Senin, 28 November 2011

INFOKU ANEKA -edisi 19

Tahun Ini, Petani Tebu Blora Masih Merugi
INFOKU, JAPAH- Petani tebu Blora di awal penanaman dan panen tebu tahun ini mengalami kerugian. Kerugian itu diperparah dengan harus dikeluarkanya sendiri biaya angkutan tebu dari Blora menuju pabrik gula Cepiring Kendal yang jaraknya cukup jauh.
 "Kami belum mendapat keuntungan apa-apa, malah kami merugi," ujar Anton Sudibyo, Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Blora, Minggu (16/10).
Seiring akan dibangunnya pabrik gula di Desa Tinapanan Kecamatan Todanan Blora, para petani di Blora mulai menanam tebu.
Hasil panen selanjutnya dijual ke Cepiring Kendal yang merupakan pabrik gula satu manajemen dengan pabrik gula yang akan dibangun di Tinapan.
Anton Sudibyo yang juga mantan anggota DPRD Blora mengatakan harga tebu di pabrik kerap tidak menentu. Jika tidak jeli, petani kerap menerima kenyataan tebu dibeli dengan harga yang tidak sesuai keinginan petani.
Padahal petani Blora, kata Anton, sudah telanjur membawa hasil panen tebu yang diangkut truk. "Petani mengeluarkan ongkos sendiri untuk menyewa truk. Perritnya sekitar Rp 2 juta," tandasnya.
Dia menuturkan jika pabrik gula Tinapan sudah berdiri, dimungkinkan petani Blora bakal mendapatkan keuntungan dari selisih ongkos angkut. "Paling tidak ada selisih Rp 50 ribu perrit. Itu sudah cukup lumayan mengingat tebu yang dikirim tidak hanya satu rit saja," katanya.
Karena itu dia mendesak segera direalisasikan pembangunan pabrik gula di Tinapan. Menurutnya, jika sudah ada jembatan timbang dan gudang di pabrik gula Tinapan, mereka tak perlu jauh lagi mengirim tebu ke Kendal.
Menurut rencana tahun ini pabrik gula Gendhis Multi Manis (GMM) akan membangun jembatan timbang dan gudang di Tinapan. Operasional produksi pabrik gula Blora direncanakan pada Agustus 2013.
(Endah/AM)


Kuota Pemberangkatan Transmigran Blora 20 KK pertahun
INFOKU, BLORA-Minat warga Blora untuk mengikuti program transmigrasi cukup tinggi. Hanya saja kuota yang diberikan pemerintah pusat belum sebanding dengan minat warga tersebut.
Setidaknya hingga kini terdapat sekitar 225 kepala keluarga (KK) di Blora yang masuk ''Daftar Tunggu'' transmigrasi.
Sementara setiap tahun Blora hanya mendapatkan kuota pemberangkatan transmigran rata-rata sebanyak 20 KK.
''Berapa banyak KK yang berangkat transmigrasi setiap tahun bukan kami yang menentukan, tapi pemerintah pusat melalui pemprov Jateng. Berapa kuota yang diberikan, itu yang kami penuhi,'' ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Nakertransos) Blora, Winarno, melalui Kepala Bidang Penempatan dan Transmigrasi, Joko Hartoyo, Selasa (8/11).
Dia mengatakan pemberangkatan para transmigran selama ini kerap dilakukan pada akhir tahun. Hartoyo mencontohkan sebanyak 37 orang warga Blora pada Senin (7/11) diberangkatkan menuju daerah transmigrasi di Kabupaten Lamado Kalimantan Tengah.
Namun sebelum ke Lamado, 37 warga yang terdiri dari 10 KK itu terlebih dahulu transit di Semarang untuk bergabung dengan transmigran lainnya dari sejumlah kabupaten di Jateng.
 ‘’Di Semarang, para transmigran itu mengikuti pembekalan termasuk pelatihan keterampilan,’’ tandasnya.
Para transmigran asal Blora itu antara lain berasal dari beberapa desa di Kecamatan Randublatung dan Kradenan. Seperti Desa Ngliron dan Desa Sumber.
Menurut Joko Hartoyo, warga yang mengikuti transmigrasi umum tersebut akan mendapat dua hektar lahan di Kabupaten Lamado.
Yakni setengah hektar untuk rumah dan pekarangan, setengah hektar untuk usaha awal dan satu hektar lahan bagi usaha berikutnya. ‘’Lahan satu hektar pertama (untuk rumah, pekarang dan usaha awal) sudah dipersiapkan. Sedangkan yang satu hektar lagi para transmigran yang akan membenahinya,’’ ucapnya.
Bukan hanya itu, para transmigran memperoleh bantuan jaminan hidup selama setahun dari pemerintah.
‘’Lahan di sana cukup produktif dan subur, cocok untuk perkebunan kelapa sawit. Tanaman padi juga bisa tumbuh subur. Saya pernah datang ke sana,’’ tandasnya.
Dia mengharapkan para transmigran asal Blora betah dan berhasil di daerah yang dituju. ‘’Kami percaya, warga Blora mempunyai etos kerja tinggi. Mereka akan berusaha dengan sungguh-sungguh di lokasi transmigrasi,’’ katanya.
( Endah/AM )
 klik gambar===>baca model TABLOID