Sabtu, 07 Mei 2011

INFOKU edisi 9 - REMBANG-PATI-GROBOGAN-SEMARANG


Bantuan Pemprov Tetap Akan Dicairkan
INFOKU, SEMARANG- Kemungkinan besar Bantuan Pemprov Jateng Rp 8,046 miliar ke Pemkot Semarang tetap akan digunakan. Anggota DPRD menilai ada atau tidak rekomendasi BPK Perwakilan Jateng, bantuan tersebut harus segera dicairkan.
Wakil Ketua DPRD Djunaedi menegaskan, dirinya telah meminta Badan Anggaran untuk segera menggelar rapat.
''Kalau menunggu rekomendasi BPK, waktunya terlalu lama. BPK sendiri personelnya sedang melakukan pemeriksaan di 35 kabupaten/kota. Kalau terlalu lama, penataan wajah kota akan molor. Badan Anggaran harus segera memutuskan,'' tandas dia, Senin (25/4).
Hanya saja, lanjut dia, yang perlu dicarikan solusi adalah proses penggunaan dana itu apakah melalui persetujuan atau pemberitahuan kepada DPRD.
Komisi C sendiri sudah merekomendasikan tidak ada penyimpangan atau dobel anggaran. Sebenarnya, DPRD sudah memiliki pegangan untuk memutuskan hal itu.
''Bagi saya sebenarnya hanya sistemnya saja, persetujuan atau pemberitahuan. Memang di Badan Anggaran ada dua pendapat itu yang menjadikan perlu konsultasi ke BPK. Tetapi kembali lagi, lembaga itu sibuk dan pemkot memerlukan anggaran itu. Hemat saya yang perlu dipecahkan adalah diputuskannya dua pendapat itu,'' tandas dia.
Gelar Rapat
Direncanakan Rabu (27/4) ini, Badan Anggaran akan menggelar rapat untuk menyikapi itu. Bila diputuskan dengan cara persetujuan, tentunya akan meminta Badan Musyawarah (Bamus) untuk mengagendakan rapat paripurna. Sebaliknya dengan pemberitahuan, pemkot bisa segera menggunakan dana bantuan itu.
Soal payung hukum berupa Permendagri No 37/2010 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2011, bagi dia, tidak perlu dipermasalahkan. Sepanjang untuk masyarakat dan ada pelaksanaannya, dewan perlu mendukung.
Sebagaimana diberitakan, sejauh ini dana bantuan Pemprov Jateng Rp 8,046 miliar belum bisa digunakan. Badan Aggaran belum bisa memutuskan karena belum mendapatkan rekomendasi dari BPK.
Mereka berkonsultasi karena ingin mendapatkan kejelasan, mengingat bantuan tersebut akan digunakan dengan mendahului anggaran. Terlebih payung hukumnya Permendagri No 37/2010 yang mengatur peruntukan anggaran seperti dana darurat, dana bencana alam, DAK dan bantuan keuangan bersifat khusus serta pelaksanaan kegiatan dalam keadaan darurat.
Sementara anggota Badan Anggaran, Wiwin Subiyono menyatakan, secara pribadi lebih memilih dengan pemberitahuan. Mengingat pentingnya dana tersebut, pemkot hanya sekadar memberitahukan saja. Terlebih berdasarkan penjelasan Kemendagri, penggunaan medahului anggaran cukup dengan pemberitahuan. (Tanti)

