Kamis, 30 Juni 2011

INFOKU 12 - PENDIDIKAN


SMPN1 BLORA RSBI di Tahun Pelajaran Baru 
Prestasi Akan Makin Melejit, Mengutamakan Sekolah Murah
INFOKU, BLORA-  Sudah menjadi tradisi bila SMPN I Blora selalu menjadi langganan juara pada setiap even pendidikan, setiap kali digelar di Blora.
Apalagi setelah SK Dirjen Pendidikan dasar Kementrian Pendidikan Nasional RI yang ditandangani Direktur Pembinaan SMP bernomor 1393/C3/TU/2011 pertanggal 13 Juni 2011 tentang penetapan RSBI, makan akan membuat sekolah ini akan makin melejit prestasinya.
Sehingga di tahun pelajaran baru ini, direncanakan sekolah ini akan membuka 9 kelas yang terdiri dari 4 kelas RSBI dan 5 kelas regular.
Seperti diketahui masyarakat, baru-baru ini SMPN 1 Blora tetap mengkokohkan prestasinya secara keseluruhan, pada urutan 1 di kabupaten Blora dan Ranking 67 di Jawa Tengah pada Ujian Nasional tahun ini.
Bila mengingat lebih dari 3.000 SMP di Jawa Tengah, urutan tersebut sudah merupakan prestasi yang cukup membanggakan, dibanding serkolah lain yang ada di Blora.
Kado para siswa pada sekolahnya di akhir tahun pelajaran 2010-2011 ternyata cukuplah banyak tak kurang 72 juara diraih SMP tertua di kabupaten Blora.
Menurut kepala Sekolah SMPN 1 Blora H Masrun saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan jumlah tersebut cukuplah membanggakan bila mengingat fasilitas yang ada disekolahnya kalah jauh dengan sekolah yang terlebih dahulu berstatus RSBI.
“Saya bangga dengan anak-anak didik kami, yang selalu berjuang secara maksimal dalam berbagai kejuaraan, sehingga dapat menghasilkan yang terbaik bagi sekolah kami,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan pada bulan ini pada lomba olimpiade saint yang diselenggarakan oleh Disdikpora, untuk mengambil wakil Blora pada kejuaraan tingkat propinsi, siswanya menyapu bersih juara pertama di 3 mapel.
“Ghifari Yukha juara I olimpiade saint Biologi, Julian Enggario juara pertama olimpiade Saint Matematika dan Yustian Adhinugroho juara pertama olimpiade Fisika, sehingga mereka berhak mewakili Blora di Tingkat Propinsi,” jelas Masrun.
Disamping itu SMPN 1 Blora ini pada UAN tahun pelajaran ini 10 siswanya mendapatkan nilai bulat 10 pada dua bidang mata pelajaran Matematika merupakan catatan istimewa di Blora.
Ditanya tentang persiapan ruang kelas untuk RSBI Masrun mengatakan secara phisik sudah siap sejak tahun kemarin.
“Walau kami baru ditetapkan sebagai RSBI tahun pelkajaran ini, namun persiapan fisik dan jajaran guru pendidik, telah kami siapkan sejak pengajuan sebagai RSBI pada 2 tahun lalu,” tambah Masrun.

Komite Sekolah Sukseskan Sekolah Murah dan Terjangkau
Ditempat terpisah ketua komite sekolah SMPN 1 Blora Didik Lukardono ketika ditemui mengatakan bahwa sekolahnya wajib memberi menerima murid dari keluarga miskin secara gratis.
“Komitmen kami wajib menerima siswa miskin walau status sekolah menjadi RSBI bahkan akan kami gratikna mereka,” kata Didik yang juga sekretaris BAPPEDA ini.
Dukungan yang nyata telah diberikan komite sekolah sejak 2 tahun lalu, yakni memembuat fasilitas kelas sesuai standart RSBI dan pembelajaran pokok bilingual yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Pelajaran yang menggunakan Bahasa Inggris menurut Didik Lukardono adalah Matematika, IPA, ICT (information communication technology) dan Bahasa Inggris itu sendiri.
“Sehingga pada 3 kelas unggulan ini yang terdiri 24 siswa per kelas sudah menggunakan laptop sendiri dan ditiap kelas sudah menggunakan LCD dalam proses pembelajaran,” jelasnya.
Didik juga berharap pada tahun ajaran baru ini dengan status RSBI nya, agar para siswa lebih giat belajar sehingga lebih mengkokohkan prestasinya sebagai sekolah terbaik di kabupaten Blora ini.
“Harapan kami yang utama adalah semakin mengkokohkan SMPN 1 Blora sebagai sekotah terbaik di kabupaten Blora,” tambah Didik Lukardono.

