG Cepiring (PT. IGN), Cepiring dan PG Pakis Baru, Pati.
Di Jateng kini terdapat 13 pabrik gula, tetapi yang beroperasi maksimal hanya lima. Delapan pabrik lainnya kurang beroperasi maksimal. Selain di Blora, menurut gubernur, dalam waktu dekat akan dibangun pabrik gula baru di Purbalingga.
Salah satu dari kelima pabrik gula yang beroperasi maksimal adalah PT. Industri Gula Nusantara, Cepiring- Kendal.
Status Tanah
Ditempat terpisah salah satu budayawan Blora RM Tedjo Probo menegaskan hendaknya segera diselesaikan permasalahan tanah tempat pabrik ini didirikan. “Areal pabrik akan menempati lahan seluas 27 ha yang merupakan lahan kering milik Kwarcab Pramuka Blora, dari data yang saya terima belum belum terselesaikan,” katanya.
Untuk itulah dirinya meminta agar permasalahan lahan untuk pabrik agar diselesaikan terlebih dahulu.
“Karena tanah tidak boleh dijual, kalaupun PT GMM akan meruislag lokasi tersebut dengan lahan baru sesuai permintaan Kwarcab Pramuka, segeralah diumumkan masyarakat Blora,” tegas Tejo.
Sementara ketua Pramuka Kwarcab Blora Suryanto ketika ditemui beberapa kali tidak berada ditempat karena tugas ke luar kota.
Sebagaimana diketahui  nantinya pabrik Gula di Blora ini diharapkan mampu menyerap potensi tebu sekitar 24.000 ha yang tersebar di daerah sekitar. Potensi tanaman tebu di Blora diprediksi mencapai 8.750 ha, Rembang 6.000 ha, Grobogan 4.000 ha, pati 3.000 ha, serta Kudus 2.000 ha.(Larso/Agung)
 



APBD BLORA 2011 Resmi ditetapkan
INFOKU, BLORA- Setelah Hampir 2 Minggu di Propinsi, APBD Blora 2011 akhirnya ditetapkan dalam rapat paripurna DPRD, Selasa (26/4). Itu dilakukan setelah Pemkab dan DPRD menindaklanjuti seluruh poin evaluasi gubernur Jateng terhadap rancangan peraturan daerah (raperda) APBD.
"Ini momentum penting. Penetapan APBD telah ditunggu-tunggu masyarakat Blora," ujar Ketua DPRD, Maulana Kusnanto saat memimpin rapat paripurna.
Hal itu cukup berasalan. Karena dibanding kabupaten dan kota lainnya di Jateng, penetapan APBD Blora paling lambat. Akibatnya proyek-proyek yang dananya dianggarkan dalam APBD hingga kini belum dilaksanakan. Padahal, masyarakat telah menunggu realisasi proyek pembangunan tersebut.
Sidang paripurna penetapan APBD dihadiri 44 dari 45 orang anggota DPRD. Sebelum paripurna dilaksanakan, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Badan Anggaran (Banggar) DPRD menggelar rapat untuk menindaklanjuti hasil evaluasi gubernur Jateng.
Hasil evaluasi turun setelah Pemkab menyampaikan raperda RAPBD yang telah disetujui bersama antara Bupati dan DPRD, Kamis (14/4). "Dalam waktu yang singkat gubernur Jateng telah menyampaikan hasil evaluasi RAPBD Blora yang dituangkan dalam surat keputusan nomor 910/152/2011 tertanggal 21 April," tandas Maulana Kusnanto.
Tidak banyak yang dievaluasi gubernur. Sebagian besar hanya terkait imbauan untuk menyesuaikan program kerja dan anggaran yang ada dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Diantaranya, dalam rangka melaksanakan amanat peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan yang
mensyaratkan alokasi anggaran dalam APBD sekurang-kurangnya sebesar 20 %. Pemkab Blora diminta konsisten dan berkesinambungan mengupayakan pengalokasian anggaran pendidikan tersebut.
Salah satu poin lainnya evaluasi gubernur adalah terkait penyediaan alokasi anggaran perjalanan dinas pada pos sekretariat DPRD. Gubernur mengingatkan agar alokasi anggaran itu dilaksanakan dengan selektif, dibatasi frekuensinya, jumlah hari dan pesertanya. Selain itu dilaksanakan sesuai substansi kebijakan yang sedang dirumuskan serta hasilnya dilaporkan secara transparan dan akuntabel.(Larso)
 



PMD Jateng Terbitkan Izin Investasi Pabrik Gula Blora
INFOKU, SEMARANG-  Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jawa Tengah menerbitkan izin investasi untuk pendirian pabrik gula di Kabupaten Blora kepada PT Gendis Multi Manis.
"Izin investasi sudah terbit, tahap selanjutnya sudah dapat dilakukan pembangunan pabrik," kata Kepala BPMD Jawa Tengah, Anung Sugihantono, di Semarang, Selasa (26/4).
Ia mengatakan, investasi pabrik gula tersebut diperkirakan mencapai Rp2,2 triliun.
Selain pabrik gula di Blora, katanya, izin investasi juga akan segera terbit untuk pabrik gula di Kabupaten Purbalingga oleh PT Putra Giri Mandiri.
Ia mengatakan, untuk pabrik di Purbalingga itu, saat ini sudah memasuki tahap penyediaan lahan untuk bakal lokasi pabrik.
"Untuk pabrik gula di Purbalingga ini investasinya diperkirakan mencapai Rp2,1 triliun," katanya.
Kepala Dinas Perkebunan Jawa Tengah, Teguh Winarno, mengatakan, persiapan pembangunan pabrik gula di Blora telah dilakukan, ditandai peletakan batu pertama oleh Gubernur Bibit Waluyo pada 18 April 2011.
Ia mengharapkan, dua pabrik gula tersebut sudah mulai beroperasi pada 2013. "Pabrik gula di Blora memiliki kapasitas produksi 4.000 ton tebu per hari, sedangkan di Purbalingga sekitar 5.000 ton per hari," katanya.
Tambahan dua pabrik baru untuk mendukung swasembada gula 2013 tersebut, katanya, harus didukung pula dengan ketersediaan tanaman tebu untuk memenuhi produksi.(Tanti)