DPRD: Akhir Mei Tol Harus Selesai
INFOKU, SEMARANG-   Komisi D DPRD Jateng memberi batas waktu kepada pelaksana proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo untuk melakukan perbaikan dan merampungkan proyek itu hingga akhir Mei 2011.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Komisi D DPRD Jateng, Sasmito, Senin (25/4), di Semarang. Bila sampai akhir Mei mendatang tak juga rampung, Sasmita menegaskan akan membawa permasalahan jalan tol kepada Komisi V DPR.
Dikatakannya, proyek jalan tol Semarang-Solo milik pemerintah pusat sehingga yang bisa melakukan teguran adalah anggota Komisi V DPR yang membidangi perhubungan, telekomunikasi, pekerjaan umum, perumahan rakyat, pembangunan pedesaan dan kawasan tertinggal. “Kami memberikan batas waktu sampai akhir Mei mendatang sesuai dengan janji pihak pelaksana jalan tol. Jika tak rampung akan kami bawa ke Komisi V DPR,” ujarnya.
Dia menilai peristiwa longsor pada jalan tol lebih baik terjadi sekarang sehingga bisa segera dilakukan perbaikan. “Lebih baik longsor sekarang, daripada longsor terjadi setelah jalan tol dioperasikan malah membahayakan keselamatan pengguna jalan itu,” kata dia.
Survei ulang
Sementara itu, DPRD Jateng mendesak kepada pelaksana proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo melakukan survei ulang kontur tanah yang akan dilalui jalan bebas hambatan tersebut. “Survei ulang kontur tanah ini perlu dilakukan menyusul terjadinya berbagai masalah jalan tol Semarang-Solo,” kata anggota Komisi D DPRD Jateng, Sri Praptono, di Semarang, pekan lalu.
Pernyataan anggota Dewan dari Fraksi PKS ini menanggapi longsor yang terjadi pada ruas jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran pada km 17, di dekat Jembatan Gedawang, Kecematan Banyumanik, Kota Semarang.
Longsor tersebut menyebabkan beberapa tiang beton dan pagar besi pengaman jalan bebas hambatan tersebut porak-poranda sehingga pinggir jalan tol Semarang-Ungaran sepanjang sekitar lima meter menganga tanpa pengaman. Padahal di bawahnya jurang cukup dalam.
Sebelumnya pada bulan Maret 2011 jalan tol seksi I Semarang-Ungaran retak dan ambles sepanjang 200 meter pada km 5.500 sampai km 5.700 di wilayah Susukan, Unguran.
Menurut Sri Praptono pihak pelaksana jalan tol Semarang-Solo terkesan menggeneralisasi sifat kontur tanah sehingga tak cermat dalam melakukan pembangunan konstruksi jalan.
Padahal kontur tanah antara kilometer I dengan kilometer II dan seterusnya berbeda sehingga penanganannya juga seharusnya juga tak sama. “Untuk itu perlu dilakukan survei ulang terhadap kontur tanah seluruh jalan tol Semarang-Solo agar kejadian longsor, jalan ambles dan retak tak terjadi lagi,” ujarnya. (Tanti)



Banyak SKPD Tak Laporkan Aset
INFOKU, SEMARANG-  Sebagai besar satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng diketahui belum melaporkan asetnya kepada DPPAD.
Hal ini terungkap dalam rapat kerja antara anggota Komisi A DPRD Jateng dengan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Jateng di Gedung Berlian Jl Pahlwan, Kota Semarang, Senin (25/4).
Padahal menurut Kepala DPPAD Jateng, Herry Supangat, sudah ada surat edaran dari Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jateng kepada para kepala SKPD untuk melaporkan semua aset yang dikelola mereka.
“Namun hanya sebagian SKPD saja yang telah melaporkan aset mereka kepada DPPAD. Masih banyak SKPD belum laporkan aset mereka,” ujarnya.
Sampai sekarang, sambung dia, dari ribuan aset yang dikelola SKPD baik berupa bangunan dan tanah, yang telah diserahkan kepada DPPAD Jateng baru sebanyak 54 bidang.
Dengan kondisi ini maka Pemprov Jateng mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset tersebut guna meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). “Kami perkirakan total aset Pemprov Jateng nilanya mencapai Rp 13 miliar lebih,” tandasnya.
Berdasarkan data DPPAD Jateng, aset Pemprov Jateng tercatat sebanyak 10.897 aset berupa tanah dan bangunan yang terkonversi dalam 6.321 bidang. Dari jumlah tersebut sebanyak 5,316 bidang telah disertifikasi sedang 839 sisanya masih dalam proses sertifikasi yang ditargetkan rampung pada 2012. (Tanti)