“Tetap yang Terbaik di Blora” dr Heri Prasetyo
Tidak bisa dipungkiri SMPN I Blora tetap yang terbaik di kabupaten Blora. Hal itu diungkapkan dr Heri Prasetyo saat dimintai tanggapannya duruang prakteknya.
Menurut Heri Prestyo bukti yang nyata telah ditunjukan 3 tahun terakhir secara berturut-turut SMP ini selalu mengkokohkan dirinya sebagai yang pertama secara umum.
“Walau ada sekolah yang berstatus diatasnya selama 3 tahun, namun prestasi akademi secara keseluruhan tetap yang terbaik di kabupaten Blora,” katanya.
Lanjut Heri, sebelumnya saya kurang optimis karena ada 2 sekolah di Blora yang berstatus RSBI akan menjatuhkan mental para siswa saat bersaing di tiap kejuaraan.
Namun terbukti dalam 3 tahun para siswa SMPN 1 Blora tetap dapat menghasilkan prestasi yang tertinggi, tanpa terbebani mental status sekolahnya dan saya acungi jempol buat para pengajar di sekolah ini,” tandas Heri Prasetyo.(Andi Novendra/Agung)

 Klik gambar ===> baca model TABLOID

INFOKU 12 - REDAKSI


Perlukah Re­vo­lu­si Li­bur Na­sio­nal  
Su­rat Ke­pu­tus­an Ber­sa­ma (SKB) Men­te­ri Aga­ma, Men­te­ri Te­na­ga Ker­ja dan Trans­mi­gra­si dan Men­te­ri Ne­ga­ra Pem­ber­da­ya­an Apa­ra­tur Ne­ga­ra dan Re­for­ma­si Bi­ro­kra­si No 03/M.PAN-RB/05/2011 ten­tang Pe­ne­tap­an Cu­ti Ber­sa­ma tang­gal 3 Ju­ni 2011, di­tang­ga­pi bera­gam oleh ma­sya­ra­kat.
Se­ba­gi­an ma­sya­ra­kat me­nyam­but­nya se­ba­gai ke­arif­an pe­me­rin­tah, se­ba­gi­an meng­ang­gap­nya se­ba­gai pem­bo­ros­an dan in­efi­si­en­si. Se­ba­gi­an yang lain me­man­dang­nya se­ba­gai cer­min­an si­kap ma­las apa­rat pe­nye­leng­ga­ra pe­me­rin­tah. Si­kap se­ru­pa te­lah di­tun­juk­kan pe­me­rin­tah de­ngan ke­pu­tus­an se­ko­nyong-ko­nyong me­ne­tap­kan cu­ti ber­sa­ma 16 Mei 2011.
Ka­sus ke­dua ini meng­un­dang re­ak­si yang le­bih bera­gam, ka­re­na ba­nyak pemerin­tah dae­rah yang ti­dak sem­pat meng­in­for­ma­si­kan ke­pa­da sa­tu­an pe­rang­kat ker­ja dae­rah (SKPD), se­hing­ga ada in­stan­si yang me­li­bur­kan pe­ga­wai­nya ada pu­la yang ti­dak. Re­ak­si pa­ling ke­ras jus­tru da­tang da­ri pi­hak swas­ta.
Sek­tor ja­sa, sek­tor usa­ha per­da­gang­an, sek­tor non­for­mal de­ngan se­ga­la macam usa­ha dan se­ba­gai­nya ter­pe­ra­ngah de­ngan ke­pu­tus­an pe­me­rin­tah ter­se­but.
Me­re­ka yang su­dah te­lan­jur mem­bu­at pe­ren­ca­na­an, ag­re­e­ment dan se­je­nis­nya se­ga­la se­sua­tu te­lah di­per­si­ap­kan de­ngan ma­tang ha­rus di­ba­tal­kan.
Me­re­ka bu­kan sa­ja me­nang­gung ke­ru­gi­an fi­nan­si­al yang sa­ngat be­sar, te­ta­pi ju­ga ke­per­ca­ya­an da­ri mit­ra usa­ha.
Ke­bi­jak­an pe­me­rin­tah ter­se­but per­lu di­ka­ji ulang. Ini­sia­tif me­ne­tap­kan cu­ti bersa­ma pa­da ha­ri-ha­ri ke­je­pit tam­pak sa­ngat di­pak­sakan.
Ka­lau pe­me­rin­tah me­mi­liki prog­ram ker­ja dan pe­ren­ca­na­an yang ba­ik, mes­ti­nya peng­atur­an ha­ri li­bur dan cu­ti ber­sa­ma di­te­tap­kan se­jak awal ta­hun, se­hing­ga ti­dak mem­be­ri­kan ke­san pe­lak­sa­na ne­ga­ra dan apa­ra­tur pe­me­rin­tah be­tul-be­tul di­pi­lih ka­re­na ke­ah­li­an­nya.
Meng­apa mes­ti ter­ke­san men­da­dak dan de­ngan alas­an yang bo­doh ke­ti­ka mene­tap­kan ha­ri li­bur dan/atau cu­ti ber­sa­ma? Di ne­ge­ri ini ma­sih ba­nyak in­stan­si peme­rin­tah mau­pun swas­ta yang me­ne­rap­kan enam ha­ri ker­ja, se­hing­ga me­re­ka tidak da­pat me­nik­ma­ti li­bur pan­jang atas ”bu­di ba­ik” pe­me­rin­tah ter­se­but di atas. Da­lam hal ini jus­tru di­mung­kin­kan mem­be­ri­kan pe­lu­ang orang-orang pe­ma­las me­man­fa­at­kan­nya se­ba­gai ”Ha­ri Mang­kir Na­sio­nal”.
Kon­sep cu­ti ber­sa­ma pa­da ha­ri ke­je­pit itu se­be­nar­nya ter­in­spi­ra­si anak se­ko­lah (pe­la­jar dan ma­ha­sis­wa) tem­po doe­loe yang ting­gal di ru­mah in­de­kos dan/atau komu­ni­tas ko­mu­ter yang me­mi­liki si­kap ma­las.
Ke­ti­ka itu sa­ra­na trans­por­ta­si ma­sih ter­go­long ma­hal dan fre­kuen­si­nya ja­rang, se­hing­ga me­re­ka ter­do­rong me­man­fa­at­kan pe­lu­ang ha­ri ke­je­pit un­tuk mang­kir se­ko­lah, ku­li­ah, atau ker­ja.
Me­re­ka meng­ingin­kan efi­si­en­si bia­ya per­ja­lan­an dan bia­ya hi­dup pa­da ha­ri ke­je­pit ter­se­but, di sam­ping ke­i­ngin­an ber­li­bur le­bih pan­jang dan ber­kum­pul de­ngan ang­go­ta ke­lu­ar­ga le­bih la­ma. Ka­lau si­kap se­per­ti itu ke­mu­di­an di­te­rap­kan pa­da sistem pe­me­rin­tah­an itu pe­la­yan pub­lik ma­ka pub­lik yang di­ru­gi­kan.
