Jalan Lingkar Selatan Terancam diBlokade Warga
INFOKU, REMBANG - Warga Desa Weton, Kecamatan/Kabupaten Rembang mengeluhkan dampak debu akibat pengurukan lubang di jalan lingkar selatan (JLS) Kota Rembang. Akibat pengurukan lubang dengan batu putih, debu beterbangan setiap saat saat kendaran lewat di jalur itu.
Sejumlah warga bahkan mengancam akan memblokade jalan jika tak ada langkah nyata dari Pemkab untuk mengurangi dampak debu. Apalagi dalam waktu dekat ini jalur tersebut akan dimanfaatkan sebagai jalur alternatif saat tradisi Syawalan.
Cuaca terik membuat debu semakin menyesakkan dada warga yang tinggal tepat di pinggir jalan. Debu juga mengotori perumahan penduduk hingga pakaian yang dijemur warga pun kotor.
"Kondisi ini sangat tidak nyaman. Kami khawatir kesehatan diri dan anak-anak kami terganggu," keluh Sartiman (45), warga setempat.
"Kondisi ini sangat tidak nyaman. Kami khawatir kesehatan diri dan anak-anak kami terganggu," keluh Sartiman (45), warga setempat.
Menanggapi persoalan itu, Kabid Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Rembang Raharjo menyebutkan, pengurukan jalan dengan batu putih merupakan langkah darurat yang bisa dilakukan Pemkab, di tengah ketersediaan anggaran yang terbatas. Sebab, kerusakan di jalur itu dinilai sudah sangat parah.(Rudi)
Kondisi Jalan Tayu-Jepara Makin Rusak
INFOKU, PATI - Tidak hanya jalan alternatif utara Pati-Kudus yang kondisinya rusak, sebagian ruas Jalan Raya Tayu-Jepara yang merupakan jalur lintaskabupaten kondisinya juga bermasalah. Selain bergelombang, ruas jalan berlubang cukup parah.
Pengendara yang melintas harus hati-hati saat melintas di ruas jalan yang rusak. Mengingat di sejumlah titik kerusakan, hampir semua badan jalannya dipenuhi lubang.
Diperkirakan kerusakan tersebut telah lama. Lantaran tidak kunjung diperbaiki maka kondisinya semakin parah.
Sejumlah titik kerusakan di Jalan Raya Tayu-Jepara di antaranya turut Desa Sirahan, (depan SMP Pancasila), Payak, Ngawen, dan Ngablak. Semuanya berada dalam wilayah Kecamatan Cluwak.
Seorang pengendara, Marno mengaku, pernah hampir terjatuh saat melintasi ruas jalan yang rusak. Karena ruas yang berlubang cukup parah tidak hanya di satu titik, tetapi di banyak tempat.
”Jalan yang paling berbahaya adalah di tikungan curam antara Desa Payak dan Sirahan. Selain curam, kondisi jalannya rusak parah.
Di situ sering terjadi kecelakaan,” ujarnya minggu lalu.
Kondisi yang semakin membuat kurang nyaman pengendara adalah banyaknya ruas jalan bergelombang. Itu tidak hanya ditemui di sepanjang jalan yang masuk Kecamatan Cluwak, tetapi juga Tayu.
Uniknya, jalan bergelombang itu hanya berada pada sisi utara. Sehingga warga sekitar menduga kerusakan tersebut akibat banyaknya truk besar sarat muatan dari arah Jepara (barat).
Saking seringnya truk dengan beban berat melintas menjadikan sebagian sisi jalan yang dilewati ambles. Bahkan, sebagian sudah tampak berlubang dan jika tidak segera ditangani maka akan semakin melebar dan parah.
Beberapa tahun lalu, truk berukuran besar sarat muatan yang diduga dari PLTU Jepara yang melintas di ruas jalan tersebut dipersoalkan warga setempat. Namun truk tersebut bukannya mencari jalan lain, tetapi justru mengubah jam lewatnya.
Jika sebelum diprotes warga melintas pada siang hari, tetapi setelah itu berubah menjadi malam.
”Seharusnya kerusakan ini juga menjadi perhatian pemerintah menjelang Lebaran. Karena jalur Jepara sampai Pati ini tidak kalah padat lalu lintasnya saat Lebaran,” harap warga Payak, Sukari.
Kerusakan jalan cukup parah yang sejauh ini belum tertangani di jalur tersebut adalah ruas Jalan Lingkar Tayu.
Di kawasan ini kerusakan jalan disebabkan beroperasinya truk berukuran besar pengangkut batu alam dari lokasi tambang ke pengepul maupun dari perusahaan pemecah batu menuju Pati kota.(Amir)