Bupati Tekankan Pabrik Gula Blora Tetap Berdiri
INFOKU BLORA- wacana yang beredar di Blora tentang akan dipindahkanya Pabrik Gula ke Purwodadi , terjawab sudah.
Bupati Blora Djoko Nugroho saat jumpa Pers di ruang pertemuan Sekda memastikan bahwa PT Gendis Multi Manis sebagai pengelola pabik gula di Blora tetap akan membangun pabriknya di Bentolo Todanan Blora.
“Sesuai dengan arahan bapak Gubenur bahwa pabrik Gula tetap berdiri di Blora, untuk itu petani yang tenah menanam tebu jangan ragu agar tetap menanam di sawahnya,” jelas.
Memang dari pantau Infoku dibeberapa desa yang petaninya sudah menanam tebu timbul keresahan terkait tanamannya.
Mereka banyak yang menayakan kepastian berdirinya pabrik gula di Blora, sehingga beberapa petani yang akan menanam Tebu mulai bimbang dan Ragu.
Untuk itulah Bupati meminta jajaran terkait maupun PT GMM agar lebih gencar mensosialisasikan program yang akan dilaksanakan, khususnya daerah yang cocok untuk tanaman tebu ini.
“Sosialisasi ke desa dan langsung mengumpulkan warga di tiap kelurahan, lebih efektif dari pada yang lain,” tandas Djoko Nugroho.(Agung)
Dekan MM USM buka Pelatihan Karyawan BPR BKK
INFOKU, BLORA- Pelatihan dibidang menejemen pada persaingan Global saat ini sangatlah perlu. Apalagi di era persaingan bebas dan keterbukaan masyarakan bias menilai lembaga per-Bank-an mana yang laya untuk investasi.
Hal itu diungkapkan Dekan MM Universitas Semarang (USM) Dr.Ir Hj Kesi Wijayanti MM, saat membuka program pelatihan bagi para pegawai dilingkungan BPR BKK Blora, yang diselenggarakan di aula BPR BKK Jepon Jumat 13/5) lalu.
Menurut Kesi panggilan akrab mantan fist lady Blora ini saat ditemui usai membuka pelatihan ini, mengatakan penggunakan computer sangatlah penting bagi para karyawan yang bergerak di perbankan.
Apalagi Bank Indonesia (BI) kini mewajibkan semua Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melaporkan Teknologi Sistem Informasi (TSI) yang dipakai.
Hal ini didasarkan pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No 27/164/KEP/DIR Tentang Penggunaan Sistem Teknologi oleh Bank tertanggal 31 Maret 1995.
“Pengetahuan tentang TSI sangat penting bagi BPR untuk mencegah kemungkinan timbulnya risiko karena pelaksanaan TSI,” katanya.
“Pengetahuan tentang TSI sangat penting bagi BPR untuk mencegah kemungkinan timbulnya risiko karena pelaksanaan TSI,” katanya.
Untuk itulah Langkah-langkah pengamanan perlu diupayakan dan manajemen bank juga harus bertanggungjawab untuk menetapkan kebijaksanaan pengawasan, pengamanan TSI dengan memperhatikan akurasi, kebenaran, ketepatan waktu, dan kerahasiaan informasi," jelas Kesi.
Lebih lanjut Wakil Indonesia di International Conference on Management Perspectif (ICMP) India beberapa waktu lalu ini, menandaskan penggunaan TSI merupakan salah satu sarana dan strategi yang biasa digunakan oleh bank-bank perkreditan rakyat. Yakni untuk meningkatkan daya saingnya dalam industri perbankan, serta untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional bank.
Dia juga menambahkan pemanfaatan TSI memiliki risiko yang tidak kecil. ''Risiko ini muncul akibat perencanaan yang kurang baik, karena proses pengembangan yang kurang cermat, atau bisa juga muncul pada waktu pengoperasian," ujarnya.
Untuk itu, katanya, pihak manajemen bank perlu mengimbangi kehadiran TSI dengan sistem kontrol dan pengamanan yang memadai. ''Sistem kontrol dan pengamanan yang ada, tentu dengan tetap menjaga kerahasiaan bank," tambah Kesi Wijayanti. (Agung)