Senin, 23 Mei 2011

INFOKU edisi 10 - KECAMATAN


Tambang Cadas Longsor, 3 Tewas

INFOKU, TODANAN- Hujan lebat memakan korban. Kecamatan Todanan Blora, tiga penambang batu cadas tewas setelah tertimbun tebing galian yang longsor.
Petugas sempat kesulitan mengevakuasi korban dari longsoran karena hujan lebat dan banyaknya material yang mengubur korban.
Sami, keluarga salah satu korban, histeris dan hendak membangunkan Latif (35) yang telah terbujur kaku. Latif merupakan salah satu dari tiga penambang batu yang tewas akibat tebing longsor di Desa Dlingo, Todanan, Blora,pekan lalu.
Korban lainnya, Ahmad Yasid (35) dan Muslih (46), warga Kajengan Todanan, juga tewas setelah tebing cadas setinggi 5 meter mendadak longsor menimpa mereka.
Sebelumnya ada lima orang yang sedang menambang batu cadas dan hendak memasukkannya ke truk. Bersamaan dengan itu, hujan deras melanda dan menggerus tebing.
Ironisnya, ketika mengetahui kejadian tersebut pengemudi truk dan dua orang lainnya malah melarikan diri.
Ketiga korban langsung dimakamkan Senin malam di pemakaman setempat.
Sementara itu, Kapolsek Todanan AKP Daryoto mengatakan, pihaknya kesulitan menertibkan pertambangan tersebut. Warga terus menambang batu cadas meski kondisi lahan galian sangat membahayakan.(Dian)


KA Anjlok di Persimpangan Rel
INFOKU, RANDUBLATUNG- Sebuah kereta api anjlok di persimpangan rel Stasiun Randu-Blatung, Kabupaten Blora, Rabu (4/5).
Tidak ada korban jiwa. Akibatnya Keberangkatan kereta di stasiun itu tertunda selama empat jam lebih.
KA Rajawali jurusan Semarang-Surabaya anjlok saat melintasi persilangan rel. Gerbong di belakang lokomotif terperosok lepas dari rel. Ratusan penumpang menyelamatkan diri turun dari kereta api.
Warga sekitar berkerumun dan membantu evakuasi gerbong.Anjloknya kereta api menyebabkan perjalanan menuju Surabaya tertunda selama empat jam lebih. Perjalanan baru bisa dilanjutkan setelah pihak PT KA menerjunkan lokomotif pengganti.
Lokomotif dan gerbong berhasil dipindahkan ke jalur 2 pada Kamis (5/5) dini hari, sementara penumpang yang sempat telantar terpaksa melanjutkan perjalanan tanpa penerangan dan pendingin ruangan. (Larso)