Hal ter­se­but se­ka­li­gus meng­gam­bar­kan ada pe­ja­bat-pe­ja­bat pub­lik yang ma­sih ken­tal de­ngan ke­bia­sa­an bu­ruk se­ba­gai­ma­na ke­ti­ka ber­sta­tus anak se­ko­la­han. Men­te­ri Ko­or­di­na­tor Ke­se­jah­te­ra­an rak­yat (Men­ko­kes­ra), Agung Lak­so­no, berkomen­tar de­ngan cu­ti ber­sa­ma dan li­bur pan­jang, pe­ga­wai/pe­ker­ja da­pat mengisi ha­ri-ha­ri li­bur­nya de­ngan ke­gi­at­an-ke­gi­at­an ber­sa­ma ke­lu­ar­ga, da­pat meng­ge­liat­kan sek­tor swas­ta dan me­ning­kat­kan pa­ri­wi­sa­ta.
Ang­gap­an itu meng­gam­bar­kan be­ta­pa ti­dak pa­ham­nya pe­ja­bat ting­gi ter­ha­dap ke­hi­dup­an ma­sya­ra­kat di ba­wah­nya. Ja­ngan­lah me­ngi­ra de­ngan li­bur pan­jang ma­sya­ra­kat da­pat mem­be­lan­ja­kan uang di tem­pat re­kre­a­si ber­sa­ma ke­lu­ar­ga atau shop­ping di mal dan su­per­mar­ket. Ba­nyak di an­ta­ra pe­ga­wai/pe­ker­ja peng­ha­sil­anya be­lum men­ca­pai ga­ris mi­ni­mal un­tuk men­cu­kupi ke­bu­tuh­an hi­dup. Bah­kan dimungkin­kan ka­re­na in­stan­si/per­usa­ha­an tem­pat be­ker­ja me­li­bur­kan pe­ga­wai­nya, pe­ga­wai yang di­ga­ji ha­ri­an jus­tru ke­hi­lang­an da­ya hi­dup pa­da ha­ri-ha­ri itu.
Cu­ti ber­sa­ma
Ha­ri li­bur per­ma­nen yang di­te­rap­kan pe­me­rin­tah se­la­ma ini pa­ling ti­dak se­jak ma­sa ke­pre­si­den­an Gus Dur se­ba­nyak 14 ha­ri. Apa­bi­la di­tam­bah hak cu­ti pe­ga­wai pe­me­rin­tah dan/atau swas­ta 12 ha­ri ker­ja se­tiap ta­hun, ma­ka jum­lah ha­ri be­bas be­ker­ja ada­lah 26 ha­ri.
Ini se­ta­ra de­ngan sa­tu bu­lan ker­ja un­tuk in­stan­si yang mem­ber­la­ku­kan enam ha­ri ker­ja dan sa­tu bu­lan sa­tu pe­kan bu­lan un­tuk in­stan­si yang mem­ber­la­ku­kan lima ha­ri ker­ja (de­ngan asum­si sa­tu bu­lan  22 ha­ri ker­ja).
Ka­lau di­cer­ma­ti, pa­da ha­ri li­bur na­sio­nal ke­aga­ma­an yang meng­ako­mo­da­si umat Is­lam, se­per­ti Ha­ri Mau­lud Na­bi Mu­ham­mad SAW (sa­tu ha­ri), ha­ri Is­ra’ Mi’raj (sa­tu ha­ri) dan Ta­hun Ba­ru Mu­ha­ram (sa­tu ha­ri), ka­um mus­lim ti­dak me­la­ku­kan ritu­al khu­sus pa­da ha­ri-ha­ri ter­se­but.
Se­an­dai­nya umat Is­lam te­tap ber­ak­ti­vi­tas seper­ti ha­ri-ha­ri bi­sa, memurut penulis yang juga beragama Islam, ti­dak me­ru­gi­kan ka­re­na ti­dak ada ri­tu­al khu­sus pa­da siang ha­ri ter­se­but.
Ha­ri li­bur ter­se­but per­lu di­pi­kir­kan ulang un­tuk di­ja­di­kan ha­ri ker­ja nasional. Ber­be­da hal­nya de­ngan ha­ri Idul Fitri (dua ha­ri) dan ha­ri Idul Ad­ha (sa­tu hari), di ma­na umat Is­lam me­nye­leng­ga­ra­kan ri­tu­al khu­sus pa­da pa­gi ha­ri. Ke­dua ha­ri ra­ya itu me­mang ha­rus di­te­tap­kan se­ba­gai ha­ri li­bur na­sio­nal.
Se­dang­kan ha­ri yang ber­te­pa­tan de­ngan Ta­hun Ba­ru Ma­se­hi dan ha­ri per­ingat­an Prok­la­ma­si Ke­mer­de­ka­an Ne­ga­ra Re­pu­lik In­do­ne­sia (ma­sing-ma­sing sa­tu ha­ri) di­ang­gap se­ba­gai ha­ri be­sar ber­sa­ma bang­sa In­do­ne­sia, dan di­te­tap­kan se­ba­gai ha­ri li­bur na­sio­nal. Bang­sa-bang­sa lain pun meng­ang­gap ke­dua ha­ri itu se­ba­gai ha­ri ra­ya.
Ga­gas­an ini ti­dak per­lu di­si­ka­pi de­ngan ber­pi­kir dis­kri­mi­na­tif dan ti­dak pu­la dipan­dang se­ba­gai pe­mi­cu si­kap ra­sia­lis. Jus­tru de­ngan peng­ubah­an peng­atur­an dan pe­ne­tap­an ha­ri li­bur ini men­ja­di­kan ”ke­se­im­bang­an” ako­mo­da­si li­bur na­sio­nal yang ber­si­fat ke­aga­ma­an, ter­uta­ma peng­anut dua aga­ma ter­be­sar di ne­ge­ri ini.
Tam­pak­nya ga­gas­an ini te­ra­sa menga­da-ada dan ter­ke­san ngo­wah-owa­hi adat, nga­ya­wa­ra, ne­ka-ne­ka dan se­ba­gai­nya. Te­ta­pi, ka­lau pe­me­rin­tah mau me­ning­katkan kua­li­tas dan kuan­ti­tas pe­la­yan­an pub­lik, me­ning­kat­kan efi­si­en­si, pro­duk­ti­vi­tas, pen­da­pat­an per­ka­pi­ta dan pen­da­pat­an ne­ga­ra, per­lu di­ada­kan per­ubah­an da­lam me­na­ta dan meng­atur sis­tem ha­ri ker­ja.
Bi­la per­lu jum­lah jam ker­ja yang se­la­ma ini di­be­ban­kan ke­pa­da pe­ga­wai pe­layan­an pub­lik di­tam­bah, se­hing­ga ti­dak ada pe­num­puk­an pe­ker­ja­an se­per­ti yang ter­ja­di di lem­ba­ga-lem­ba­ga yu­di­ka­tif.
Ka­lau hal ini da­pat di­la­ku­kan, ti­dak ada pe­nun­da­an hak pub­lik un­tuk men­da­pat la­yan­an. Ar­ti­nya be­tul-be­tul pe­me­rin­tah itu pe­la­yan rak­yat, ab­di ma­sya­ra­kat. Ti­dak ber­hen­ti pa­da slo­gan se­ma­ta.
Meng­apa ha­rus re­vo­lu­si? Ja­wab­an­nya ka­re­na se­mua per­ubah­an da­ri se­sua­tu yang di­ang­gap ma­pan, pas­ti ada fak­tor pen­du­kung dan peng­ham­bat.
 (Penulis: Drs. Ec.Agung Budi Rustanto – Pimpinan Redaksi tabloid INFOKU)
klik gambar ====>baca model TABLOID

