Kamis, 23 Desember 2010

INFOKU edisi 3 - CEPU RAYA & 1/2 juta PENDUDUK BLORA TIDAK ber KTP



Tiga pelajar Tersambar Kereta Api

INFOKU, CEPU- Nasib naas menimpa tiga orang pelajar yang sedang berjalan dijembatan kereta api yang membentang di atas Bengawan Solo, Kamis (16/12). Tiga orang remaja itu, Tuti Kuswati (16) warga Kampung Sorogo, Pendi (16) warga RT 04/01 Dengok, Padangan Kabupaten Bojonegoro, dan Yohanes (16) warga Jalan Diponegoro, Cepu.
        Menurut warga setempat masih ada seorang lagi yang selamat yang saat ini dibawa ke RSUD Cepu. Mereka merupakan siswa SMA Katolik Cepu, yang sebagian meninggal dengan masih memakai seragam sekolahnya.
        Dua pasang muda-mudi itu tak menyadari bahwa mereka telah membahayakan nyawa mereka sendiri, karena nekad berjalan diatas jembatan kereta api yang lebarnya sekitar dua meter dan hanya cukup dilalui kereta api saja.
        Perbuatan yang nekad itu menimbulkan dugaan dari para penonton bahwa mereka memang berniat bunuh diri. “Berjalan di atas rel yang membentang di atas sungai sangat konyol, apalagi pada jam kereta berlalu lalang,” kata Giono (50) seorang warga yang menyaksikan ketiga mayat itu dibawa petugas.
        Posisi mayat ketiganya sangat membuat miris siapapun yang menyaksikan. Salah sorang tergeletak diatas plengsengan sungai dengan darah yang memerahkan air sungai disekitarnya. Seorang lagi tersangkut dibahu jembatan, sedangkan yang paling mengerikan adalah mayat yang perempuan. Wajah perempuan berjaket merah itu hancur dan tangannya hilang, mayat ini tersangkut ditengah-tengah jembatan kereta api.
        Orang tua para korban itu sempat datang ke TKP tetapi kemudian diamankan karena mereka tak kuat menahan kesedihan melihat mayat anaknya. Kereta api Argo Bromo yang menyambar tubuh mereka sudah tak tampak namun bekas kecelakaan yang ditimbulkan masih merah dan kedukaan di hati keluarga korban pasti akan lama sembuhnya. (Agustina)
 

 klik Gambar ===>> baca model TABLOID


Surat Kaleng Tak Terbukti

INFOKU, CEPU- Surat kaleng yang menyoal pembagian beras raskin di desa Jipang (Infoku eds 2) akhirnya reda dengan sendirinya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Tarnik Purnomo pada, bila pada pengumpulan data di desa Jipang tidak ditemukan tindak pidana maka tidak akan diproses lebih lanjut.
        Surat sanggahan yang ditanda tangani Sekretaris Desa Jipang, Suryadi yang dibuat berdasar pertemuan dengan para perangkat dan para RT, Minggu (28/11) di Balai Desa Jipang terbukti benar sehingga mematahkan dugaan yang tertulis pada surat kaleng itu.
        Pihak Kejari sempat menelpon perangkat desa itu untuk klarifikasi di kantor Kejari Blora, Rabu (8/12), untuk mencari fakta lanjutan. Empat orang perangkat desa terdiri dari sekretaris desa, kamituwo, kasi kesos dan pembantu kasi kesos datang memenuhi panggilan itu walaupun hanya lewat telepon, tidak menggunakan surat panggilan secara resmi.
        Pada kesempatan itu mereka diberi pertanyaan-pertanyaan sekitar masalah raskin di desa Jipang. Berdasar jawaban ini ternyata tak ditemukan indikasi penyelewengan. “Pembagian raskin itu sesuai dengan kesepakatan yang dibuat para RT dengan warganya masing-masing, jadi tidak ada masalah,” kata salah seorang perangkat.
        Pemanggilan yang hanya lewat telepon ini kemudian diteruskan dengan dengan kedatangan Tarnik Purnomo ke desa Jipang, Rabu (15/12). Pada kedatangannya yang kedua ini Tarnik meminta kepada pihak desa untuk membuat pembukuan untuk dilaporkan dan selanjutnya meminta agar pihak panitia membuat administrasi yang tertib.
        Camat Cepu, Purwadi Setiono, SE ketika dikonfirmasi mengenai masalah ini mengaku pihaknya telah memferifikasi dan berharap masalah ini tidak menjadikan desa Jipang tak kondusif. “Jangan sampai situasi yang sudah kondusif menjadi kacau apalagi dipolitisir, masalah ini sudah dimusyawarahkan bersama, sehingga situasi tetap kondusif,” ujarnya. (Agustina)



