Anggota Banggar
Nilai Penyerapan Dana APBD Rendah
INFOKU, BLORA-
Penyerapan anggaran APBD 2012 Blora hingga saat ini masih rendah. Hal itu
membuat Badan Anggaran (Banggar) DPRD gerah.
Salah seorang anggota Banggar, Seno
Margo Utomo, mengemukakan pihaknya akan memanggil tim percepatan pembangunan
daerah. Tak hanya itu, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) juga akan diajak
urun rembug.
"Penyerapan anggaran tidak bisa
dianggap remeh. Harus disikapi sehingga penyerapan anggaran lebih baik lagi,
karena hal itu terkait dengan pelaksanaan proyek-proyek pembangunan yang dananya
telah dianggarkan dalam APBD," ujar Seno Margo Utomo, Sabtu (16/6).
Berdasarkan data yang dia miliki,
Seno Margo Utomo, menyebut dari total belanja dalam APBD sebesar Rp 1 triliun
lebih, penyerapan anggarannya baru mencapai Rp 279 miliar (22,8 %). Dari jumlah
itu hanya Rp 5 miliar saja yang merupakan belanja pembangunan.
Sedangkan selebihnya adalah belanja
rutin seperti untuk pembayaran gaji pegawai dan operasional administrasi
pemerintahan.
"Semestinya pada bulan-bulan
ini penyerapan anggaran sudah cukup tinggi karena sudah pertengahan tahun. Tapi
mengapa masih rendah. Itu yang harus dijawab," tandas Seno.
Di tahun-tahun sebelumnya sejumlah
proyek pembangunan yang dananya telah dianggarkan dalam APBD ternyata tidak
bisa dilaksanakan dengan berbagai alasan. Seperti keterbatasan waktu maupun
sebab lainnya.
Akibatnya sisa lebih penggunaan
anggaran (silpa) Blora mencapai miliaran rupiah. Bahkan pada 2011 Silpa Blora
mencapai lebih dari Rp 100 miliar. DPRD berupaya menghapus anggapan proyek
tidak bisa dilakukan karena keterbatasan waktu yakni dengan lebih mempercepat
penetapan APBD.
Bupati Blora, Djoko Nugroho,
memastikan tak lama lagi proyek-proyek pembangunan sudah akan dimulai.
Hal itu seiring telah rampungnya
sebagian besar perencanaan proyek. Dia menyatakan pada bulan Juni-Juli, lelang
proyek sudah dimulai.
Asisten II Sekretariat Daerah
(Setda) Blora, Sudharmo, selaku ketua tim percepatan pembangunan mengemukakan
beberapa kali tim menggelar rapat untuk merealisasikan percepatan pembangunan
di Blora.
Menurutnya tim mendorong setiap SKPD
agar segera melaksanakan proyek-proyek yang dananya telah dianggarkan dalam
APBD.
(Endah/AM)
DPRD Desak
Agar Investor Lokal Diprioritaskan
INFOKU, BLORA-
Komisi B DPRD Blora mendesak Pemkab lebih memprioritaskan pengusaha lokal dalam
pengelolaan sumur minyak tua. Sebab hal itu dinyakini akan lebih memberikan
banyak manfaat bagi masyarakat Blora dibanding mendatang investor dari luar
daerah.
"Kami yakin banyak pengusaha
Blora yang mampu dan mau turut serta dalam pengelolaan sumur minyak tua,"
ujar Wakil Ketua Komisi B DPRD Blora, Legyono, Sabtu (9/6).
Menurutnya Komisi B telah melakukan
pembicaraan dengan PT Blora Patra Energi (BPE) selaku BUMD Pemkab yang mempunyai
kewenangan pengelolaan sumur minyak tua di Blora.
Pasalnya selama ini investor yang
digandeng PT BPE dalam pengelolaan sumur tua berasal dari luar Blora.
Menurut Legyono, banyak investor
dari luar maupun dari Blora yang mempunyai minat turut serta dalam pengelolaan
sumur tua.
Mereka pun siap mengucurkan dana
yang dimilikinya untuk memproduksi minyak dari sumur peninggalan Belanda
tersebut.
Hanya saja Legyono menekankan
pengusaha lokal Blora harus mendapat prioritas pertama dilibatkan dalam pengelolaan
sumur tua.
Sumur minyak tua yang ada di Blora
diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan. Saat ini yang telah
diupayakan dikelola baru sekitar 36 oleh PT BPE, 24 sumur oleh KUD Wargo Tani
Makmur Kecamatan Jiken dan 38 sumur oleh BUMD Jateng dan 282 sumur tua
yang pernah dikelola Koperasi Pertamina Kokapraya.
Direktur Utama (Dirut) PT BPE,
Christian Prasetya, sepakat dengan tuntutan dilibatkannya pengusaha lokal dalam
pengelolaan sumur tua. "Kami setuju dengan hal itu," tegasnya.
Dia mengungkapkan, selama ini
pihaknya menggunakan dua model pengelolaan sumur tua. Yakni dengan melibatkan
penambang lokal atau masyarakat desa di lokasi sumur tua. Selain itu juga
dengan menggandeng investor.
"Silakan pengusaha lokal Blora
turut serta. Tapi risikonya juga ditanggung sendiri. Karena tidak semua sumur
tua itu masih ada minyaknya," katanya.
(Endah/AM)
klik gambar>>> baca model TABLOID