Rabu, 29 Juni 2011

INFOKU 12 - CEPU RAYA


  Prihatin Peristiwa Darwanto
INFOKU, CEPU - Baru-baru ini tersiar kabar tentang peristiwa penggrebekan salah seorang pejabat Disdiknas Blora di Perumnas Blora. Darwanto, yang saat itu sedang bertandang di rumah stafnya mungkin sedang sial karena malam itu,


     Rabu (25/5) didatangi warga dan dituduh berselingkuh. Hal ini ternyata mendapat berbagai reaksi dari masyarakat Cepu,karena sebelum dinas di Blora, pria setengah baya itu bertahun-tahun berdinas di Kota Minyak.


     Salah seorang warga Cepu yang pernah satu institusi dengan Darwanto, Sintong JK mengaku kaget mendengar kabar penggrebekan mantan kepala sekolahnya itu.


     “Saya kaget dan setengah tidak percaya atas berita yang saya terima lewat sms malam itu, mbak, “ katanya saat bertemu Infoku.


     Menurut pengamatannya selama ini Darwanto baik-baik saja. Karir yang dirintisnyapun lancar dan dalam masyarakat dia cukup disegani, karena itu berita yang juga ditayangkan di eberapa suratkabar itu mengagetkan.


     Sintong yang beberapa waktu lalu juga pernah diberitakan negatif sehubungan dengan wanita namun ternyata itu hanya fitnah, merasa prihatin terhadap naas yang menimpa sejawatnya itu. “Memang tidak enak diberitakan miring, apalagi jika hal itu tak terbukti,” ujarnya.


     Jika memang berita tidak terbukti kebenarannya maka bisa dikategorikan fitnah, namun jika memang hal itu benar maka kewenangan berikutnya tergantung pada dinas. Masyarakat sendiri seharusnya lebih cerdas dalam menanggapi hal semacam ini, harus bisa membedakan mana yang berita sesungguhnya atau yang hanya fitnah.