Ulat bulu serang sayuran Dinpertan lakukan penyemprotan
INFOKU, GROBOGAN- Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dinpertan TPH) Grobogan melakukan penyemprotan insektisida untuk memberantas ulat bulu, menyusul adanya laporan ulat itu mulai menyerang sayuran.
Ulat bulu telah menyerang tanaman sayurannya di Desa Katekan, Kecamatan Brati. Menurut Kades Ketekan, Karmijan, 47, Jumat (15/4), serangan ulat bulu ke sejumlah ladang sayuran terutama terong milik warganya terjadi sepekan terakhir ini.
“Atas laporan warga kemudian saya melaporkan ke Dinpertan TPH Grobogan agar bisa dilakukan penyemprotan. Langkah warga memberantas ulat bulu dengan cara membakar hewan itu tidak maksimal,” terangnya.
Kepala Dinpertan TPH, Ir Edhie Sudaryanto, ketika memimpin penyemprotan ulat bulu di Desa Ketekan, , Brati, mengatakan, penyemprotan itu sebagai langkah pencegahan agar ulat bulu tidak menyerang tanaman komoditi sayuran. Seperti terong, kacang-kacangan serta kedelai.
Saat ini lanjutnya, terdapat enam jenis ulat bulu yang masih satu famili dari ulat lymantrii dea. Ulat tersebut, juga masih satu famili dengan jenis ulat grayak. Untuk penyemprotan terfokus pada generasi pertama ulat-ulat tersebut.
Jangan sampai, ulat-ulat generasi pertama berkembang biak menjadi kupu-kupu yang nantinya akan bertelur dan menyebabkan jumlah ulat bulu terus bertambah.
“Ulat bulu itu bisa berkembang biak hanya dalam satu pohon. Sehingga jika menetas semua telur-telur itu, satu pohon bisa berjumlah ribuan ulat. Maka kalau dibiarkan akan sangat sulit mengendalikannya,” jelas Edhie. (Budi)


Mayat Tanpa Identitas Terapung di Saluran Air
INFOKU, GROBOGAN-Warga sekitar saluran irigasi Sidorejo, Desa Sugihan, Kecamatan Toroh, Kamis (14/4) pagi, dikejutkan adanya mayat berjenis kelamin laki-laki tanpa identitas terapung di saluran irigasi.
Sosok mayat tersebut kali pertama ditemukan oleh seorang petani, Sudadi, 65, warga Dukuh Ngasem RT 1/ RW VIII, Kelurahan Depok Kecamatan Toroh, sekitar pukul 07.00 WIB.
Saksi saat itu hendak ke sawah dengan mengendarai sepeda menyusuri saluran irigasi yang letaknya di utara jalur rel kereta api menuju Stasiun Ngrombo Depok.
“Saat saya menyusuri tepian irigasi dengan sepeda, ada mayat terapung terbawa arus air irigasi. Kontan saya berteriak memanggil warga lainnya,” tutur Sudadi.
Warga segera mendatangi lokasi dan sebagian melaporkan hal itu ke Polsek Toroh. Polisi bersama Kepala Puskesmas Toroh, dr Yukanan, langsung mendatangi lokasi. Setelah mayat dievakuasi ke darat tim medis dan polisi langsung melakukan pemeriksaan.
“Dari hasil pemeriksaan diperkirakan meninggal kurang dari enam jam. Hal itu ditandai belum munculnya bau busuk dari mayat itu.”
Polisi tidak menemukan identitas apapun di mayat yang berciri-ciri, tinggi 170 sentimeter. Usia sekitar 60 tahun. Mengenakan celana warna hitam.
Terpisah, Kapolres Grobogan, AKBP Eko Wahyudi Krisgiono SIK melalui Kasatreskrim AKP I Nyoman Widiana SH, mengatakan mayat tersebut diduga kuat seorang gelandangan. (Budi) 