Hampir Setengah Juta Penduduk Blora belum Ber KTP

INFOKU, BLORA – Data terakhir yang diterima INFOKU dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Blora, sebanyak 412.434 warga kabupaten tersebut belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP).
Dari hasil pencocokan dan penelitian (coklit) data penduduk yang langsung entri, diketahui warga Blora yang belum memiliki KTP terdiri 183.276 laki-laki dan 229.158 perempuan.
 Klik Gambar ===>> Baca model TABLOID
"Data tersebut kami dapat dari hasil coklit, per tanggal 14 Desember 2010," kata Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi Disdukcapil Blora, Indah Purwaningsih, Kamis (16/12).
Jumlah warga yang belum memiliki KTP, kata dia, antara lain karena tidak peduli akan kepemilikan KTP, dan malas mengurus karena lokasinya jauh, serta beberapa kasus lain seperti kehilangan KTP yang belum duperbarui.
Dari hasil coklit tersebut, tentu saja diimbau kepada warga yang belum memiliki KTP agar segera membuat. Sebab, KTP adalah salah satu bukti kewarganegaraan yang sah dan wajib dimiliki, tetapi tidak boleh memiliki KTP ganda.
“Kami intens melakukan sosialisasi agar warga membuat KTP baik secara langsung ke tiap desa dan kecamatan serta melalui media," katanya.
Menurut dia, hasil coklit data penduduk yang diperoleh dari 16 kecamatan di Blora, diketahui jumlah warga tiap kecamatan yang belum memiliki KTP, yaitu Kecamatan Jati 29.663 orang dan Randublatung 42.207 orang.
Selain itu juga kecamatan Kradenan 20.092 orang, Cepu 29.325 orang, Sambong 13.697 orang, Jiken 18.331 orang, Jepon 27.036, Blora 40.724 orang, Tunjungan 20.114 orang, Banjarejo 29.488 orang, Ngawen 26.618 orang, Kunduran 37.700 orang, Todanan 28.234 orang, Bogorejo 12.518 orang dan Kecamatan Japah sebanyak 16.233 warga.
"Jumlah warga itu sudah ditambahkan antara laki-laki dan perempuan," jelas Indah.
Selain diimbau membuat KTP, lanjut Indah, solusi lain yang bakal dilakukan oleh Disdukcapil, yaitu dengan adanya mobil layanan administrasi kependudukan (adminduk) yang sudah tersedia.
Dalam tahun 2011 direncanakan akan keliling ke sejumlah wilayah untuk mengadakan pelayanan pendaftaran penduduk terutama di wilayah yang jauh dari ibukota kecamatan dengan kepemilikan dokumen kependudukan rendah.
"Kami berharap ada anggaran dari pemerintah yang dialokasikan untuk membantu operasional pelaksanaan tersebut," ungkapnya.
Ditambahkanya, dari 998.281 jiwa jumlah penduduk Blora, yang sudah memiliki KTP aktif sebanyak 147.853 warga dan yang habis masa berlakunya sebanyak 203.284 warga. (Endah)