     “Sebagai orang yang sama-sama bekerjadi lingkungan pendidikan, hal ini selanjutnya menunggu tindakan dari dinas saja, “ tambahnya. Dinas tentu mempunyai kebijakan tertentu perihal peristiwa yang menimpa Darwanto, tidak mungkin dinas hanya berdiam diri. (Agustina)



Pendidikan Dimata Camat Cepu

INFOKU, CEPU Camat Cepu, Purwadi Setiono, termasuk salah seorang yang sangat memperhatikan pendidikan diwilayahnya. Perkembangan perilaku para pelajar yang akhir-akhir ini cenderung kurang mengikuti tata karma sangat memprihatinkan bagi pria yang murah senyum ini.

            Ditemui Infoku beberapa waktu yang  lalu dikantornya, secara blak-blakan mantan Camat Sambong ini mengatakan para generasi muda saat ini kurang menerapkan budi pekerti yang luhur.

            “Budi pekerti seperti unggah-ungguh (tata krama), etika, sopan-santun, hormat kepada orang yang lebih tua, guru, saat ini sangat memprihatinkan. Mungkin karena penerapan nilai Pancasila mulai pudar sehingga hal yang sebenarnya penting ini dianggap sepele oleh para generasi muda.  Selain terpengaruh era kebebasan dan modernisasi, perkembangan ilmu dan teknologi turut menyumbang pada pudarnya budi pekerti, terutama bagi generasi muda yang kurang mendapat bimbingan dan perhatian orang tua.

            “Saat ini pemahaman khasanah budaya juga minim, karena itu peran guru, orang tua dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendampingi para generasi muda sehingga tidak semakin parah keadaannya. Rasa memiliki budaya juga harus ditanamkan sebagai proses pembelajaran apalagi perjuangan bagi generasi muda masih jauh,” ujarnya

            Secara akademik generasi muda nilai yang dicapai para pelajar saat ini memang bagus bahkan prestasinya lebih baik daripada generasi sebelumnya. Hal ini tak lepas dari peranan guru dan kerjasama yang baik antara siswa, guru dan komite sekolah. Namun yang masih kurang pendidikan budi pekerti karena budi pekert akan mempengaruhi perilakunya di masyarakat baik saat ini maupun ke depan.

            “Salah satu solusi yang bisa diambil adalah kembali kepada Pancasila dan UUD 45 sebagai kharakter building yang akan menyelamatkan generasi muda kita,” kata Purwadi diakhir perbincangan dengan Infoku. (Agustina)

 

Konsolidasi Ranting PDIP
INFOKU, CEPU- Silahkan pada kader ataupun structural dibawah PAC PDI P Cepu untuk menyampaikan gagasan, ide, usulan ataupun permasalahan yang ada di wilayahnya kepada kami, semua usulan akan kami sampaikan kepada stuktur diatas. Jika ada pertanyaan sehubungan dengan partai atau permasalahan yang ada akan kami jawab dan mari bersama-sama kita pecahkan, kata Irma Isdiana, SE, anggota DPRD Blora yang menjadi pengampu atau korwil di Kecamatan Cepu dan Sambong, Minggu (22/5)
            Pada kesempatan itu anggota Komisi B ini mempertemukan seluruh Ketua Ranting PDI P sekecamatan Cepu dengan pengurus PAC yang baru dilantik Januari lalu,  sekaligus beramah tamah dengan pengampu wilayah ini yang kebetulan dirinya sendiri. Acara silaturahni sekaligus konsolidasi ini rencananya akan diadakan secara berkesinambungan, sehingga tetap terjalin komunikasi antara wakil rakyat dan konstituennya.
            Acara yang dikemas dengan cara dialog ini memberi kesempatan kepada para ketua ranting untuk menyampaikan permasalahan yang terjadi di wilayah masing-masing. Jumlah ranting di Cepu sebanyak 17 ranting sehingga dibuka lima sesi dialog agar seluruh peserta mendapat kesempatan untuk menyampaikan permasalahannya. Berbagai hal yang terjadi menyangkut pertanian, kesehatan, polusi dan lain-lain. Kebetulan wilayah ranting mayoritas berada di daerah selatan Cepu yang kebanyakan petani sehingga pertanyaan berkisar masalah pertanian mendominasi.
            Salah seorang ketua ranting dari desa Gadon, Joni (42) mengeluhkan keadaan harga gabah yang turun saat panen namun malah pemerintah mengimpor beras. “Tolong disampaikan kepada pemerintah Mbak, petani sudah terpuruk karena hasil panen jelek, harga gabah turun tetapi kok pemerintah malah mengimpor beras. Apakah hal ini tidak memperparah keadaan ?” katanya.
            Masalah kesehatan gratis yang dicanangkan pemerintah juga menjadi pertanyaan, selain itu masalah polusi air dan udara disekitar peternakan ayam di wilayah Mulyorejo yang melebar hingga desa Kentong dan Cabean juga sangat mengganggu masyarakat di wilayah itu.
            Menanggapi semua permasalahan yang terjadi diwilayah ampuannya, Irma berjanji akan menyampaikan permasalahan yangterjadi kepada pihak yang berwenang menangani masalah itu. “Jika bisa kita selesaikan akan kita selesaikan tetapi bila tidak akan kita teruskan kepada yang lebih berwenang,” jawabnya.
            Sebagai orang yang terpilih mewakili masyarakat di wilayahnya Irma mengaku akan berusaha sekuat tenaga memperjuangkan mereka. “Insya Allah niat yang tulus akan mendapat kemudahan,” ujarnya kalem. (Agustina)
 klik gambar===> baca model TABLOID