Penolakan Pendirian Pabrik Semen Makin Berlanjut
INFOKU, PATI- Nampaknya keresahan masyarakat yang bermukim di dekat Pegunungan Kendeng Utara atas klaim kalangan pendukung rencana pembangunan pabrik semen, termasuk sejumlah LSM semakin menjadi.
Setelah menggelar unjuk rasa dengan melibatkan ribuan orang dari Kecamatan Tambakromo, Kayen, dan Sukolilo, Rabu (20/4), langkah menepis klaim tersebut terus berlanjut.
Seperti yang dilakukan warga Desa Brati, Kecamatan Kayen, Kamis (21/4). Hampir seluruh warga desa di lereng Pegunungan Kendeng Utara itu, membubuhkan tanda tangan penolakan pabrik semen di kantor desa setempat.
Kades Brati Nyono mengatakan, mayoritas warganya menyatakan penolakan dengan bukti tanda tangan yang digalang dalam beberapa hari terakhir. Dia mengaku, aspirasi warganya benar-benar murni dan tidak ada unsur paksaan atau kepentingan tertentu.
“Sebagian besar tokoh masyarakat di sini menolak pabrik semen dan diikuti warga lain. Sekarang sudah 80 persen yang menyatakan itu,”ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap aspirasi warganya, Kades Nyoto juga
menyatakan, akan menolak pihak luar yang berniat masuk ke wilayahnya untuk merusak lingkungan.
Menurutnya, rencana pendirian pabrik semen dengan menambang potensi alam di Pegunungan Kendeng Utara secara besar-besaran mengancam kehidupan warga dan mata pencaharian warganya, yang mayoritas petani.
Penggalangan tanda tangan penolakan pabrik semen sebelumnya telah dilakukan warga Desa Karangawen, Larangan, dan sejumlah desa lain di Kecamatan Tambakromo. Alasan penolakannya hampir sama, yakni merusak lingkungan dan mengancam kehidupan mereka.
Warga Brati Judi menolak jika sebagian besar penduduk desanya mendukung pabrik semen. Jika ada, itu hanya sebagian kecil saja dari total warga yang ada.
“Saya melihat justru ada upaya memecahbelah warga oleh segelintir orang yang mendukung pabrik semen untuk kepentingan pribadi maupun kelompoknya saja,”katanya.
Ketua DPRD Sunarwi SE MM yang turut hadir dalam kesempatan itu menyatakan, pihaknya akan mengikuti apa yang menjadi aspirasi warga. Apalagi, penolakan disuarakan mayoritas warga. (Imam)


Peternak Bebek Awasi Pemberian Ikan
INFOKU, REMBANG – Akibat kematian ribuan ekor bebek milik Sumitro dan Muripah di Desa Sidowayah, Kecamatan Kota Rembang beberapa hari lalu membuat peternak lain waspada. Pasalnya, hal itu dikhawatirkan akan merembet ke bebek peternak lain.
Kasidi, peternak, menuturkan, peternak lain berusaha mengantisipasi agar bebek piaraannya tidak ikutan mati dengan mengawasi makanan yang akan diberikan.
Selama ini, peternak memberi campuran makanan ikan kepada bebek piaraannya. ”Sekarang setelah adanya kematian ribuan ekor bebek itu, kami memantau secara ketat pemberian makanan. Jangan sampai ikan demang yang menjadi makanan bebek tercampur dengan ikan yang beracun seperti ikan bluntak atau kembung,” tandasnya.
Dia menyebutkan, kejadian kematian ribuan ekor bebek beberapa hari lalu mengagetkan peternak lain. Pasalnya, selama ini jarang terjadi kematian massal pada bebek. ”Karena itu, kami berharap agar kematian ribuan ekor bebek itu bisa diketahui penyebabnya. Dengan demikian, peternak tidak cemas dan bisa mengantisipasi,” tegas dia.
Peternakan bebek di areal makam Desa Sidowayah selama ini merupakan penopang utama kehidupan sebagian warga Desa Sidowayah. Apabila bebek mati, warga khawatir penghasilan mereka juga akan lenyap.  ”Saya hanya punya 35 ekor bebek. Tapi, itu cukup untuk menunjang kehidupan kami sekeluarga,” ujar dia.
Sementara itu, Lurah Sidowayah Sutono menyatakan pihaknya juga masih menanti hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Pertanian dan Kehutanan. Setelah hasil laboratorium diketahui, kelurahan menyosialisasikan ke warga. (Arti)