INFOKU 12 - ANEKA & RAMALAN BINTANG


Heri Sulistiyono (Tokoh Masyarakat)
Fokuskan kemajuan Pendidikan di Blora

BLORA, INFOKU- Periodisasi kepala sekolah ternyata juga mengundang reaksi tokoh masyarakat. Heri Sulistiyono tokoh masyarakat di Blora kota ketika ditemui Infoku mengatkan mengatakan agar kepala sekolah yang nantinya dikembalikan sebagai guru hendaknya legowo dan iklas.
“Kalau Peraturan hukum memang sudah menetapkan itu, mereka harusnya legowo dan iklan. Fokuskanlah keahlian mendidiknya demi kemajuan pendidikan di Blora,” katanya.
Menurut Heri yang juga ketua Forpkob (Forum Penggemar Kopi Blora) yang anggotanya ratusan orang ini, Keberhasilan pelaksanaan periodisasi masa jabatan kepala sekolah sangat tergantung pada akuntabilitas penilaian kinerja kepala sekolah.
“Penilaian yang berbau KKN tidak akan memberikan perubahan yang berarti bagi peningkatan mutu pendidikan,” jelasnya.
Penilaian harus dilakukan secara objektif, transfaran dan melibatkan guru sekolah yang kepala sekolahnya dinilai. Keterlibatan guru dalam penilaian kinerja kepala sekolah mutlak karena gurulah yang paling tahu kenerja kepala sekolah sehari-harinya.
Dengan demikian objektifitas penilaian akan terjaga karena penilaian tidak hanya bersifat administratif dari atasan saja, tetap penilaian dilakukan secara autentik, sehingga subjektifitas penilaian seperti kedekatan dengan atasan dapat dihindari.
Penilaian yang transfaran dan objektif dengan melibatkan guru akan memaksa kepala sekolah memaksimalkan kinerjanya dan akan mendorong peningkatan kinerja sekolah, sehingga prestasi sekolah dan mutu pendidikan di Blora akan meningkat,” tandasnya.(Agung)
 klik gambar ===> baca model TABLOID

INFOKU 12 - NASIONAL


Produksi Minyak Blok Cepu Lampaui Target

INFOKU, JAKARTA-Blok Cepu menunjukkan kinerja menggembirakan. Hingga akhir Mei 2011, produksi minyak Cepu berhasil melampaui target yang ditetapkan.
Presiden Direktur Mobil Cepu Ltd Terry S. McPhail menyatakan, sepanjang Januari-Mei 2011, produksi minyak Cepu mencapai 21.300 barel perhari. "Realisasi itu melebihi atas target 20 ribu barel per hari," ujarnya saat rapat dengan Komisi VH DPR. Realisasi tahun ini juga me-lebihi produksi tahun lalu yang sebesar 18.800 barel per hari.
Menurut McPhail, peningkatan produksi minyak Cepu ditunjang membaiknya kinerja pembeli minyak. "Tahun depan target produksi masih sama dengan target 2011. Itu sesuai dengan kapasitas fasilitas produksi," katanya.
Saat ini,kapasitas fasilitas produksi .iwai alaujgrfy production facility l lKimilMngKiii0nhi) barel per hari. Fasilitas teiscbut k-rdiri ataskilang Mudi sebesar 14.000 barel per hari dan kilang milik PT Tri Wahana Universal (TWU) dengan kapasitas 6 ribu barel per hari.
Sebelumnya, Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo menerangkan, salah satu penyebab sulitnya menggenjot produksi minyak Cepu adalah kapasitas kilang TWU yang masih kecil. Akibatnya, TWU tidak bisa menyerap lebih banyak minyak hasil produksi Blok Cepu.
"Dengan terbatasnya fasilitas pro-duksi. Blok Cepu belum bisa diandalkan (untuk meningkatkan produksi minyak nasional). Saat ini, produksinya masih sekitar 20 ribu barel per hari dan maksimal hanya 22 ribu barel per hari," paparnya.
Anggota Komisi VTI DPR Satya W. Yudha menuturkan. Kementerian ESDM dan BP Migas harus mengambil langkah strategis agar produksi minyak Cepu bisa segera naik. "Kalau memang TWU tidak bisa menyerap lebih banyak mi-nyak, BP Migas harus mencari pembeli lain," katanya.
Menurut Satya, sebagai lapangan migas yang masih muda dan berada dalam tahap pengembangan. Blok Cepu kini menjadi satu-satunya harapan bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi minyak. "Kalau mengharapkan peningkatan produksi dari lapangan-lapangan tua, sangat sulit. Jadi, pemerintah harus bergerak cepat agar produksi Cepu bisa segera ditingkatkan," terangnya. (Ist)

Jumat, 24 Juni 2011

INFOKU edisi 12 - SEMARANG & GROBOGAN


2 Ratu Miras Palsu dan Upal Diringkus
INFOKU, SEMARANG-  Jajaran Polrestabes Semarang meringkus dua perempuan pengedar uang palsu (upal). Dari para tersangka, polisi menyita barang bukti upal senilai Rp 413,450 juta.
Dua tersangka itu masing-masing Solichatin, 56, warga Margosari, Sawahbesar, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang dan Tri Nuryati, 42, penduduk Bergas Kidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Semarang, AKBP Augustinus Pangaribuan, menyatakan penangkapan terhadap dua tersangka berdasarkan informasi dari masyarakat.
“Dari hasil penyelidikan kemudian menangkap dua tersangka yakni Solichatin dan Tri Nuryati di rumahnya masing-masing pada Kamis (16/6) lalu,” kata Augustinus pada gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Jumat (17/6).
Polisi yang melakukan penggeledahan di rumah para tersangka menemukan barang bukti upal senilai Rp 413,450 juta. Perinciannya yakni 14 lembaran pecahan Rp 100.000 yang belum digunting.
Pecahan uang kertas Rp 100.000 sebanyak 385 lembar, pecahan uang kertas Rp 50.000 sebanyak 97 lembar, lalu pecahan uang kertas Rp 20.000 sebanyak 900 lembar.
“Kami masih mengembangkan penyelidikan terhadap dua tersangka, yang kemungkinan kuat menjadi bagian dari sindikat peredaran upal di Semarang khususnya dan wilayah Jateng pada umumnya,” sambung Augustinus.
Keuntungan berlipat
Dia menambahkan tersangka dijerat Pasal 245 KUHP, dengan ancaman hukuman penjara selama-lamanya 15 tahun. Kasatseskrim lebih lanjut menjelaskan kronologi pengungkapan kasus upal yang bermula dari adanya laporan masyarakat kepada petugas Polrestabes.
Warga menginformasikan di rumah Solichatin di Sawahbesar ada peredaran uang yang diduga palsu. Menindaklanjuti laporan warga, sejumlah petugas reskrim pun melakukan penyelidikan di lapangan dan menemukan bukti adanya peredaran upal di rumah Solichatin.
Kepada petugas, perempuan itu mengaku mendapatkan upal dari rekannya, Tri Nuryati, warga Bergas Kidul. Polisi berikutnya meringkus Tri Nuryati di rumahnya. “Tri Nuryati saat dimintai keterangan mengaku memperoleh upal dari Anna dan Yustinus di Surabaya. Kami masih kembangkan penyelidikan kasus ini,” ujar Augustinus.
Tri Nuryati kepada petugas penyidik Polrestabes mengaku dirinya mengedarkan upal karena mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Pasalnya, dari setiap Rp 1 juta uang asli ia mendapatkan pengganti Rp 6 juta upal. “Saya lantas menjual lagi ke Solichatin Rp 4 juta upal dengan uang asli Rp 1 juta,” tambahnya.(Tanti)


Pencanangan BBGRM ke 8 dan Peringatan HKG PKK Kabupaten Grobogan ke 39
INFOKU, GROBOGAN- Acara Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) VIII Dan Peringatan Hari Kesatuan gerak (HKG) – PKK Ke 39 Tahun 2011 ini dipusatkan di Desa Sambungbangi Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan awal bulan Juni 2011.
Pencanangan BBGRM VIII dan Peringatan HKG – PKK ke 39 merupakan salah satu momentum untuk memecahkan permasalahan dengan memberdayakan masyarakat. Yakni dalam rangka membangun bersama antara pemerintah, masyarakat dan para Pemangku Kepentingan dengan mengedepankan semangat gotong – royong dalam rangka menuju terciptanya kemandirian bangsa yang sejahtera baik lahir maupun batin yang dilandasi dengan iman dan taqwa.
Sejalan dengan hal tersebut, maka Tema BBGRM VII dan Peringatan HKG – PKK ke 39 adalah “Dengan Semangat Kesatuan Gerak PKK dan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat, Kita Perkuat Sinergitas, Partisipasi dan Keberdayaan Masyarakat Menuju Bangsa yang Mandiri dan Sejahtera,” Kata Ny Bambang P ketua TPPKK Kabupaten Grobogan.
Dia juga mengatakan, BBGRM merupakan gerakan nasional yang sangat tepat dan strategis dalam upaya pelestarian nilai-nilai kegotongroyongan dan kesetiakawanan sosial untuk memperkuat sigergitas, partisipasi dan keberdayaan masyarakat menuju bangsa mandiri dan sejahtera.
Gagasan untuk lebih menggelorakan semangat gotong-royong dan keswadayaan masyarakat,” tegasnya.
Disamping itu juga dalam pembangunan didasari dengan pertimbangan diantaranya untuk meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat, dalam pembangunan berlandaskan semangat gotong royong dan swadaya, serta meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu membangun diri dan lingkungannya secara mandiri.(Budi)
 