Tewas Setelah Terpanggang di Tungku
INFOKU, PATI - Nasib memang tak bisa dihindari, Selasa (19/4) sekitar pukul 17.00 naas dialami Sukaelan (72), warga RT 02 RW 3 Kampung Kranggan, Kelurahan Pati Kidul, Kecamatan Kota Pati. Diduga tekanan darah tingginya kambuh, lelaki itu tewas terpanggang di tungku di dapur rumahnya. Akibat peristiwa tersebut, bagian wajah korban terbakar habis dan bagian dada hangus, karena kejadian yang dialami baru diketahui salah seorang putranya sekitar 15 menit kemudian. Padahal saat kejadian api tungku dari kayu sudah menjadi bara.
Karena itu, kata tetangga korban, Sa'ban (55), dia juga baru mengetahui kejadian tersebut setelah dari dapur rumah tetangganya terdengar teriakan minta tolong. Begitu dia masuk ke dapur, sebagian tubuh korban mulai kepala hingga dada sudah masuk ke lubang tungku.
Hal tersebut tampaknya yang menjadikan muka hingga dada korban hangus terbakar, karena pertolongan datang terlambat. Sebab, saat kejadian rumah memang dalam keadaan sepi karena dua dari empat anaknya perempuan sudah berpisah mengikuti suaminya. Sedangkan, istrinya Sumi (70) pergi berjualan jamu gendong. ”Dengan demikian yang ada di rumah saat itu hanya dua anak lelakinya,”ujarnya.
Karena tidak melihat ayahnya, Sa'ban menambahkan, salah seorang di antara mereka langsung mencarinya ke dapur. Betapa terkejutnya, ketika melihat sebagian tubuh ayahnya sudah masuk ke lubang tungku dengan bagian kepala menghadap ke tungku yang membara.
Saat beberapa saat sebelum kejadian, korban tengah mengambil air di tungku untuk keperluan mandi sore hari. Hal itu dilakukan karena selama ini korban menderita tekanan darah tinggi, sehingga besar kemungkinan saat mengangkat air dalam panci, tekanan darah tingginya diduga mendadak kambuh dan jatuh terlungkup dengan wajah menghadap tungku yang membara.(Imam)



Insektisida Dikira Kopi, Satu Tewas
INFOKU, REMBANG - Satu orang tewas, satu lainnya lemas keracunan setelah salah minum insektisida yang dikira kopi. Nyawa Sukamdi (60), warga Desa Gambiran, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang tak tertolong. Dia tewas saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Sementara itu Sumingah (50), tetangga korban, menjalani perawatan di UGD RSU Dokter R Soetrasno untuk mengeluarkan racun dalam tubuhnya. Beruntung, nyawanya masih bisa diselamatkan.
Kejadian mengenaskan itu bermula saat Minggu (24/4) sekitar pukul 06.00, Sukamdi mendatangi rumah Sumingah, membawa bungkusan plastik berisi gula dan kopi.
Untuk kebutuhan makan, Sukamdi memang kerap mendatangi rumah Sumingah yang telah menganggapnya seperti saudara sendiri, setelah anak satu-satunya merantau dan tinggal di Surabaya.
Sumingah menuruti saja permintaan Sukamdi dengan menyeduh kopi dan gula yang diberikan kepadanya. Dia sempat curiga saat mencicipi kopi buatannya terasa pahit.
’’Meski sudah saya tambah gula tapi tetap saja pahit,’’ tuturnya.
Berkali-kali mencoba kopi buatannya, badannya tiba-tiba keluar keringat dingin dan mengeluh pusing. Dia kemudian sempoyongan dan nyaris pingsan.
’’Saya ditolong Pak Kamdi. Tapi, tidak tahu mengapa kemudian dia yang justru meninggal,’’ ungkapnya.
Diduga, Sukmadi tewas karena ikut meminum kopi pesanannya setelah menolong Sumingah. Belakangan diketahui, bungkusan plastik yang dibawa korban bukan bubuk kopi melainkan furadan, sejenis obat insektisida.
Dokter UGD RSU Dokter R Soetrasno, Esti Nursofiati, menuturkan, korban Sumingah bisa ditolong karena kadar racun dalam tubuhnya masih terhitung kecil. ’’Sementara itu, korban satunya lagi tak bisa diselamatkan dan sudah meninggal saat tiba di rumah sakit. Saat ini kami fokus menolong korban yang selamat,’’ tandasnya. (Arti)