PNS ndablek Bakal Dapat Teguran Keras
INFOKU, GROBOGAN-   Pemkab Grobogan memberikan teguran keras secara tertulis kepada sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) yang diketahui tidak disiplin alias ndablek, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No 53/2010 tentang Disiplin Pegawai.
“Saya ingatkan lagi, seluruh jajaran PNS di lingkungan Pemkab Grobogan hendaknya memahami betul PP No 53/2010. Sehingga mengetahui kewajiban, larangan dan hukuman disiplin yang akan dijatuhkan kepada PNS yang terbukti melakukan pelanggaran,” tegas Bupati Grobogan, Bambang Pudjiono, dalam upacara dan penyerahan penghargaan Satya Lencana Karya Satya kepada 194 PNS di halaman Setda setempat, Jumat (17/6).
Bupati juga meminta seluruh PNS sebagai abdi negara dan masyarakat harus melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Baik yang menyangkut pelayanan kepada masyarakat maupun peningkatan kegiatan pemerintahan dan pembangunan.
Mengenai teguran kepada PNS yang ndablek karena sering mangkir kerja, Wakil Bupati (Wabup) Icek Baskoro SH menambahkan itu merupakan bentuk penegakan dari disiplin pegawai di lingkungan Pemkab Grobogan.
Wabup juga mengatakan Pemkab tidak akan main-main dalam memberikan sanksi tegas kepada PNS yang terbukti mangkir kerja. Mengingat PP No 53/2010 memperhitungkan secara kumulatif jumlah hari PNS yang bolos kerja.
Pada Jumat itu, Bupati menyerahkan penghargaan kepada para PNS maupun yang sudah pensiun namun telah mengabdi selama puluhan tahun. Satya Lancana Karya Satya diberikan kepada 30 orang yang telah mengabdi selama 10 tahun. Sedangkan yang telah mengabdi selama 20 tahun ada 143 orang, dan 21 orang telah mengabdi selama 30 tahun. (Budi)



Ratusan Perangkat Desa siap Geruduk Jakarta
INFOKU, GROBOGAN-   Sekitar 500 kepala desa (Kades) dan perangkat desa (Perdes) dari 273 desa yang tersebar di 19 kecamatan di Kabupaten Grobogan, siap melakukan aksi ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di Jakarta. Mereka bakal mendatangi Ibukota dengan menumpang enam bus, sepuluh mobil pribadi dan kereta api, Minggu (19/6).
“Di Jakarta, kami akan bergabung dengan kades serta perdes yang tergabung dalam Parade Nusantara untuk melakukan aksi di Kantor Mendagri, Senin (20/6), menuntut perubahan pada rancangan undang-undang tentang desa dan pembangunan desa,” terang Ketua Paguyuban Perangkat Desa Demang Manunggal Kabupaten Grobogan, Hadi Suwignyo, seusai rapat dengan perwakilan kades dan perdes di Rumah Makan Noroyono, Purwodadi, Jumat (17/6).
Menurut Hadi, ada beberapa tuntutan yang akan disampaikan ke Mendagri terkait dengan rancangan UU tentang desa. Di antaranya, usia maksimal kades 60 tahun dan tidak ada batasan berapa kali menjabat. “Saat ini kan dibatasi dua kali masa jabatan, kami akan tuntut sepanjang belum berusia 60 tahun bebas mencalonkan kembali jadi kepala desa. Selain itu, masa jabatan kades yang saat ini enam tahun, harus diubah jadi delapan tahun,” tegasnya.
Kemudian, lanjut Hadi, para kades dan perdes juga akan menuntut agar usia pensiun perangkat desa yang hanya 60 tahun, diubah menjadi 65 tahun. “Kami juga akan menuntut dana block grant untuk desa nilainya 10 persen dari APBN, atau minimal lima persen dari APBN. Kami akan minta dukungan dari eksekutif maupun legislatif.” (Budi)

Tol Semarang-Solo I tunggu Uji Kelayakan
INFOKU, SEMARANG-   Gubernur Jateng Bibit Waluyo menyatakan operasional jalan tol Semarang-Solo seksi I yakni jalur Semarang-Ungaran, masih menunggu hasil uji kelayakan yang dilakukan tim Bina Marga pusat.
“Tim Bina Marga pusat pada Kamis (16/6) lalu sudah mengecek ke lapangan dan melakukan uji coba kelayakan,” kata Gubernur kepada wartawan di Semarang, Jumat (17/6).
Uji kelayakan, lanjut Bibit dilakukan setelah pekerjaan perbaikan jalan tol Semarang-Ungaran yang ambles dan retak pada km 5.500 sampai km 5.700 di wilayah Susukan, Ungaran, Kabupaten Semarang rampung.
Mengenai hasilnya, ia mengaku belum dapat laporan dari Dinas Bina Marga Jateng yang ikut mendampingi tim dari pusat. Orang nomor satu di Pemprov Jateng itu berharap laporan hasil uji kelayakan jalan tol seksi I Semarang-Ungaran segera turun, sehingga bisa segera dioperasionalkan.
“Jadi, saat ini saya belum tahu apakah hasilnya layak atau tidak layak, karena masalah itu berada di tim pusat.”
Dengan belum turunnya hasil uji kelayakan, Gubernur mengaku belum bisa memastikan apakah jalan tol seksi I Semarang-Solo bisa dilalui kendaraan pada arus mudik dan balik Lebaran 2011.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Sasmito, mendesak jalan tol seksi I Semarang-Ungaran harus sudah bisa dioperasionalkan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2011.
Menurut Sasmito, hal itu bisa mengurai kemacetan arus lalu lintas kendaraan di jalur utama Semarang-Solo-Jogja yang semakin parah, terutama pada hari libur. (Joko)
 Klik gambar===>baca model TABLOID